Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembentukan Keuskupan Palu

Prospek Positif, Pembentukan Keuskupan Baru di Sulawesi Tengah Segera Dibawa ke Vatikan

Hasil analisis data dalam studi kelayakan pembentukan Keuskupan Sulawesi Tengah menunjukkan hasil yang sangat positif dan meyakinkan.

Dokumentasi Keuskupan Manado
Uskup Keuskupan Manado Mgr Rolly Untu MSC menerima dokumen pemaparan Tim Studi Kelayakan Pembentukan Keuskupan Sulawesi Tengah di Wisma Keuskupan Manado, Senin (21/7/2025). 

Sementara itu, dokumen penting lainnya seperti Apostolos Suos karya Paus Yohanes Paulus II menekankan pentingnya kolaborasi antarkeuskupan dan mendorong terbentuknya struktur baru demi menjawab kebutuhan umat secara lebih efektif. 

Raco juga mengutip Christus Dominus, Evangelii Gaudium, Gaudium et Spes, dan Sacrosanctum Concilium, yang semuanya memperkuat semangat Gereja untuk hadir lebih dekat dengan umat, khususnya mereka yang berada di wilayah-wilayah pinggiran. 

“Dari sisi hukum Gereja, hanya Paus yang memiliki kewenangan untuk mendirikan keuskupan baru, sebagaimana diatur dalam Kanon 373 Kode Hukum Kanonik,” kata dia. 

“Karena itu, semua dokumen ini menjadi pijakan kuat bagi tim untuk menyusun studi kelayakan yang tidak hanya akademis dan sistematis, tetapi juga benar-benar sejalan dengan semangat Gereja universal untuk membawa pelayanan yang lebih merata dan kontekstual bagi umat Katolik di Sulawesi Tengah,” lanjut dia.

Dalam menyusun laporan hasil studi kelayakan pembentukan Keuskupan Sulawesi Tengah, tim yang dipimpin oleh Raco menerapkan pendekatan kualitatif yang mengedepankan wawancara mendalam dengan berbagai pihak terkait, termasuk para pastor, tokoh umat, pimpinan agama lain, serta perwakilan pemerintah. 

Data yang dikumpulkan melalui wawancara ini, yang berbentuk narasi, kemudian ditranskrip secara lengkap agar lebih mudah dianalisis. 

Proses analisis dimulai dengan pengkodingan untuk mengidentifikasi pernyataan-pernyataan penting, yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang relevan. 

Dari sini, tema-tema utama yang mencerminkan kondisi internal dan eksternal dibentuk. 

Kerangka analisis Organizational Capacity Assessment (OCA) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal Gereja, dengan tujuan memastikan apakah kekuatan internal melebihi kelemahan yang ada. 

Uskup Keuskupan Manado Mgr Rolly Untu MSC bersama Ketua Tim Studi Kelayakan Pembentukan Keuskupan Sulawesi Tengah Prof Dr Recky Raco mendengarkan pemaparan tim.
Uskup Keuskupan Manado Mgr Rolly Untu MSC bersama Ketua Tim Studi Kelayakan Pembentukan Keuskupan Sulawesi Tengah Prof Dr Recky Raco mendengarkan pemaparan tim. (Dokumentasi Keuskupan Manado)

Sementara itu, faktor eksternal yang dihadapi, seperti politik, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, lingkungan, dan hukum, dianalisis dengan menggunakan kerangka PESTEL. 

PESTEL bertujuan menilai sejauh mana kondisi lingkungan sekitar mendukung pendirian Keuskupan Sulawesi Tengah, dengan memastikan bahwa peluang yang ada lebih besar dari ancaman yang mungkin timbul. 

Hasil dari analisis ini kemudian disajikan dalam dua ringkasan utama: Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan External Factor Analysis Summary (EFAS), yang memberikan gambaran jelas tentang kelayakan pembentukan keuskupan berdasarkan faktor internal dan eksternal yang telah dianalisis secara menyeluruh.

Hasil analisis data dalam studi kelayakan pembentukan Keuskupan Sulawesi Tengah menunjukkan hasil yang sangat positif dan meyakinkan. 

Berdasarkan evaluasi terhadap faktor internal, tim menemukan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Gereja Katolik di wilayah tersebut jauh melebihi kelemahan yang ada. 

Hal ini mencakup berbagai aspek, seperti sumber daya manusia yang kompeten, struktur organisasi yang solid, serta dukungan spiritual dan sosial yang kuat dari umat. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved