Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Amalan Islam

Bacaan Doa Islam saat Hujan Lebat Turun Membasahi Bumi

Kota Manado dan sebagian Sulawesi Utara dilanda hujan pada malam ini, Senin (25/8/2025).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Dok. Meta AI/WhatsApp
CUACA - Gambar ilustrasi hujan. Gambar dibuat oleh Meta AI. Sebagai umat Islam, saat hujan turun patutlah bagi kita untuk berdoa kepada Allah SWT. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kota Manado dan sebagian Sulawesi Utara dilanda hujan pada malam ini, Senin (25/8/2025).

Saat hujan, ada doa Islam yang perlu diamalkan. 

Doa sendiri dipanjatkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT

Termasuk dalam hal ini saat ada hujan. 

Berikut doa saat hujan lebat:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014)

Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa do’a di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya. (Lihat Dzikru wa Tadzkir, Sholih As Sadlan, hal. 28, Asy Syamilah)

Doa Ketika Turun Hujan:

Allahumma shoyyiban nafi’an

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,

”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari no. 1032)

Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5: 18, Asy Syamilah)

Turun Hujan Waktu Mustajab untuk Berdo’a

Melansir dari Rumaysho.com, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).

Doa Setelah Turun Hujan:

Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya.

Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan,

”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?” Kemudian mereka mengatakan,”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ

“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), makadialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan

‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).

Doa Ketika Terjadi Petir

Terdapat beberapa versi doa saat petir datang, seperti dikutip dari islami.co dan nu.or.id:

Dalam doa ini, berisikan agar terhindar dari berbagai siksaan berupa Bencana seperti banjir, longsong ataupun tersambar petir.

اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ، وَلا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ ، وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

"Allaahumma laa taQtulnaa bighodhobika walaa tuhliknaa bi'adzaabika wa'aafinaa Qoblaa dzaalika"

(Wahai allah, janganlah engkau bunuh kami dengan sebab kemurkaanmu dan janganlah engkau binasakan kami dengan siksamu dan selamatkanlah kami sebelumnya)

Versi lainnya didapat dari Abdullah bin Az-Zubair.

Apabila Abdullah bin Az-Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

"Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi"

(Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya)

Kemudian beliau mengatakan,

إِنَّ هَذَا لَوَعِيْدٌ شَدِيْدٌ لِأَهْلِ الأَرْضِ

”Inilah ancaman yang sangat keras untuk penduduk suatu negeri”. (Disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 723. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ

”Subhanalladzi sabbahat lahu” (Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). Lalu beliau mengatakan, ”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 722. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Namun, tak ada doa yang benar-benar bersumber dari Nabi Muhammad SAW.

Doa saat mendengar petir hanya bersumber dari para sahabat.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mencontohkan berdoa saat hujan lebat turun

Nabi Muhammad langsung memanjatkan doa saat hujan deras.

Doanya cukup sederhana dan bisa langsung kamu praktikkan.

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”. (HR. Bukhari no. 1032)

Doa tersebut bisa dilakukan saat hujan mulai turun.

Ada juga doa yang dipanjatkan saat hujan deras mulai melanda.

Doa ini menjaga kita dari bencana yang datang saat hujan deras tiba.

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa supaya hujan turun.

Saat doanya dikabulkan, hujan turun dengan derasnya.

Nabi Muhammad SAW pun kembali memanjatkan doa

Kali ini doanya untuk menjaga supaya hujan tak menjadi penyebab sebuah bencana dan cuaca menjadi cerah

Berdasarkan Hadist Riwayat Bukhari nomor 1014, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa:

Arab : اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Latin : Allahumma haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: (Ya Allah.. turunkanlah hujan di sekitar kami, namun jangan untuk menghancurkan dan merusak kami.

Ya Allah.. turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.) (HR. Bukhari – Bukhory 1/224, Muslim 2/614).

Adab Dalam Berdoa

Adab dalam berdoa dalam Islam adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar doa kita lebih berpeluang dikabulkan oleh Allah SWT.

Adab-adab ini bersumber dari petunjuk Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Berikut adalah penjelasan mengenai adab berdoa sesuai Al-Qur'an dan hadits:

1. Ikhlas dan Yakin

Ikhlas karena Allah: Niatkanlah doa hanya kepada Allah semata, bukan kepada selain-Nya. Ini adalah syarat utama diterimanya ibadah, termasuk doa. Allah berfirman dalam QS. Al-Bayyinah: 5:

"...padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus..."
Yakin akan dikabulkan: Berdoalah dengan keyakinan penuh bahwa Allah Maha Mendengar dan pasti akan mengabulkan doa. Keraguan dalam berdoa adalah hal yang tidak disukai. Rasulullah SAW bersabda:

"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai lagi tidak serius." (HR. Tirmidzi)

2. Memuji Allah dan Bershalawat kepada Nabi

Memuji Allah (Tahmid): Mulailah doa dengan memuji dan mengagungkan nama Allah, karena Dia adalah Dzat yang Maha Mulia. Ini menunjukkan pengakuan akan kebesaran-Nya sebelum kita memohon.

Bershalawat kepada Nabi SAW: Setelah memuji Allah, dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat adalah bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah, dan ini menjadi sebab doa lebih mudah diangkat ke langit.

"Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi SAW. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya." (HR. Tirmidzi)

3. Merendah Diri dan Penuh Kekhusyukan

Berdoa dengan rendah hati (tadharru'): Tunjukkanlah kerendahan hati dan kehinaan diri di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Doa adalah bentuk pengakuan bahwa kita lemah dan sangat membutuhkan pertolongan-Nya. Allah berfirman dalam QS. Al-A'raf: 55:

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Suara yang lembut: Berdoalah dengan suara yang lirih, tidak perlu berteriak-teriak. Allah Maha Dekat dan Maha Mendengar, bahkan bisikan hati.

4. Mengangkat Tangan dan Menghadap Kiblat

Mengangkat kedua tangan: Ini adalah salah satu adab yang sangat dianjurkan (sunnah). Mengangkat tangan saat berdoa menunjukkan kerendahan hati dan harapan yang besar kepada Allah, seolah-olah menadahkan tangan untuk menerima karunia-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah Maha Pemalu lagi Maha Pemurah, Dia malu kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya kepada-Nya, lalu Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan)." (HR. Tirmidzi)

Menghadap kiblat: Menghadap kiblat saat berdoa juga merupakan adab yang baik, karena kiblat adalah arah yang mulia bagi umat Islam.

5. Memperhatikan Kondisi dan Waktu yang Mustajab

Berdoa bisa dilakukan kapan saja, namun terdapat waktu-waktu dan kondisi tertentu yang lebih utama, di antaranya:

Saat sujud dalam shalat.
Antara adzan dan iqamah.
Di sepertiga malam terakhir.
Pada hari Jumat (terutama di waktu-waktu tertentu).
Saat hujan turun.
Ketika berpuasa atau saat berbuka.
Dalam perjalanan (musafir).
Doa orang yang terzalimi.

6. Doa yang Baik dan Berulang-ulang

Tidak meminta hal yang buruk atau dosa: Doa yang dipanjatkan haruslah berisi kebaikan, tidak mengandung unsur dosa, memutuskan silaturahmi, atau kezaliman.

Mengulang doa tiga kali: Dianjurkan untuk mengulang permohonan yang penting sebanyak tiga kali, sebagai tanda kesungguhan dan keinginan yang kuat.

7. Hindari Sifat Tergesa-gesa

Jangan terburu-buru dan merasa putus asa jika doa tidak langsung terkabul. Rasulullah SAW melarang hal tersebut.

"Akan dikabulkan doa salah seorang di antara kalian, selama dia tidak tergesa-gesa dengan mengatakan: 'Aku sudah berdoa tapi tidak juga dikabulkan'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun ManadoThreads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca juga: Polda Sulut Tetapkan 7 Tersangka Kasus KM Barcelona, Akademisi Soroti Peran KSOP: Izin dari Mereka

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved