Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PLN

Program TJSL PLN Berikan Dampak Nyata Bagi Kesejahteraan Petani Desa Lampoko

Desa Lampoko dipilih sebagai lokasi penerima program TJSL sebab lokasinya berdekatan dengan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

Dokumentasi PLN
PETANI - Petani Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan berfoto di kebun bawang merah. Bukti keberlanjutan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UIP Sulawesi yang hadir sejak 2021. 

BARRU - Dua puluh petani Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan tengah menikmati hasil kerja keras mereka di tengah hamparan bawang merah yang siap dipanen. 

Ini bukan hanya menandai keberhasilan bercocok tanam, tetapi juga menjadi bukti keberlanjutan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UIP Sulawesi yang hadir sejak 2021.

Desa Lampoko dipilih sebagai lokasi penerima program TJSL sebab lokasinya berdekatan dengan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan strategis, PLTU Sulsel Barru 2. 

PLN memberikan dukungan langsung sesuai kebutuhan petani, mulai dari traktor, bibit bawang merah, mesin pemotong, mesin pengering, mesin peniris minyak, hingga sealer untuk pengemasan produk bawang goreng. 

Bantuan ini bertujuan untuk mendorong kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengadaan traktor membuat hasil panen bawang merah meningkat sekaligus menekan biaya produksi. 

Berdasarkan data 2021-2023, melalui bantuan ini petani berhasil menghemat biaya sewa traktor hingga Rp162 juta.

Hingga kini, penghematan masih terus berlanjut dengan efektivitas pemanfaatan traktor yang telah diserahkan PLN

Selain itu, pendapatan petani juga meningkat seiring bertambahnya volume penjualan bawang merah  berkat sarana dan keterampilan baru yang mereka miliki. 

Kepala Desa Lampoko, Budiman, S.A.P, menyampaikan bahwa hasil pertanian di Desa Lampoko dapat menyentuh angka fantastis di musim panen bawang. 

“Hasil panen para petani di musim panen kali ini kurang lebih 1 ton, dengan harga Rp30-40 ribu per kilogram yang berarti mencapai sekitar Rp. 700 Juta. Di musim sebelumnya bahkan petani bisa sampai 2 ton hanya dengan masa tanam 60 hari, semua ini tak lepas dari dukungan sarana pertanian dari PLN.” tuturnya dalam rilis yang diterima Tribun Manado, Kamis (18/9/2025). 

General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, menegaskan bahwa panen di Desa Lampoko menjadi cerminan nyata keberhasilan program. 

“Kami bangga melihat para petani Desa Lampoko kini mampu mandiri dalam mengelola lahannya. Program TJSL ini terbukti memberi dampak signifikan, terlihat dari capaian Social Return on Investment (SROI) sebesar 5,6. 

Selain itu, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) juga mencatat angka 3,90 dengan kategori A atau sangat baik. Angka ini membuktikan bahwa program benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.

Bagi PLN UIP Sulawesi, keberhasilan di Lampoko menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Melalui program TJSL, PLN terus berkomitmen menghadirkan energi perubahan yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh warga di sekitar proyek strategis. (advertorial) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved