Diplomat Muda Meninggal
Akhirnya Terungkap Barang Bukti Kematian Diplomat Arya Daru yang Ditemukan Tewas di Kos, Ada 13 Item
Akhirnya terungkap barang bukti kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas di kos.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhirnya terungkap barang bukti kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas di kos.
Barang bukti kematian Arya Daru ditampilkan di ruang saat konferensi pers.
Ada belasan barang bukti.
Apa saja barang bukti kasus kematian Arya Daru?
Simak di sini selengkapnya.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akan merilis kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan.
Sejumlah barang bukti sudah ditampilkan di ruang konferensi pers di Aula Satya Harprabu Gedung Ditreskrimum PMJ, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).
Pantauan Tribunnews.com di lokasi sebanyak 13 item dijadikan sebagai barang bukti.
Rinciannya antara lain lakban kuning, isi sampah kantong plastik, handphone samsung notes 9, DVR merk HK vision, laptop merk Deli warna hitam, macbook air warna silver, pakaian menyerupai celana, flashdisk 4 buah, satu SD card vgen, boks cokelat, foaming wash/sun block/alat kontrasepsi, akses kamar, dan akses gerbang kosan.
Agenda rilis kasus kematian Arya Daru diundur dari jadwal sebelumnya yakni menjadi pukul 14.30 WIB.
Dari rilis kasus ini akan terungkap penyebab kematian diplomat asal Yogyakarta itu akibat bunuh diri atau dibunuh.
Komisioner Kompolnas Choirul Anam menjelaskan pengumuman hasil otopsi akan disampaikan kepada publik oleh Polda Metro Jaya.
Menurutnya, rilis kasus ini tidak akan mengulur waktu karena hasil otopsi sudah selesai dilakukan.
"Sepanjang yang kami ikutin tadi harusnya memang tinggal diumumkan karena nggak ada celah yang signifikan, penyebab kematiannya terungkap dengan pendekatan otopsi," ucap Anam dalam keterangan Selasa (29/7/2025).
Banyak item autopsi yang harus didalami sehingga membutuhkan waktu cukup lama.
"Peristiwanya kemarin terang, dan tadi semakin terang ya, habis itu penyebab kematiannya juga udah jelas tinggal diumumkan aja sama Polda Metro," ucapnya.
Terkait handphone Arya Daru yang hilang, pihak kepolisian tetap rekam jejak digital lewat perangkat lain.
Nomor Whatsapp Arya Daru terkoneksi dengan laptopnya sehingga memudahkan penyelidik dalam mengungkap kasus.
Penyelidik membutuhkan waktu karena harus mencocokkan semua bukti yang ada secara lengkap dan menyeluruh.
Periksa 24 Saksi
Sebelumnya, polisi telah memeriksa 24 orang saksi terkait kasus kematian diplomat Arya Daru Pangayunan.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak menerangkan pemeriksaan puluhan saksi tersebut guna mengungkap penyebab pasti kematian Arya Daru.
"Untuk saksi yang telah diperiksa sebanyak 24 orang," ujarnya dalam keterangan Selasa (29/7/2025).
Dia menjelaskan para saksi berasal dari berbagai latar belakang yang terkait dengan korban.
Adapun rinciannya enam saksi dari tempat tinggal korban, termasuk penjaga kos, serta satu orang dari pihak keluarga, yakni istri almarhum.
Lalu tujuh saksi dari lingkungan kerja Arya Daru, kemudian enam saksi ahli.
Dan empat saksi lainnya yang memiliki hubungan dengan korban seperti sopir taksi dan dokter yang menangani rawat jalan.
"Enam orang saksi ahli dan empat saksi lainnya yang berhubungan dengan korban termasuk sopir taksi, dokter rawat jalan," tambah Reonald.
Diketahui, diplomat muda Arya Daru Pangayunan (39) ditemukan tewas di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
Saat ditemukan, kepala korban terbungkus plastik dan terlilit lakban.
Posisi tubuh korban berada di atas tempat tidur.
Pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.
Kepolisian juga mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan Arya Daru.
Permintaan Istri
Kamera CCTV di kos yang ditempati diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, sempat menjadi perbincangan netizen setelah disebut digeser.
Adapun spekulasi tersebut muncul ketika polisi merilis dua rekaman CCTV, yaitu saat memperlihatkan Arya membuang tas kresek berwarna hitam pada 7 Juli 2025 malam sekitar pukul 23.24 WIB serta saat penjaga kos menemukannya sudah dalam kondisi tewas pada 8 Juli 2025 pagi pukul 08.30 WIB.
Ketika Arya membuang tas kresek, kamera CCTV tampak tidak menyorot kamar pria yang meninggal dunia pada usia 39 tahun tersebut.
Namun, saat penjaga kos pertama kali menemukan jenazah Arya dalam kondisi kepala terlilit lakban berwarna kuning, kamera CCTV langsung menyorot ke kamar korban.
Setelah munculnya dua perbedaan tersebut, warganet berspekulasi bahwa ada dugaan kamera CCTV sengaja digeser oleh seseorang.
Hanya saja, dugaan warganet tersebut dibantah oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Mohammad Choirul Anam.
Dia mengakui bahwa kamera CCTV yang berada di depan kamar Arya memang digeser.
Hanya saja, kata Anam, hal tersebut dilakukan adalah permintaan istri Arya, Meta Ayu Puspitantri, kepada pemilik dan penjaga kos suaminya.
"CCTV yang spot berbeda di kosan karena memang ada komunikasi antara istri (Arya) dan pemilik kos dibantu sama penjaga kos, agar waktu membuka (kamar Arya) CCTV-nya itu spotnya dirubah.
Jadi itu dirubahnya jarak jauh, mungkin dengan HP atau apa agar terlihat jelas," katanya dikutip dari YouTube Metrotvnews dari Tribunnews.com, Selasa (29/7/2025).
Anam menuturkan permintaan itu disampaikan istri ketika meminta tolong kepada penjaga kos agar kamar korban diperiksa.
Pasalnya, sejak 7 Juli 2025 malam, Arya tidak bisa dihubungi.
Dia mengungkapkan fakta tersebut diketahui setelah diselidikinya rekam jejak komunikasi antara istri Arya dengan penjaga kos melalui chat di WhatsApp dalam gelar perkara yang diadakan pada Senin (28/7/2025) kemarin.
"Itu (permintaan istri menggeser kamera CCTV ke penjaga kos) ada rekam jejak WA-nya.
Tadi (kemarin) itu kita minta ini gimana cara menjelaskan biar clear."
"Jadi jam CCTV, dengan jam WA, konteks WA, dan konteks kesaksian, dan itu konek dan konsisten," kata Anam.
Dua rekaman CCTV di kos Arya yang sempat menjadi perdebatan publik terjadi dalam momen ketika kamera merekam korban saat membuang tas kresek berwarna hitam serta saat penjaga kos memaksa masuk ke kamarnya.
Adapun yang dipermasalahkan adalah perbedaan sudut pengambilan gambar atau angle kamera CCTV dalam dua peristiwa tersebut.
Dalam momen Arya tengah membuang tas kresek pada 7 Juli 2025 malam, tampak kamera CCTV menyorot ke lorong kamar korban. Namun kamar Arya tidak tersorot kamera CCTV.
Hal yang sama juga terjadi ketika penjaga kos diminta oleh istri Arya untuk mengecek kondisi suaminya pada 8 Juli 2025 dini hari pukul 00.30 WIB dan pukul 05.27 WIB.
Tampak penjaga kos terlihat jelas mondar-mandir di depan kamar Arya, tetapi kamera CCTV tetap menyorot lorong menuju pintu keluar kos.
Namun, perbedaan angle terjadi ketika rekaman CCTV memperlihatkan momen saat penjaga kos mencoba membuka paksa kamar Arya dan menemukan korban dalam kondisi tak bernyawa dengan kepala terlilit lakban kuning pada 8 Juli 2025 pagi.
Angle kamera CCTV saat peristiwa tersebut justru menyorot langsung ke kamar Arya.
CCTV di Gedung Kemenlu
Anam juga menjelaskan kondisi kamera CCTV yang merekam momen ketika Arya berada di rooftop Gedung Kemenlu di Jalan Pejambon, Gambir, Senen, Jakarta Pusat pada 7 Juli 2025 malam.
Dia mengatakan kamera CCTV di lokasi tersebut bukan hanya menyorot dalam satu sudut saja, tetapi memang bisa bergerak secara otomatis dari kanan ke kiri.
Hanya saja, kata Anam, kamera CCTV tersebut tidak bergerak otomatis mengikuti gerak dari orang tertentu.
"CCTV-nya gerak-gerak, otomatis.
(Kamera CCTV) Nggak (bergerak mengikuti gerak orang) itu otomatis saja
Jadi (Arya) kadang-kadang muncul, kadang-kadang nggak.
Tapi yang menarik, almarhum memang terlihat di beberapa titik di situ,"jelasnya.
Dalam gelar perkara, Anam mengaku meminta resolusi rekaman CCTV diperbesar dan memang terlihat dengan jelas gerak-gerik Arya saat berada di rooftop gedung Kemenlu.
Namun, Anam tidak menjelaskan aktivitas seperti apa yang dilakukan Arya pada momen tersebut.
Tak cuma di rooftop, momen kedatangan Arya sejak tiba di Gedung Kemenlu turut terlihat dengan jelas di kamera CCTV.
"Kelihatan dia (melalui rekaman CCTV) ngapain kelihatan, melakukan apa juga kelihatan, di titik jamnya juga kelihatan dan konsisten antara jam rooftop, keluar dari Deplu (Kemenlu), sama masuk ke kos-kosan itu konsisten dan runut," jelasnya.
Pada rangkaian aktivitas Arya sehari sebelum ditemukan tewas, terungkap bahwa dirinya sempat membeli baju di mal Grand Indonesia (GI) di Jakarta Pusat dan mengaku akan pulang pada 7 Juli 2025 pukul 21.00 WIB.
Adapun hal ini diketahui berdasarkan pengakuan dari kakak ipar Arya, Meta Bagus, pada 15 Juli 2025 lalu.
Bagus sempat mengatakan bahwa Arya mengabari istri, Meta Ayu Puspiantri, akan pulang ke kos setelah berbelanja baju di GI.
"Di malamnya itu, adik saya itu berkontak dengan si Daru itu terakhir jam 9-an lah, dia (Daru) habis beli baju di Grand Indonesia, lagi antre taksi," katanya di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Beredar informasi bahwa tujuan Arya membeli baju karena bakal memboyong keluarganya ke Finlandia karena dirinya akan bertugas di sana.
Nyatanya setelah dari GI, pria kelahiran Sleman, DI Yogyakarta itu, justru tidak pulang langsung ke kos tetapi ke Gedung Kemenlu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan Arya tiba di rooftop Gedung Kemenlu pada pukul 21.43 WIB.
Dia mengatakan korban berada di lokasi selama 1 jam 26 menit.
"Jadi hasil pendalaman terhadap CCTV yang ada di Gedung Kemenlu, tempat korban bekerja kemudian pemeriksaan saksi-saksi oleh penyelidik, maka diduga tanggal 7 Juli 2025 jam 21.43-23.09 WIB atau sekitar 1 jam 26 menit, diduga korban ada rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu," katanya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Kamis (24/7/2025).
Ia menjelaskan Arya mulanya naik menuju rooftop gedung Kemenlu dengan membawa tas ransel dan tas belanja.
Namun, Ade Ary menuturkan saat turun, korban tidak lagi membawa barang bawaannya itu. Momen turunnya korban dari rooftop turut terekam kamera CCTV gedung Kemenlu.
"Kemudian penyelidik mendapatkan fakta bahwa berdasarkan pengamatan CCTV tersebut, korban awalnya naik membawa tas gendong dan tas belanja."
"Kemudian saat turun, korban tidak membawa tas gendong dan tas belanja," jelas Ade Ary.
(Tribunnews.com)
Baca Berita Tribun Manado di Google News
WhatsApp TribunManado.co.id : KLIK
Tayang di Tribunnews.com dan Tribunnews.com
Misteri Sosok yang Akses Medsos Arya Daru, Instagram si Diplomat Terpantau Online padahal HP Hilang |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Identitas Pria dan Wanita yang Bersama Diplomat Arya Daru Sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Misteri yang Bikin Penasaran, Medsos Arya Daru Tiba-tiba Online, Kakak Ipar: Aktif Tujuh Menit Lalu |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Isi Chat Arya Daru sebelum Ditemukan Tewas, Istrinya Kaget, Diduga Salah Kirim |
![]() |
---|
Baru Terungkap! Keluarga Arya Daru Ternyata Terima Amplop Misterius Isi 3 Simbol Aneh saat Pengajian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.