Kotamobagu Sulawesi Utara
Demi Sang Buah Hati, Sukardi Mokoagow Rela Berjemur 8 Jam Kumpul Batu di Sungai Putih Kotamobagu
"Kalau mobil kecil kami jualnya Rp 200 ribu. Tapi truk bisa sampai Rp 500 ribu sekali ambil," ungkapnya kepda Tribunmanado.com di tepian Sungai Putih.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.COM, KOTAMOBAGU - Terik matahari hanya bisa membakar kulit Sukardi Mokoagow, namum tidak dengan semangatnya.
Pria 36 tahun dari Kelurahan Matali, Kecamatan Kotamobagu Timur, Kotamobagu, Sulawesi Utara, ini rela berjemur di bawah terik matahari untuk mengumpulkan material dari Sungai Putih Kotamobagu.
Tuntutan hidup dan mimpi sang anak menjadi penyemangatnya.
Sukardi yang hanya lulus SD tersebut tetap bermimpi menyekolahkan anaknya meski jalan yang ia tempuh tidak mudah.
Ia keluar dari rumahnya sekitar pukul 08.00 Wita.
Bersama sang istri, keduanya lalu menuju Sungai Putih.
Bermodal peralatan seadanya, ia mengangkat material pasir dan batu mangga dari dasar sungai.
Material tersebut dikumpulkan di tepian sungai.
Menurutnya, pasir dan batu tersebut dibeli dengan harga beragam.
"Kalau mobil kecil kami jualnya Rp 200 ribu. Tapi truk bisa sampai Rp 500 ribu sekali ambil," ungkapnya kepda Tribunmanado.com di tepian Sungai Putih Kotamobagu beberapa waktu lalu.

Dalam satu kali penjualan, dirinya bersama istri harus bekerja 2-3 hari di sungai.
"Kalau sehari tak cukup waktunya. Butuh dua atau tiga hari untuk kumpulkan material satu mobil," ucapnya.
Dalam sebulan, ia mengatakan hanya menerima uang sekitar Rp 1 jutaan lebih.
Dengan angka seperti itu, Sukardi mengatakan tak cukup memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya.
"Uang segitu tak cukup. Kadang jajan anak saja tidak ada," ujarnya.
Untuk itu, ia pun sering berkebun guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Alhamdulilah, kalau makan pasti ada. Tapi memang harus super hemat," ungkapnya.
Saat mengumpulkan batu dan pasir di Sungai Putih, Sukardi mengaku kakinya sering menggigil.
Selain itu, lengannya pun terasa sangat nyeri di malam hari.
Ia mengaku sudah sejak usia remaja bekerja sebagai pengumpul batu dan pasir.
Baca juga: Sosok Joko Supratikto Kepala BI Sulawesi Utara, Lulusan Magister Filipina yang Hobi Bersepeda
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Wilayah Sulawesi Utara Besok Sabtu 12 Juli 2025
Kulitnya pun sudah menghitam akibat sengatan matahari.
Dirinya berharap ke depannya Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu bisa lebih memperhatikan nasib masyarakat kecil seperti mereka.
"Kami berharap, kebijakan dari pemerintah bisa menyentuh masyarakat kecil seperti kami. Karena sejujurnya, kami tak pernah merasakan bantuan di desa," ucapnya.
"Bahkan rumah saya terbakar saja, tak ada uluran tangan dari pemerintah. Yang datang hanya anggota DPRD Kotamobagu," ungkapnya.
Ia meminta pemerintah tidak hanya menunggu laporan.
"Tapi turun ke bawah dan melihat nasib masyarakat kecil," tandasnya.(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isu Dugaan Pungli Penyerahan Kontrak P3K di Kotamobagu - Boltim, Panitia: Hanya Iuran Kesepakatan |
![]() |
---|
Ada Dugaan Pungli di Penyerahan Kontrak Kerja P3K Sulut, Ini Penjelasan Cabdin Pendidikan Wilayah 10 |
![]() |
---|
Gaji dan Tunjangan DPRD Kotamobagu Rp 25 Juta, Terkecil di BMR Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Rendy Virgiawan Mangkat Terpilih Jadi Ketua KONI Kotamobagu Periode 2025–2029 |
![]() |
---|
Pemprov Sulawesi Utara dan Kodam XIII/Merdeka Gelar Baksos Kesehatan di Kotamobagu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.