Populer Sulut: Angka Perceraian di Manado Sepanjang 2025 Capai 240, Minahasa 591 Selama 3 Tahun

TRIBUNMANADO.CO.ID - Angka perceraian di kota Manado, provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih cukup tinggi.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) kota Manado, mengeluarkan 240 akta cerai sepanjang Januari hingga Juli 2025.

Data yang diperoleh Tribunmanado.com, Mei adalah bulan dimana akta cerai paling banyak dikeluarkan yakni sebanyak 43.

Disusul Juni dengan jumlah 36. Lalu Februari 35, Januari 34 dan Juli 33.

Sementara bulan Maret tercatat 31 dan April 28.

Pihak Capil Manado enggan membeber alasan perceraian karena merupakam wewenang dari pengadilan.

Tapi informasi yang dihimpun Tribunmanado.com dari sejumlah sumber, sebab perceraian terbanyak adalah masalah ekonomi. Kemudian KDRT dan orang ketiga.

Seorang wanita yang enggan disebut namanya mengaku terpaksa menceraikan suaminya karena sudah tidak dinafkahi lahir dan batin.

"Kami sudah pisah lama dan dia sudah hidup dengan orang lain," katanya.

Menurut dia, perceraian adalah pilihan terakhir.

Berbagai upaya sudah ia lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan sang suami.

"Keluarga sudah ketemu, juga sudah pakai tokoh agama tapi sulit, dan saya tak mau terus bertahan dalam keadaan ini, harus move on, makanya cerai jadi pilihan terakhir, meski itu pahit," katanya. (Art)

Jumlah Perceraian di Minahasa dalam Kurun Waktu 3 Tahun Belakangan

Sementara itu, angka perceraian di Kabupaten Minahasa menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.

Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Minahasa mencatat, tiga tahun terakhir yakni dari tahun 2022, 2023 dan 2024 sebanyak 591 pasangan suami istri resmi berpisah.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Dukcapil Minahasa Meidy Rengkuan bahwa akta dokumen perceraian yang diterbitkan pihaknya cukup tinggi.

"Ya, data tersebut mengacu pada tahun 2024, namun untuk data terkini tahun 2025 masih dilakukan rekapan," ujar Meidy Rengkuan saat dikonfirmasi Tribunmanado.co.id, Selasa (5/8/2025).

Lanjut Rengkuan, jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, angka perceraian ini sedikit menurun.

"Tahun 2023 tercatat mengluarkan akta cerai sebanyak 236 pasangan dan tahun 2022 terdapat 212 pasangqn cerai," ungkap Rengkuan.

Ia mengatakan bahwa faktor utama penyebab perceraian masih didominasi oleh perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus, ada juga faktor perselingkuhan.

​"Dari data yang kami miliki, mayoritas perceraian terjadi karena masalah internal rumah tangga yang sudah tidak bisa diselesaikan lagi. Pertengkaran yang berkepanjangan menjadi pemicu utama," ujar Rengkuan.

Rengkuan juga menambahkan, meski jumlahnya terlihat besar, angka ini hanya mencakup kasus perceraian yang sudah memiliki putusan dari pengadilan.

"Ini adalah kasus yang sudah selesai di pengadilan. Proses perceraiannya sendiri bisa memakan waktu yang cukup lama, sehingga data yang masuk ke kami adalah yang sudah final," jelasnya.

Rengkuan menekankan pentingnya peran keluarga dan komunitas dalam membantu pasangan suami istri menghadapi masalah.

"Kami berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya komunikasi dan saling pengertian dalam membina rumah tangga. Jangan mudah menyerah dan segera mencari solusi jika ada masalah," tambahnya.

​Pemerintah Kabupaten Minahasa melalui Disdukcapil terus berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya menjaga keharmonisan dalam keluarga.

"Diharapkan, langkah-langkah preventif ini dapat menekan angka perceraian di masa mendatang," tutup Kepala Disdukcapil Minahasa. (Art/Mjr)

-

Baca juga: Angka Perceraian di Bitung Sulut Menurun, Ini Penyebab Utama Pasangan Cerai