Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Demi Hidupi Keluarga, Wanita Ini Rela Putus Sekolah saat Berusia 15 Tahun, Kini Nasibnya Jadi Begini

Sejak usia lima tahun, ia sudah mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan terpaksa putus sekolah demi menghidupi keluarga

Editor: Indry Panigoro
(scmp.com)
PUTUS SEKOLAH - Kisah wanita muda di China putus sekolah di usia 15 tahun, kini raup cuan banyak jadi kreator konten. Sejak usia lima tahun, ia sudah mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan terpaksa putus sekolah demi menghidupi kedua orang tuanya yang penyandang disabilitas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jodoh, maut dan rezeki tak ada yang tahu memang.

Sama seperti yang dialami wanita bernama Li Yayun (27) dan berasal dari Provinsi Henan.

Dulu saat usianya 15 tahun, Li Yayun rela putus sekolah.

Bukan tanpa sebab, Li Yayun memang harus memilih berhenti sekolah demi bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Sejak usia lima tahun, ia sudah mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan terpaksa putus sekolah demi menghidupi kedua orang tuanya yang penyandang disabilitas.

Meski sempat hidup susah, kini ia bisa meraup banyak cuan berkat menjadi kreator konten.

Dilansir dari South China Morning Post, wanita itu bernama Li Yayun(27) dan berasal dari Provinsi Henan.

Li Yayun seringkali mengunggah video menampilkan kehidupan pedesaan serta interaksi hangatnya dengan para lansia di desa.

Lewat video-video itu, ia berhasil mengumpulkan lebih dari 7 juta pengikut di media sosial.

Kisah wanita muda di China putus sekolah di usia 15 tahun, kini raup cuan banyak jadi kreator konten.
PUTUS SEKOLAH - Kisah wanita muda di China putus sekolah di usia 15 tahun, kini raup cuan banyak jadi kreator konten. (scmp.com)

Menurut laporan Jiupai News, kedua orang tua Li menderita disabilitas intelektual berat.

Sang ibu membutuhkan perawatan penuh sepanjang waktu, sementara ayahnya—yang memiliki kemampuan mental setara anak berusia enam tahun—masih mampu memasak makanan sederhana dan mengendarai sepeda roda tiga listrik.

Sejak kecil, Li sudah memikul tanggung jawab besar. Di usia belia, ia mulai membantu pekerjaan rumah, dan saat remaja ia meninggalkan bangku sekolah demi bekerja.

Ia sempat bekerja di bidang penjualan, membuka kios barbekyu, hingga menjadi penata rias untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Li menikah di usia 19 tahun, namun pernikahannya hanya bertahan setahun. Ia memutuskan bercerai karena sang suami tidak mau berbagi tanggung jawab dalam merawat keluarga.

Setelah neneknya meninggal pada tahun 2020, Li bersama kakeknya mengambil alih tanggung jawab penuh merawat kedua orang tuanya.

Beberapa tahun terakhir, Li berkeliling desa dengan gerobak kecil, menjual sayuran dan kebutuhan pokok kepada para lansia yang tidak bisa bepergian jauh. 

"Dulu, mereka harus berjalan kaki berjam-jam untuk mencapai pasar. Saya hanya ingin membuat hidup mereka lebih mudah. Saya tidak mengejar uang," kata Li.

Li berkeliling desa menjual tahu, mie dingin, sayur-sayuran, dan kue-kue.

Dalam video-videonya, Li sering terlihat memberikan tahu tambahan kepada para lansia desa atau membiarkan mereka mencoba makanan secara gratis. Ia juga membantu mereka mengeringkan gandum, menelepon, dan memperbaiki telepon.

Banyak yang memperlakukannya seperti putri mereka sendiri dan sering mengundangnya makan.

Setiap hari, Li memasak untuk orang tuanya, mengajari ayahnya menulis, dan membantu kakeknya merawat pohon buah-buahan.

Li juga menjual hasil kebunnya secara daring dan pernah menggunakan penghasilannya untuk mengajak kakeknya jalan-jalan ke Beijing.

Setelah menjadi kreator konten, kehidupan Li pun berubah drastis. 

Pada bulan Juni, Li menepis rumor bahwa ia memperoleh penghasilan lebih dari satu juta yuan (sekitar Rp 2,2 miliar) setahun, dan mengatakan penghasilannya hanya sedikit lebih tinggi daripada pendapatan pekerja kantoran pada umumnya.

Ia mengatakan bahwa semua pendapatannya berasal dari penjualan daring dan ia tidak pernah menerima endorse.

Li juga mengatakan dia tidak mencari simpati, hanya berusaha membuat kehidupan keluarganya lebih cerah.

Kisah Li telah menarik perhatian luas daring, dengan unggahan terkaitnya memperoleh lebih dari 10 juta tampilan.

Seorang netizen berkata: "Kesederhanaan dan ketulusan Li dan para lansia desa selalu menyentuh hati saya. Hal seperti itu jarang ditemukan di kehidupan kota yang serba cepat."

“Dia seperti bunga matahari yang mekar di tanah tandus, kuat, mandiri, dan anggun,” komentar yang lain.

(TribunStyle/Tiara)

Sumber: TribunStyle.com

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved