Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesawat Jatuh di Bogor

Sosok Marsma TNI Fajar Adrianto, Penerbang Tempur F-16 yang Gugur dalam Misi, Call Sign Red Wolf

Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto adalah sosok penerbang tempur F-16 dengan call sign Red Wolf. Gugur dalam peristiwa pesawat jatuh di Bogor.

|
Editor: Frandi Piring
Dok. Wikipedia
TNI - Profil Sosok Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto. Penerbang Tempur F-16 yang Gugur dalam Misi. Call Sign Red Wolf. (Potret Fajar Adrianto semasa hidup) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Marsekal Pertama (Marsma) TNI (Purn) Fajar Adrianto yang meninggal dunia dalam peristiwa jatuhnya pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) pagi.

Kepergian almarhum Marsma Fajar membuat institusi militer TNI, khususnya matra Angkatan Udara (AU) dirundung duka mendalam.

Sosok Marsma Fajar tidak asing karena pernah dipercaya menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau).

Kadispenau Marsma I Nyoman Suadnyana mengatakan, Fajar merupakan penerbang jet tempur F-16, salah satu jet tempur produksi Amerika Serikat (AS).

“(Marsma Fajar) penerbang tempur F-16 dengan call sign ‘Red Wolf’,” ujar Suadnyana, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/8/2025).

TNI - Profil Sosok Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto. Penerbang Tempur F-16 yang Gugur dalam Misi. Call Sign Red Wolf. (Potret Fajar Adrianto semasa hidup. Foto saat menjabat Kadispenau pada 2019 lalu.)
TNI - Profil Sosok Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto. Penerbang Tempur F-16 yang Gugur dalam Misi. Call Sign Red Wolf. (Potret Fajar Adrianto semasa hidup. Foto saat menjabat Kadispenau pada 2019 lalu.) (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Marsma Fajar merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992.

Almarhum juga pernah dipercaya menjadi Komandan Skadron Udara 3, Komandan Landasan Udara (Danlanud) Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan Kapoksahli Kodiklatau.

Para prajurit di TNI AU mengenal Marsma Fajar sebagai sosok yang memiliki dedikasi tinggi.

Selain itu, almarhum juga berperan penting dalam sejarah TNI AU.

“Termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” tutur Suadnyana.

Suadnyana mengatakan, Marsma Fajar gugur saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.

“Bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan,” ungkap Suadnyan.

Kronologi 

Marsma Fajar terbang mengendarai Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Marsma Fajar duduk sebagai pilot, sementara Roni sebagai co-pilot.

Pesawat lepas landas dari Landasan Udara Atang Sendjaja (Lanud ATS) pukul 09.08 WIB.

Selang 11 menit kemudian, atau 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan ditemukan di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana.

Marsma Fajar dan Roni langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Hassan Toto.

“Namun, Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” tutur Suadnyana.

KECELAKAAN - Pesawat jatuh di Desa Benteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8/2025).
KECELAKAAN - Pesawat jatuh di Desa Benteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8/2025). (Dok. Warga/Kompas TV (Kolase))

Perwira TNI AU itu menjelaskan, sebelum Marsma Fajar mengudara, pesawat latih dipastikan dalam kondisi baik.

Pesawat juga telah mengantongi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 dari Lanud ATS.

“Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” tutur Suadnyana. (Kompas.com)

-

Baca juga: Breaking News: Pesawat Jatuh di Bogor Jawa Barat, Satu Orang Meninggal Dunia

 

 
 
 
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved