Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pelita, Renungan P/KB GMIM 6-12 Juli 2025, Terimalah Satu Akan yang Lain untuk Kemuliaan Allah

Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 6 - 12 Juli 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Roma 15:1-13.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
PELITA - Renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 6 - 12 Juli 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Roma 15:1-13. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 6 - 12 Juli 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Roma 15:1-13.

Tema perenungan adalah Terimalah Satu Akan yang Lain untuk Kemuliaan Allah.

Khotbah:

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Rasul Paulus adalah seorang yang sangat realistis dan mampu melihat kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi 
dalam kehidupan berjemaat.

Kekhawatirannya muncul pada saat mendengar kondisi umat Kristen di Roma yang majemuk dengan kepelbagaian latar belakang termasuk sosial, ekonomi serta kehidupan kerohanian.

Ada kekhawatiran akan hadirnya individu atau kelompok yang tergolong mapan dalam kehidupan beriman yang kemudian dapat mengabaikan kehidupan bersama.

Kebersamaan dan solidaritas tidak menjadi hal yang penting bagi mereka bahkan mereka cenderung untuk mementingkan diri sendiri dan kelompok.

Oleh karena itu Paulus menekankan pentingnya kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan keterbukaan untuk menerima satu dengan yang lain. 

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Dalam perikop ini Paulus menggunakan istilah yang "kuat" dan yang "lemah". Kelompok yang kuat adalah mereka yang 
lebih dewasa dalam iman, sedangkan yang "lemah" adalah mereka yang masih bergumul dengan praktik atau keyakinan 
tertentu.

Dalam kondisi seperti ini, tak dapat dihindari lagi akan adanya ketimpangan yang mencolok dalam kehidupan 
berjemaat sehingga rentan terjadi perpecahan.

Paulus berkesimpulan situasi ini harus segera ditangani dengan arif dan bijaksana, terutama mengingatkan mereka yang "kuat" untuk berkewajiban menanggung yang "tidak kuat" atau yang "lemah". 

Mereka yang kuat memiliki kedewasaan iman sehingga memiliki  tanggung jawab iman untuk tidak mencari kesenangan diri sendiri, tetapi sebaliknya mengutamakan kesejahteraan orang lain. 

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,

Paulus mencontohkan beberapa hal penting yang diteladankan Yesus Kristus.  Pertama, tidak mencari kesenangannya sendiri tetapi menanggung beban orang lain. 

Kedua, orang percaya terpanggil untuk saling membangun, menerima satu sama lain sebagaimana Kristus telah menerima mereka.

Paulus menekankan bahwa Kristus melayani semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.

Bagi orang Yahudi, pengajaran Yesus meneguhkan janji-janji Allah kepada para leluhur, dan bagi orang bukan Yahudi, mereka dapat memuliakan Tuhan atas belas kasihan-Nya.

Ketiga, Paulus berdoa agar Allah menganugerahkan kepada orang percaya bagaimana hidup seperti Kristus, yang memampukan mereka untuk hidup dalam keharmonisan dan kesatuan. 

Hidup di dalam Kristus, tidak ada sekat dan perbedaan. Hidup di dalam Kristus menjadikan kepelbagaian dan kemajemukan sebagai kekayaan bersama untuk saling melengkapi dan menguatkan satu dengan yang lain.

Melalui kesatuan dan penerimaan satu sama lain, orang percaya dapat memuliakan Allah dan mengalami sukacita 
dan kedamaian. 

Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan,

Pengajaran Paulus ini mengingatkan kita semua orang percaya dalam kondisi apapun dan dari latar belakang apapun 
 agar hidup saling menerima dan membantu satu dengan yang lain.

Mereka yang kuat dalam iman terpanggil untuk bersabar terhadap kelemahan orang yang lemah bukan mencari kesenangan diri sendiri melainkan menyenangkan sesama demi kebaikan bersama. 

Belajar dari Kristus, kita semua diingatkan untuk tidak mencari kesenangan diri sendiri melainkan mengikuti kehendak Allah, bahkan rela menanggung hinaan.

Bagi Paulus, orang percaya hidup dalam terang firman Tuhan sebagai sumber pengajaran, ketahanan dan motivasi serta membimbing orang  percaya untuk bertekun dan hidup dalam pengharapan. 

 Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Pengajaran Paulus menjadi peringatan bagi kita semua dalam perenungan bersama tentang keluarga adalah basis 
penginjilan dan diakonia.

Kita semua dapat memaknai akan pentingnya menjaga keutuhan dan persatuan dalam keluarga kita.

Segala perbedaan dan kepelbagaian yang kita miliki, jadikanlah itu sebagai kekuatan bersama. Keluarga adalah basis 
 untuk segala sesuatu yang mendatangkan sukacita dan perdamaian, termasuk penginjilan dan diakonia.

Apabila keluarga kita hidup dalam persatuan dan penuh cinta kasih maka kita dapat menjadi agen-agen potensial dalam penginjilan serta berdiakonia bagi sesama.

Marilah kita menjaga keluarga kita masing-masing, persekutuan kita sebagai gereja, persekutuan sebagai Pria Kaum Bapa GMIM yang mampu menjaga keluarga kita serta menjadi berkat bagi banyak orang.

Sebagaimana doa Paulus, kiranya Allah sumber pengharapan, dapat memenuhi orang percaya dengan sukacita, kedamaian, dan harapan yang berlimpah melalui kuasa Roh Kudus. Amin. 

Pertanyaan untuk PA: 

1. Apa pesan perikop Roma 15:1-13 bagi kita sebagai P/KB GMIM? 

2. Bagaimana kita mampu menjadi teladan sebagai P/KB dalam memaknai keluarga sebagai basis penginjilan dan diakonia?

Sumber: Komisi P/KB Sinode GMIM

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved