Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Diplomat Muda Tewas

Terungkap 6 Kejanggalan Baru Soal Kematian Diplomat Arya Daru, Ada Pesan WA Salah Kirim

Polisi yang menyelidiki penyebab kematian Arya Daru Pangayunan hingga kini belum menemukan titik terang.

Editor: Alpen Martinus
Dok. Facebook Arya Daru Pangayunan
DIPLOMAT - Potret almarhum Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Sejumlah kejanggalan baru terkait kematian Arya Daru. 

Polisi mengaku hanya menemukan satu unit handphone merk Samsung Note 9. 

Sementara Arya Daru diketahui memiliki telepon seluler lain yakni Samsung Ultra 22 yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui.

"Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau nggaknya saya nggak tahu," ujar Anggota Tim Digital Forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto.

Sementara itu Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra juga mengatakan hal serupa.

Kata dia handphone jenis Samsung Ultra 22 sehari-hari digunakan korban sampai sekarang dan belum ditemukan.

"Handphone itu sampai sekarang belum ditemukan," ujar Kombes Wira.

Ipda Saji Purwanto menjelaskan handphone yang diberikan kepada penyidik pertama kali adalah Samsung Note 0 dan dinyalakan tahun 2019 tepatnya bulan Juni. 

"Kemudian kami melakukan penelitian bahwa handphone digunakan untuk komunikasi instant messenger pada September 2022  dan dinyalakan lagi pada Januari 2024, " kata Ipda Saji.

Kemudian lanjut Ipda Saj​i mencari perangkat laptop. Setelah ditemukan laptop milik Arya Daru ada koneksi ke perangkat Samsung Ultra 22 dari laptop tanggal 25 Juni 2025. 

"Jadi handphone yang kami periksa adalah handphone yang terakhir kali digunakan pada tahun 2022," kata Ipda Saji.

Ponsel Arya Daru yang hilang dan belum ditemukan yakni ponsel yang biasa digunakan korban untuk berkomunikasi dengan keluarga dan rekan kerja. 

Padahal, saat awal penyelidikan polisi tegas bilang tak ada barang berharga milik korban yang hilang di tempat kejadian perkara.

Kompolnas juga membenarkan informasi soal ponsel Arya Daru yang belum ditemukan. 

Ketua Harian Kompolnas, Arief Wicaksono bilang pada 7 Juli 2025 lalu, setelah berkomunikasi dengan istrinya sepulang dari Mal Grand Indonesia, sekira pukul 21.00 WIB tanpa sebab yang jelas tiba-tiba ponsel Daru off atau mati total dan tak bisa lagi dihubungi.

4. Tekanan Psikologis Arya Daru Tidak Didalami

Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael E. J. Sumampouw mengungkap kondisi psikologis diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan.

Ahli Asosiasi Psikologi Forensik atau yang tergabung dalam Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia)—adalah para psikolog profesional yang memiliki keahlian khusus dalam menerapkan ilmu psikologi dalam konteks hukum dan peradilan.

Pemeriksaan terhadap Arya Daru dilakukan oleh tim yang terdiri dari tujuh psikolog berpengalaman dengan pendekatan autopsi psikologis.

Nathanael menyebut dalam proses pengungkapan pihaknya mewawancarai keluarga, rekan kerja, atasan, dan orang-orang yang mengenal almarhum.  

Selain itu pihaknya juga mempelajari dokumen dan informasi dari kehidupan pribadi, pekerjaan, serta data dari kepolisian untuk memahami kondisi psikologis.

Dari hasil pemeriksaan mendalam terungkap bahwa almarhum memiliki riwayat untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring.

Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.

Menurutnya, almarhum menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Nathanael mengungkap Arya Daru seorang pekerja kemanusiaan yang memikul berbagai tanggung jawab, pelindung, pendengar, dan penyelamat (rescuer) bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis. 

Hal itu menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang mendalam, ketahanan psikologis, dan sensitivitas sosial. Dalam bahasa psikologis, almarhum mengalami burnout (kelelahan mental), compassion fatigue (kelelahan karena kepedulian), serta terpapar penderitaan dan trauma. Apsifor menyimpulkan almarhum memiliki karakteristik kepribadian yang cenderung menekan dan menyembunyikan apa yang dirasakan. 

"Almarhum mengalami dinamika psikologis yang kompleks," ujarnya.

Istilah psikologis merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan proses mental manusia. 

Ini mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, berperilaku, dan merespons terhadap lingkungan atau situasi tertentu.

5. Motif Masih Jadi Misteri

Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian Arya Daru karena bunuh diri.

"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra. 

Namun, mengenai motifnya, polisi tidak menjelaskan lebih lanjut. Meski begitu, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, hasil pemeriksaan digital forensik, tidak ditemukan adanya ancaman terhadap Arya Daru semasa hidup.

"Hasil digital tidak ditemukan ancaman fisik, psikis terhadap korban termasuk kekerasan," kata Wira.

6. Dugaan Perselingkuhan

Rilis kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan sempat menyinggung isu perselingkuhan. 

Mulanya wartawan menanyakan bahwa ada informasi bahwa Arya Daru sempat salah mengirim pesan WhatsApp kepada istrinya.

Di mana pesan itu maksudnya tujukan untuk pihak lain, namun belum diketahui pasti untuk siapa pesan tersebut.

Terkait pertanyaan itu, Direskrimu​m Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra enggan memberikan komentar.

Menurutnya, bahwa kematian Arya Daru bukan disebabkan keterlibatan orang lain.

Nada Wira meninggi saat memberikan jawaban perihal isu perselingkuhan.

"Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini," tegasnya.

Dalam rilis kasus, polisi menampilkan CCTV detik-detik Arya Daru pergi ke mal Grand Indonesia (GI) di wilayah Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025) petang.

Saat disinggung soal kedekatan Vara dan Arya, polisi enggan mengungkapnya.

"Kami tidak bisa sampaikan karena privasi," jawab Kombes Wira.  Nah, Vara ini juga disebut polisi masuk bersama Arya Daru dan Dion ke sebuah toko baju di mal. 

"Berdasarkan CCTV pintu masuk H&M korban masuk ke dalam mal Grand Indonesia bersama Dion dan Vara sesuai dengan keterangan saksi," demikian keterangan pada paparan rangkaian rekaman CCTV yang ditampilkan Wira. (TribunNewsmaker/Tribunnews)

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved