Meraih puncak intelektualitas dibutuhkan usaha rajin membaca. Inilah apa yang dilakukan Prof Dr Johanis Ohoitimur (54) dalam meraih gelar guru besar dalam bidang Filsafat Tinggi Filsafat Seminari Pineleng.
"Membaca itu jendela dunia. Membuka pengetahun sempit menjadi lebih meluas," tutur anggota Badan Pengurus Yayasan Interfidei Yogyakarta ini.
Setiap hari tanpa henti selalu meluangkan waktu untuk membaca. Tekad bulat yang ditanamkan diri Johanis ini terus dilakukan sampai akhir khayat. "Membaca jangan asal baca. Perlu kajian secara kritis agar ada nilai plusnya," ujar Johanis.
Pengalamannya dahulu di luar negeri, ketika menempuh pendidikan di Belgia dan Italia, tiada hari meninggalkan kegiatan membaca buku. "Saya sering baca buku saat nongkrong di cafe. Bisa santai," kata anak dari seorang ayah bernama Herman J Ohoitimur ini.
Usai membaca, ia pun terkadang langsung mendisuksikan apa yang telah dibaca. Sebab bila membaca tanpa presentasikan dalam berdiskusi maka semua yang dibaca hilang begitu saja, lenyap tanpa membekas. "Bertukar pendapat dengan teman diskusi. Tapi usai itu saya lanjutkan ke dalam bentuk tulisan. Perlu kerja keras juga kalau mau tambah wawasan," katanya.
Menurutnya membaca itu penting dan wajib dilakukan oleh siapa saja. Sebab jangan sampai kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat, cara berpikir kehidupan masih mundur ke belakang zaman usang.
"Supaya ada keinginan selalu gemar membaca, sadarkan diri dahulu untuk memiliki tujuan dengan capain target yang kita inginkan," ujarnya.
Sekarang ini, tambahnya, zaman sudah semakin dimudahkan untuk mencari bahan bacaan yang beragam. Arus informasi terbuka luas. Segala penjuru mampu diakses. "Lewat internet kita dapat cari bahan bacaan yang bisa kita baca," tutur kolumnis dan akademisi ini. (budisusilo)
Prof Dr Johanis Ohoitimur,Gemar Baca Buku di Cafe
Editor:
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger