Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Kisah Tukang Ojek di Manado: Kenny Bawintil Bertahan di Tengah Sepi Penumpang saat Hujan

Bagi Kenny Bawintil, seorang tukang ojek berusia 38 tahun asal Desa Maumbi, Minahasa Utara, hujan berarti berkurangnya rezeki.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rizali Posumah
Dokumentasi Kenny Bawintil
KISAH - Kenny Bawintil, seorang tukang ojek berusia 38 tahun asal Desa Maumbi, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kepada Tribun Manado, Selasa 19 Agustus 2025, dirinya mengaku hujan berarti berkurangnya peluang mencari rezeki. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Langit Manado, Sulawesi Utara, sejak pagi sudah berwarna kelabu. 

Awan gelap menggantung, memberi tanda hujan akan segera turun. 

Bagi banyak orang, cuaca seperti ini mungkin hanya berarti membawa payung atau jas hujan. 

Tetapi bagi Kenny Bawintil, seorang tukang ojek berusia 38 tahun asal Desa Maumbi, Kabupaten Minahasa Utara, hujan berarti berkurangnya peluang mencari rezeki.

Sehari-hari, Kenny sudah terbiasa memulai aktivitas sejak pukul tujuh pagi.

Ia menyalakan motor tuanya, lalu berangkat menuju pangkalan ojek di ruas jalan Kota Manado.

Jarak dari Maumbi ke Manado adalah 10 kilo meter atau 21 menit waktu tempu dengan kendaraan. 

Dari situlah ia menunggu penumpang yang datang silih berganti. 

Namun ketika hujan turun, suasana pangkalan berubah drastis.

Jalanan yang biasanya ramai, mendadak sepi. 

Penumpang lebih memilih mencari mobil angkutan umum, taksi online, atau menunggu sampai hujan reda.

“Kalau sudah hujan begini, jarang ada yang mau naik ojek. Mereka takut basah, apalagi kalau bawa barang,” kata Kenny Selasa (19/8/2025)

Dalam kondisi normal, Kenny bisa mendapatkan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari. 

Pendapatan itu cukup untuk membeli beras, membayar listrik, dan ongkos sekolah dua anaknya. 

Tetapi musim hujan membuat penghasilannya turun drastis. 

Kadang, dalam sehari ia hanya membawa pulang Rp40 ribu atau bahkan kurang.

Kadang sudah seharian tunggu, baru dapat dua penumpang.

Uang bensin saja susah tertutup,” ujarnya dengan nada pasrah.

Namun, di balik kesulitan itu, Kenny tetap memilih bertahan.

Baginya, menarik ojek bukan hanya pekerjaan, tetapi juga bagian dari hidupnya selama lebih dari 15 tahun. 

Motor yang setia menemaninya itu menjadi saksi bagaimana ia mengantar anak pertamanya masuk sekolah, membiayai kebutuhan keluarga, hingga sekadar membeli obat saat istri sakit.

“Kalau bukan dari ojek, mau kerja apa lagi? Saya cuma bisa ini. Jadi walaupun susah, tetap dijalani,” katanya sambil tersenyum.

Meski begitu, Kenny tidak kehilangan harapan.

Ia percaya, musim hujan tidak akan berlangsung selamanya.

Setiap pagi, ia tetap berangkat ke pangkalan dengan harapan ada penumpang yang datang.

Jas hujan lusuh selalu siap ia kenakan, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk penumpang yang nekat tetap menggunakan ojek meski hujan deras.

“Yang penting keluarga bisa makan, biarpun sederhana. Selama masih sehat, saya akan terus kerja,” ucapnya. (Ren)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun ManadoThreads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca juga: Fakta-Fakta Orang Tua Murid Aniaya Guru di Belang Mitra: Korban kena Tampar di Kepala

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved