Laporan Wartawan Tribun Manado Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLTIM-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim)
melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi tambang pasir besi PT Meytha Perkasa Utama (MPU) di Desa Paret, pada Senin (7/1).
Sidak
dilakukan oleh Asisten I Pemkab Boltim, Amir Musa, Asisten II Denny
Mangala, Asisten III Jainudin Mokoginta, dan pimpinan Satuan Kerja
terkait.
Dalam sidak tersebut tim menemukan fakta pihak MPU tidak
menjalankan keputusan Bupati Boltim terkait penjabutan sementara ijin
tambang dan pemulihan lokasi tambang tersebut.
Bahkan rombongan
pemkab dibuat terkejut ketika melihat perusahaan tersebut masih
melakukan operasi dengan masih adanya timbunan atau gundukan pasir besi
di sepanjang pesisir. Nampak pula kapal perusahaan yang mempekerjakan
kurang lebih 19 tenaga asing (WNA China) ini masih berada di
tengah-tengah hutan magrove yang justru telah rusak akibat penyedotan
biji besi.
Padahal lokasi tersebut adalah kawasan lindung magrove
bukan merupakan areal yang tertera dalam ijin perusahaan seperti yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
"Ini sudah menyalahi aturan, ijin
penyedotan ada di dua puluh meter dari pesisir ke arah laut, namun
nyatanya perusahaan menyedot di kawasan lindung hutan magrove,"ujar
Kadis Kehutanan, Muhammad Yahya kepada pihak perusahaan yang menerima
kedatangan rombongan Pemkab.
"Kami minta agar kapal yang ada di
sekitar lokasi untuk disingkirkan. Dan perusahaan harus menindak lanjuti
apa yang menjadi anjuran pemerintah (pembuatan tanggul). Ini untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pemerintah tidak ada maksud
lain. Pemerintah hanya mencegah agar tidak terjadi konflik di tengah
masyarakat." timpal Asisten I, Amin Musa
Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Darwis Lasabuda mengatakan tenaga kerja
asing tidak bisa turun dari kapal jika tidak ada ijin domisili di
perkampungan warga dari pihak imigrasi. "Sudah jelas dalam aturan kalau
mereka (warga negara asing) tidak ada ijin dari keimigrasian maka mereka
harusnya hanya di atas kapal dan tidak boleh tinggal di darat
(perkampungan),"tegas Darwis.
Sekadar diketahui warga desa Paret,
pada Kamis (1/11) menyerang, merusak dan membakar base camp milik MPU.
Warga pengrusakan hutan mangrove tanpa ijin apalagi pihak perusahaan
dinilai tak berikan kontribusi terhadap warga sekitar. Atas kejadian ini
pihak MPU mengklaim telah merugi hingga 900 miliar dan 5 pekerjanya
terluka karena serangan tersebut, 4 orang diantaranya warga negara Cina.
Bupati
Boltim Sehan Landjar, pada Desember 2012 mengeluarkan surat keputusan
tentang pencabutan sementara oleh bupati bernomor 167 tahun 2012 yang
isinya ada 7 poin penting didalamnya MPU tidak boleh menempatkan dan
mengoprasikan peralatan untuk produksi.
MPU harus bangun tanggul, lakukan reklamasi dan proses pemulihan lingkungan lainnya terhadapĀ kerusakan penambangan. (Ald)
Pemkab Boltim Sidak MPU
Penulis: Aldi Ponge
Editor: Andrew_Pattymahu
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger