Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan Kacab Bank

Akhirnya Terungkap Bayaran Para Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Belum Dibayar Sepenuhnya

Terungkap adanya sosok berinisial F yang diduga kuat menjadi otak di balik peristiwa memilukan tersebut. 

Editor: Alpen Martinus
Dokumentasi: Subdit Jatanras Polda Metro Jaya
TERSANGKA - Empat orang aktor intelektual kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN yang ditangkap oleh Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Minggu (24/8/2025). Terungkap bayaran para tersangka 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perlahan kisah kasus pembunuhan terhadap kepala cabang bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta mulai terkuak.

Tugas kepala cabang bank adalah memimpin, mengelola, dan mengawasi seluruh kegiatan operasional kantor cabang, memastikan pencapaian target bisnis, mengembangkan strategi pemasaran, serta membina hubungan baik dengan nasabah dan mengelola kinerja staf demi efisiensi dan profitabilitas cabang bank.

Pun soal pembayaran para tersangka sudah mulai diungkapkan.

Baca juga: Polisi Amankan 15 Orang Baru Terkait Pembunuhan Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta, Ini Penjelasannya

Mereka dikabarkan mendapatkan upah hingga puluhan juta jika berhasil melakukan aksi.

Semuanya sudah diakui oleh para tersangka.

Bahkan mereka sudah meminta maaf kepada keluarga korban.

Kasus penculikan yang menimpa Mohamad Ilham Pradipta, seorang Kepala Kantor Cabang Pembantu Bank BUMN di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, perlahan mulai menemukan titik terang.

Dari hasil penyelidikan, terungkap adanya sosok berinisial F yang diduga kuat menjadi otak di balik peristiwa memilukan tersebut. 

Empat orang pelaku yang sebelumnya ditangkap polisi ternyata hanyalah bagian dari kelompok yang menjalankan perintah F.

Mereka melakukan aksi penculikan bukan karena inisiatif pribadi, melainkan tergiur iming-iming bayaran dengan jumlah yang cukup besar.

Tekanan ekonomi diduga menjadi salah satu faktor utama yang membuat para pelaku akhirnya berani terlibat dalam kejahatan ini.

Janji uang puluhan juta rupiah membuat mereka rela mengambil risiko besar meski akhirnya berujung tragis.

Dari keterangan yang diperoleh penyidik, para pelaku awalnya hanya diperintahkan untuk menjemput secara paksa korban dan menyerahkannya kepada F.

Tugas tersebut mereka laksanakan dengan membawa korban ke kawasan Cawang, Jakarta Timur.

Setelah menyerahkan korban, mereka menganggap peran mereka sudah selesai.

Namun, di luar dugaan, beberapa jam kemudian para pelaku kembali diminta untuk menjemput korban.

Saat itulah mereka terkejut karena mendapati Ilham sudah tidak bernyawa.

Informasi lain yang terungkap, para pelaku rupanya hanya bagian dari satu klaster dalam skema besar penculikan ini.

Terdapat tiga klaster berbeda yang diduga terlibat, yakni kelompok pengintai, kelompok penjemput paksa, serta kelompok eksekutor.

Dari pembagian peran tersebut, empat orang pelaku yang sudah ditangkap hanya termasuk dalam klaster penjemput paksa.

Mereka disebut tidak mengetahui bahwa aksi yang mereka lakukan akan berakhir pada kematian korban.

Lebih lanjut, terungkap pula bahwa uang yang dijanjikan kepada para pelaku tidak sepenuhnya diberikan.

Mereka hanya menerima sebagian kecil dalam bentuk uang muka. Jumlahnya bahkan tidak sampai menyentuh angka yang dijanjikan, yakni puluhan juta rupiah.

Menurut keterangan, nilai uang muka tersebut diperkirakan di bawah lima puluh juta rupiah.

Sebagian dari uang muka yang sudah sempat diterima para pelaku kini telah disita oleh penyidik Polda Metro Jaya sebagai barang bukti.

Sementara itu, pembayaran penuh yang dijanjikan sama sekali belum terealisasi.

Hal ini menunjukkan bahwa selain menjadi korban dari bujukan imbalan, para pelaku juga sebenarnya belum merasakan keuntungan besar dari tindak kejahatan yang mereka lakukan.

Kasus ini semakin memperjelas betapa kompleksnya jaringan pelaku yang terlibat.

Perintah yang datang dari sosok berinisial F menjadi kunci untuk mengungkap siapa sebenarnya dalang utama di balik penculikan yang berujung kematian tersebut.

Fakta bahwa para pelaku lapangan hanya menjalankan instruksi tanpa mengetahui konsekuensi akhir, memperlihatkan adanya manipulasi dari pihak yang lebih tinggi.

Tragedi ini tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, tetapi juga membuka mata banyak pihak tentang bahaya godaan materi yang dapat menyeret seseorang ke dalam tindak kriminal.

Tekanan ekonomi dan janji bayaran cepat membuat sebagian orang mudah tergelincir dalam jerat kejahatan.

Aparat kepolisian kini terus mendalami kasus ini untuk memastikan peran masing-masing pihak, sekaligus menjerat dalang utama yang telah memanfaatkan para pelaku sebagai alat.

Hingga saat ini, publik menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai penyelidikan terhadap F yang disebut sebagai pengendali operasi penculikan.

Semua pihak berharap kasus ini dapat segera terungkap tuntas sehingga tidak ada lagi ruang bagi dalang kejahatan serupa untuk bersembunyi.

4 Pelaku Penculikan Minta Maaf

Kini lewat kuasa hukumnya Adrianus Agal menyampaikan permohonan para tersangka di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).

Adapun keempat tersangka kasus penculikan itu yakni berinisial berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras.

"Saya ditunjuk dari keluarga Eras yang diduga melakukan penculikan. Pertama yang saya mau sampaikan untuk permohonan maaf kami kepada keluarga korban," kata Adrianus kepada wartawan. Dikutip Tribunjakarta.com

Adrianus juga berharap Ditreskrimum Polda Metro Jaya segera mengungkap pelaku utama dalam kasus ini.

"Semoga persoalan ini, penyidik Polda Metro Jaya segera mengungkap motif dan pelaku utamanya," ujar dia.

Sebelumnya, korban diculik di area parkir supermarket di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025). Aksi penculikan itu terekam CCTV.

Siapa Bos Surabaya yang Lindungi Penculik Ilham ?

Sementara, Ketua RT05/RW09 Johar Baru, Jakarta Pusat, Sella mengungkap teka-teki sosok identitas bos dari para pelaku.

Dalam pengakuannya, Sella menyinggung ada bos besarnya yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur. 

Hal itu diketahui saat para pelaku melaporkan mereka tinggal di rumah di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.

“(Mereka pertama kali datang itu) tanggal 20 Juni 2025, lapor ke rumah (saya),” kata Ketua RT05/RW09 Johar Baru, Jakarta Pusat, Sella saat ditemui pada Minggu(24/8/2025).

Sosok 'Bos' tersebut diketahui dari salah satu penghuni rumah di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat bernama Berto.

“Lapornya, ‘Bu, saya yang menempati rumah ini, disuruh sama bos saya. Bos saya lagi di Surabaya. Dia rumahnya banyak’. Nah, di sini saya yang menempati’,” tambah Sella.

Para pelaku penculikan diketahui menempati rumah berkelir merah jambu di Jalan Johar Baru III, Jakarta Pusat.

Sebelum ditempati para penculik, status rumah itu bersengketa.

Pasalnya, ada sebuah spanduk yang sempat terpasang di rumah tersebut sebelum para penculik menempati bangunan satu lantai tersebut.

Gerak-gerik para pelaku diungkapkan Sella sang Ketua RT dan Rizal suami Sella.

Dalam laporan awal, Sella hanya mengetahui ada tiga pria yang akan menempati rumah tersebut. 

Namun, seiring waktu, jumlahnya bertambah menjadi lima orang.

“Dia selalu open kok. Pintu gerbang, pintu rumah selalu terbuka. Terlihat lima orang di sana. Memang dari awal saya sudah minta KTP sama KK. Yang bertanggung jawab di sini siapa? Terus dia bilang, ‘Nanti bu saya sibuk’,” ucap Sella. 

Setelah penangkapan para penculik di rumah tersebut pada Kamis (21/8/2025), Sella baru mengetahui keberadaan seorang perempuan berinisial M serta seorang bayi berusia dua bulan.

M disebut sebagai istri dari salah satu penghuni bernama Andre. 

“Sebelumnya kosong hampir setahun. Dulunya warga saya di situ tinggal. Dia KTP dan KK warga saya. Asli Jakarta. Cuma tiba-tiba, ‘Bu, saya pamit, mau pindah. Pas (spanduk sengketa) dicabut, dia (Berto) masuk,” jelas Sella.

Istri Penculik Ngaku Terima Uang

Sebelumnya, Ketua RT05/RW09 Johar Baru, Jakarta Pusat, Sella menceritakan istri salah satu penculik menerima uang Rp 8 juta dari suaminya sebelum pelaku ditangkap polisi.

Penerimaan uang ini diketahui oleh Sella yang sempat berbincang dengan istri salah satu pelaku usai penangkapan tersebut.  

“Iya, katanya debt collector. Terakhir saja dia dapet uang itu. Pagi-pagi pulang itu kejadian. Dapat uang Rp 8 juta, katanya gitu. Tapi disita sama polisi,” kata Sella.

“Iya. 'Mana uangnya yang 8 juta?', katanya gitu kata polisi pas gerebek. Dia (istrinya) cerita nih,” tambahnya.

Sedangkan Rizal menegaskan bahwa istri pelaku tidak mengetahui asal-usul uang tersebut. 

“Entah itu dapatnya dari peristiwa itu (penculikan) atau bukan, masih simpang siur. Intinya istrinya enggak tahu sumber dana. Biar polisi saja,” ungkap Rizal. 

Sella bercerita, pada hari penangkapan, polisi datang dua kali ke rumah tersebut, sekitar pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB. 

Aktor Intelektual Ditangkap

Selain pelaku penculikan, kini aktor intelektual juga ditangkap.

DH, bersama dua rekannya YJ dan AA ditangkap pada Sabtu (23/8/2025) sekira pukul 20.15 WIB di daerah Jawa Tengah.

Sementara tersangka C ditangkap di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), Kota Jakarta Utara pada Minggu (24/8/2025) sekira pukul 15.30 WIB.

Kini polisi telah menetapkan empat orang aktor intelektual penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang bank BUMN itu sebagai tersangka.

Adapun tiga pelaku yang ditangkap dari dalam mobil itu diduga merupakan aktor intelektual di balik penculikan dan pembunuhan kacab bank Ilham Pradipta.

Mereka adalah DH, YJ, dan AA, yang ditangkap di jalan raya daerah Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB.

Sementara itu, satu aktor intelektual lainnya di balik kasus ini, pria berinisial C, baru ditangkap Minggu (24/8/2025) sore  sekira pukul 15.30 WIB di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim pun membenarkan penangkapan ini.

"Benar (sudah ditangkap empat orang)," ucap Abdul Rahim saat dikonfirmasi, Minggu (24/8/2025).

Saat ini, keempat tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif untuk pendalaman kasus.

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya tengah mendalami peran empat tersangka baru yang ditangkap Subdit Jatanras terkait penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN, MIP (37), yang ditemukan tewas di Bekasi, Jawa Barat.

“Saat ini, para tersangka sedang dilakukan pendalaman secara intensif," kata Abdul Rahim.

Abdul memastikan keempat tersangka tersebut adalah aktor utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan MIP.

Beberapa waktu lalu, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menangkap empat pria terduga penculik MIP. 

Mereka adalah AT, RS, dan RAH yang ditangkap di Jalan Johar Baru III No. 42, Jakarta Pusat.

Selain itu, pelaku EW ditangkap saat tiba di bandara NTT untuk melarikan diri.

"(Pelaku yang ditangkap sekarang) beda dengan empat orang yang diamankan kemarin,” kata Abdul.

Dengan penangkapan ini, maka tersangka yang diringkus polisi dalam kasus pembunuhan MIP ada delapan orang.
 
Sebagaimana diketahui, Mohamad Ilham Pradipta merupakan Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Ia tinggal di Jalan Rimba, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Ilham diculik sejumlah orang menggunakan mobil putih di parkiran supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).

Jasadnya kemudian ditemukan di Desa Nagasari, Serang Baru, Bekasi, pada pukul 05.30 WIB pada Kamis (21/8/2025).

Kondisi Ilham saat ditemukan yakni tangan dan kakinya terikat.

Tewas usai diculik

Sebelumnya, Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih berinisial MIP (37) diculik oleh beberapa orang usai menghadiri rapat bersama rekan kerjanya di Supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (21/8/2025).

"Korban (diculik) habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga," ujar Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Charles Bagaisar saat dikonfirmasi, Jumat (22/8/2025). 

Namun setelah menghadiri rapat itu, korban diculik saat berada di area parkir supermarket tersebut. 

Kemudian, jasad kepala cabang bank BUMN itu dibuang di area persawahan Kabupaten Bekasi.

Pelaku mengakui telah menculik Ilham.

“Baru interogasi awal, tetapi mereka sudah mengakui terkait pengambilan atau penculikan korban dari supermarket di Pasar Rebo,” kata Charles.

Saat itu Ilham di Pasar Rebo untuk menghadiri rapat. Namun, ia dan pimpinannya datang menggunakan kendaraan yang berbeda.

Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, korban terlihat mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang krem saat berada di parkiran.

Ia tampak menutupi kepalanya dengan tangan kiri karena rintik hujan.

Kemudian, ia berjalan menuju mobil hitam. 

Namun saat hendak membuka pintu mobil, Ilham langsung disergap dua orang yang keluar dari mobil di sebelahnya.

Ilham tampak memberikan perlawanan, namun usahanya gagal. 

Ia dibawa masuk ke dalam mobil putih yang lalu meninggalkan lokasi.

Saksi lain sempat curiga dan menyadari Ilham dibawa oleh mobil putih.

Namun, mobil pelaku berhasil melarikan diri keluar dari supermarket.

Belakangan diketahui bahwa korban ditemukan tewas di Kampung Karangsambung, RT 8/RW 4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB. 

Benar ditemukannya mayat seorang laki-laki di Kampung Karangsambung," ujar Kapolsek Serang Baru AKP Hotma Sitompul di lokasi, Kamis. 

Mayat itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang tengah menggembala sapi di area persawahan. 

Saat ditemukan, warga melihat mayat itu kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban. 

"Kondisi korban saat itu dilakban di bagian matanya dan diikat di kaki dan tangan," ucap Hotma.

Setelah temuan tersebut, warga kemudian langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian setempat.

Selanjutnya, petugas kepolisian langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam. 

"Untuk kondisi korban terdapat beberapa luka lebam di bagian tubuhnya," ungkap Hotma. 

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Pol Prima Heru menyebut MIP tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher sehingga kekurangan oksigen.

“Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada (akibat hantaman benda tumpul) yang menyebabkan dia (korban) kesulitan bernapas," ujar Prima, Jumat (22/8/2025).

Pihak kepolisian juga tengah dalam proses pemeriksaan toksikologi untuk mengetahui kemungkinan adanya racun dalam tubuh MIP.

(TribunNewsmaker.com/ TribunSumsel)

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved