Laporan Wartawan
Tribun Manado Warstef Abisada
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON— Warga Kota Tomohon harus waspada terhadap serangan demam berdarah.
Berdasarkan pantauan tribunmanado.co.id, wabah penyakit tersebut mulai menjangkiti warga Kota Tomohon, seperti yang dialami Ryo Tumbage (10), warga Kelurahan Tinoor I Lingkungan IV, sejak Jumat (23/3/2012) pekan lalu.
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON— Warga Kota Tomohon harus waspada terhadap serangan demam berdarah.
Berdasarkan pantauan tribunmanado.co.id, wabah penyakit tersebut mulai menjangkiti warga Kota Tomohon, seperti yang dialami Ryo Tumbage (10), warga Kelurahan Tinoor I Lingkungan IV, sejak Jumat (23/3/2012) pekan lalu.
Bocah yang kini duduk di Kelas
V SD Inpres Tinoor itu, hingga Selasa (27/3/2012) kemarin, masih tergolek lemah di
ruang perawatan Debora Rumah Sakit Bethesda Tomohon, akibat terkena demam
berdarah.
“Sejak Senin, dia tak bisa lagi ke sekolah, karena harus menjalani perawatan di Rumah Sakit karena demam berdarah,” jelas Stin Rindengan, nenek Ryo, kepada tribunmanado.co.id, Selasa (27/3/2012).
“Sejak Senin, dia tak bisa lagi ke sekolah, karena harus menjalani perawatan di Rumah Sakit karena demam berdarah,” jelas Stin Rindengan, nenek Ryo, kepada tribunmanado.co.id, Selasa (27/3/2012).
Stin mengaku bersyukur
karena penyakit cucu kesayangannya tersebut, cepat dideteksi dan mendapat
perawatan sehingga kondisinya perlahan namun pasti mulai pulih.
“Kami baru mengetahui jika dia menderita demam berdarah pada hari Jumat (pekan lalu) setelah memeriksakan diri ke dokter spesialis anak. Waktu ke Puskesmas tak terdeteksi, pada hal gejalanya seperti panas, sakit kepala, sakit perut dan muntah-muntah sudah terlihat sejak Senin,” ungkapnya.
“Kami baru mengetahui jika dia menderita demam berdarah pada hari Jumat (pekan lalu) setelah memeriksakan diri ke dokter spesialis anak. Waktu ke Puskesmas tak terdeteksi, pada hal gejalanya seperti panas, sakit kepala, sakit perut dan muntah-muntah sudah terlihat sejak Senin,” ungkapnya.
Ia pun prihatin sebab
penanganan penyebaran penyakit tersebut, terkesan sangat lambat oleh
pemerintah, pada hal tahun sebelumnya di wilayahnya juga terdapat satu warga
yang positif menderita demam berdarah.
“Hingga kini, belum ada penyemprotan (fogging) di wilayah kami untuk memberantas sumber penyakit tersebut,” tegas Stin.
“Hingga kini, belum ada penyemprotan (fogging) di wilayah kami untuk memberantas sumber penyakit tersebut,” tegas Stin.
Terpisah,Dolvien Karwur, Kepala Dinas Kesehatan
dan Sosial Kota Tomohon mengungkapkan pihaknya pasti akan melakukan
penyemprotan, tapi akan dipastikan terlebih dahulu apakah memang benar-benar
positif demam berdarah atau tidak.
Kami akan survey dahulu, jika positif demam berdarah, pasti dilakukan penyemprotan menyeluruh,” tuturnya, sebelum bertolak ke Makasar.
Kami akan survey dahulu, jika positif demam berdarah, pasti dilakukan penyemprotan menyeluruh,” tuturnya, sebelum bertolak ke Makasar.
Camat Tomohon Utara Heryy
Lantang mengatakan pihaknya juga terus berupaya untuk menjaga warga diseluruh
wilayahnya agar tidak terserang demam berdarah, termasuk di Tinoor.
“Masyarakat selalu kami ingatkan untuk tidak lalai, tapi menjaga kebersihan dan pola hidup sehat, agar tak terserang penyakit disaat cuaca ekstrim saat ini,” katanya.
“Masyarakat selalu kami ingatkan untuk tidak lalai, tapi menjaga kebersihan dan pola hidup sehat, agar tak terserang penyakit disaat cuaca ekstrim saat ini,” katanya.
Soal adanya warga yang
terserang demam berdarah di Tinoor, menurut dia harus segera ditangani serius
oleh instansi terkait, agar tak mewabah dan menyebar ke wilayah lainnya di
Tomohon.
“Soal demam berdarah memang menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan
untuk memberantas, seperti lewat fogging. Kami akan segera melakukan
koordinasi, agar penanganannya cepat,” tukas Lantang. (war)