Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Anggota TNI Tewas

Kisah Prada Lucky Namo sampai Jadi TNI: 7 Kali Gagal Tes, Saat Lolos Prajurit Malah Dibunuh Senior

Ternyata, Prada Lucky Namo telah 7 kali gagal tes sebelum akhirnya lolos sebagai anggota TNI di tes kedelapan. 

Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribun Manado/Ho/POS-KUPANG.COM/YouTube Tribunnews Bogor)
TNI TEWAS DIANIAYA SENIOR - Potret 4 pelaku penganiayan (KIRI) yang membuat Prada Lucky Namo (KANAN) meninggal dunia. Ternyata, Prada Lucky Namo telah 7 kali gagal tes sebelum akhirnya lolos sebagai anggota TNI di tes kedelapan.  

TRIBUNMANADO.CO.ID - Prada Lucky Namo, seorang pemuda yang gigih mengejar mimpinya menjadi anggota TNI, harus mengalami akhir yang tragis.

Setelah tujuh kali gagal dalam tes TNI, Lucky akhirnya berhasil lolos pada percobaan kedelapan dan menjadi prajurit TNI AD, mengikuti jejak ayahnya, Sersan Mayor Christian Namo.

Perjuangan Lucky untuk menjadi TNI tidaklah mudah.

Ia membagikan momen kelulusannya di akun TikTok-nya, @luckynamo6, di mana ia terlihat menangis di pelukan ibunya, Sepriana Paulina Mirpey, setelah akhirnya berhasil menjadi prajurit TNI.

Namun, kebahagiaan Lucky tidak berlangsung lama.

Baru dua bulan bertugas, ia menjadi korban penganiayaan oleh 20 seniornya di Nusa Tenggara Timur, yang berakhir dengan kematiannya.

Kasus ini menyisakan duka yang mendalam dan pertanyaan tentang bagaimana kekerasan semacam itu bisa terjadi di lingkungan militer.

Nasib pilu yang dialami Prada Lucky Namo itu sontak membuat netizen iba.

Khalayak ramai mengurai doa baik dan harapan agar kasus Prada Lucky bisa diusut tuntas.

"Selamat jalan kka , bahagia bersama para kudus di surgaa,"

"Selamat jalan anak ganteng.. mantan anak murid ibu guru di SMP Negeri 4 Kupang..Kami semua berduka anak syg e,"

"Rest In Christ dek. Jadi Prajurit Tuhan di Sorga yah.Tuhan Yesus Sayang Lucky,"

Curhat ke Mama

Sebelum meninggal, Prada Lucky pernah menceritakan kelakuan jahat seniornya ke Sepriana.

"Setahu saya dia waktu minta tolong ke mama angkatnya waktu dia kena pukul pertama itu (bilang) 'mama saya dicambuk', dia lari ke bawah, badannya hancur semua itu tangan dua-dua, kaki, belakang, mama angkatnya kompres kasih minyak," terang Sepriana.

Tak hanya itu, Lucky juga mengungkap nama-nama senior yang menyiksanya.

Mendengar nama-nama tersebut, Sepriana emosi.

Ia menuntut agar para pelaku penganiayaan Lucky dihukum berat.

"Dia bilang dia punya senior, dia sebut namanya, dia bilang 'mama saya dipukul sama Bama sama Dasi Intel dan senior yang lain," pungkas Sepriana.

"Ada 20 orang (pelaku), bukan empat orang semua. Yang pukul cambuk itu juga semuanya proses, tidak ada pilih kasih."

"Saya mama kandung, saya yang melahirkan dia, kalau kalian tidak proses, lebih baik kalian bunuh saya, saya ikut anak saya langsung, saya sakit hati, hancur hati saya," sambungnya.

Firasat Buruk Ibu

Sepriana juga mengaku punya firasat buruk sebelum putranya meninggal.

"Saya firasat saya rasa tidak enak, kan biasanya dia video call tiap hari. Pasti pagi-pagi, dia kan di dapur, katanya 'Shalom mama, apa kabar mama'. Katanya Lucky baik-baik," ungkap Sepriana.

"Kapan hari dia bilang 'mama tinggal di sini biar tinggal sama saya'. Itu dia masih sehat."

"Aduh saya menyesal, coba saya pergi saja, ambil dia pulang biar dia tidak jadi tentara, maafkan mama nak," sambungnya.

Sosok Prada Lucky di Mata Rekan

Di sisi lain, seorang rekan Prada Lucky, Glen Fangidae, mengaku terkejut ketika mendengar kabar kematian sahabatnya. 

Ia tak menyangka Prada Lucky meninggal dengan kondisi mengenaskan.

"Lucky itu orangnya ringan tangan, gampang bergaul, sangat terbuka. Dia cerita semua, dari hal kecil sampai yang penting," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com.

Ia juga mengatakan  kebiasaan mereka duduk santai bersama setiap pagi.

"Duduk depan rumah, bikin teh, omong apa saja sebelum ke sekolah. Itu rutinitas kami selama 8 bulan saya di rumah ini," ungkap Glen.

TNI TEWAS DIANIAYA SENIOR - Potret 4 pelaku penganiayan (KIRI) yang membuat Prada Lucky Namo (KANAN) meninggal dunia.
TNI TEWAS DIANIAYA SENIOR - Potret 4 pelaku penganiayan (KIRI) yang membuat Prada Lucky Namo (KANAN) meninggal dunia. (Kolase Tribun Manado/Ho/POS-KUPANG.COM/YouTube Tribunnews Bogor))

Penyebab Kematian Prada Lucky

Dalam laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, terungkap ada 20 orang yang terlibat penganiayaan, yakni pemukulan menggunakan selang ada 16 orang dan pemukulan menggunakan tangan ada 4 orang. 

Masih menurut laporan yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, pemukulan terjadi akibat dugaan pelanggaran yang dilakukan Prada Lucky Chepril Saputra Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan.

Staf-1/Intel Yonif 834/WM menyampaikan bahwa pada Minggu (27/7) pukul 21.45 Wita, dilaksanakan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Pada Senin (28/7) sekira pukul 06.20 Wita, Prada Lucky Namo pernah kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar, hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel an.

Serda Lalu Parisi Ramdani mengecek kamar mandi, ternyata Prada Lucky Namo tidak ada.

Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian tersebut ke Sertu Thomas Desambris Awi.

Selanjutnya pada pukul 09.25 Wita, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Namo kepada Danki A an. Lettu Inf Ahmad Faisal.

Kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah Kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky Namo

Sekira pukul 10.45 Wita, Prada Lucky Namo ditemukan di rumah salah satu warga an. Ibu Iren yang merupakan ibu asuhnya.

Setelah itu Prada Lucky Namo dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir. 

Selanjutnya, sekira pukul 11.05 Wita, bertempat di kantor Staf-1/Intel dilaksanakan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Namo.

Saat itu datang beberapa orang senior-senior dari Prada Lucky Namo dengan membawa selang dan memukul Prada Lucky Namo secara bergantian.

Pada Senin pukul 23.30 Wita, Danyonif TP/834 Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel.

Setibanya di kantor Staf-1/Intel Danyon 834/WM memerintahkan Lettu Inf Rahmat untuk organik kembali dan tidak ada yang  melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.

Berikutnya, pada Rabu (30/7) sekira pukul 01.30 Wita bertempat di rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan di sel telah datang 4 orang personel, yaitu Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo dan Pratu Aprianto Rede Raja. 

Mereka memukul Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan menggunakan tangan kosong. 

Pada Sabtu (2/8) sekira pukul 09.10 Wita, Prada Ricard Junimton Bulan demam dan Prada Lucky Namo mengalami muntah-muntah kemudian keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk melaksanakan pemeriksaan.

Setelah melaksanakan pemeriksaan Prada Ricard Junimton Bulan diijinkan untuk kembali, sedangkan untuk Prada Lucky Namo dirujuk ke RSUD Aeramo dikarenakan Hemoglobin (Hb) rendah. 

Pada Minggu (3/8) kondisi Prada Lucky Chepril Saputra Namo sudah mulai membaik setelah dilakukan penanganan oleh Dokter RS. 

Kemudian pada Senin (4/8) sekira pukul 19.00 - 21.30 Wita, Ibu Asuh dari Prada Lucky Namo, Ibu Iren datang menjeguk untuk memberikan semangat serta menyuapi makan saat itu kondisi Prada Lucky Namo membaik dikarenakan bisa tertawa dan bercengkrama. 

Sekira pukul 23.30 Wita kondisi Prada Lucky Chepril Saputra Namo menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU RSUD Aeramo.

Pada Selasa (5/8) sekira pukul 04.47 Wita dilakukan pemasangan Ventilator terhadap Prada Lucky Namo untuk menunjang pernapasan. 

(SURYAMALANG.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Trheads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved