Konflik Israel vs Iran
6 Skenario Balasan Iran atas Serangan AS, Mana yang Paling Mungkin Terjadi?
Namun, Araghchi mengakui bahwa setiap opsi membawa risiko besar, tak hanya bagi Iran, tetapi juga bagi AS dan sekutunya, termasuk Israel.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Teheran memiliki berbagai opsi untuk merespons serangan Amerika Serikat yang terjadi pada Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.
Beberapa langkah yang dipertimbangkan antara lain serangan balik ke pangkalan militer AS serta penutupan jalur perairan strategis yang menjadi kunci pengiriman global.
Namun, Araghchi mengakui bahwa setiap opsi membawa risiko besar, tak hanya bagi Iran, tetapi juga bagi AS dan sekutunya, termasuk Israel.
Baca juga: Cuaca Sulawesi Utara Hari Ini Senin 23 Juni 2025: Simak Wilayah yang Berpotensi Hujan
"AS menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati hukum internasional. Mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan," kata Araghchi, dikutip dari Reuters.
Sejauh ini, Iran belum menindaklanjuti serangan AS baik dengan menargetkan pangkalan AS ataupun memutus jalur perairan, tetapi hal itu mungkin tidak bertahan lama. Sebab, negara itu berjanji akan mempertahankan diri, sehari setelah AS menjatuhkan bom penghancur bunker ke tiga situs nuklirnya.
Keputusan AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran justru membuat kondisi di kawasan Timur Tengan menjadi tidak stabil.
Semua mata kini tertuju pada Iran dan bertanya-tanya langkah seperti apa yang bakal dilakukan Teheran.
6 skenario serangan Iran
Berikut ini sederet kemungkinan yang akan dilakukan Iran untuk menanggapi serangan AS:
1. Iran serang pangkalan militer AS
Serangan AS menyebabkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengaktifkan sisa-sisa proksinya di Irak, Yaman, dan Suriah.
Ada kemungkinan kelompok-kelompok tersebut bakal melancarkan serangan ke aset-aset AS di kawasan itu.
Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR) menyebut, sekitar 40.000 tentara AS berada di Timur Tengah hingga 13 Juni 2025. Di Irak misalnya, ada sebanyak 2.500 tentara AS hingga akhir tahun lalu.
Analis politik dan urusan global CNN, Barak Ravid, mengatakan skenario ini bukan hal yang mustahil terjadi. Pada 2020 lalu, serangan rudal Iran terhadap garnisun AS telah menyebabkan lebih dari 100 tentara mengalami cedera otak traumatis.
Sementara itu, Iran telah menyampaikan beberapa kali bahwa jika AS bergabung dalam konflik Iran dengan Israel dengan menyerang fasilitas nuliknya, Iran bakal membalas dengan menyerang pasukan AS di kawasan tersebut.
Di sisi lain, serangan dari Yaman terhadap aset AS sudah mulai bermunculan. Pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran sebelumnya berjanji akan menyerang kapal-kapal Amerika di Laut Merah jika AS ikut serta dalam konflik Israel dengan Iran.
Seorang pejabat Houthi terkemuka mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa Trump harus menanggung konsekuensi dari serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025).
2. Iran tutup Selat Hormuz dan ganggu perdagangan minyak dunia
Iran juga memiliki pilihan untuk memengaruhi seluruh pengiriman komersial di Teluk.
Ravid menjelaskan, jika Iran memutuskan untuk menutup Selat Hormuz yang menjadi rute pengiriman minyak utama, maka perdagangan minyak di dunia akan terganggu.
Ada kemungkinan pasar minyak global akan menghadapi krisis eksistensial akibat langkah tersebut.
Perlu diketahui, Selat Hormuz adalah selat yang menghubungkan Teluk Persia dengan lautan terbuka dan merupakan jalur utama ekspor minyak dan gas alam cair dari Timur Tengah ke pasar global.
Badan Informasi Energi AS menyebut, sekitar 20 juta barel minyak mengalir melalui selat ini setiap hari.
Pmimpin redaksi surat kabar garis keras Kayhan yang mengidentifikasikan dirinya sebagai tangan kanan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menyerukan serangan rudal dan penutupan Selat Hormuz menyusul serangan AS.
3. Iran membuat bom nuklir
Beberapa ahli berpendapat, Iran kemungkinan besar akan membuat bom nuklir setelah serangan AS kemarin. Bahkan para ahli menyakini pembuatan bom nuklir itu tetap bakal berlanjut meski rezim saat ini runtuh dan pemimpin baru muncul.
Hal itu diungkap wakil presiden eksekutif Quincy Institute di Washington, DC Trita Parsi melalui media sosialnya.
“Trump baru saja menjamin bahwa Iran akan menjadi negara bersenjata nuklir dalam 5 hingga 10 tahun ke depan. Terutama jika rezimnya berubah," tulisnya.
Parsi berpendapat, jika rezim tersebut runtuh dan elemen militer baru mengambil alih kekuasaan, mereka kemungkinan akan bersikap jauh lebih agresif daripada rezim saat ini dan berlomba menggunakan senjata nuklir.
Selama ini, para ahli mengatakan bahwa Iran kemungkinan telah memindahkan stok uranium yang diperkaya dari fasilitas nuklir utamanya di tengah serangan Israel.
Pembangkit listrik tenaga nuklir yang menghasilkan listrik untuk keperluan sipil menggunakan uranium yang diperkaya antara 3,5 persen dan 5 persen.
Ketika pembangkit listrik ditingkatkan lebih tinggi, uranium dapat digunakan untuk membuat bom.
Respons pertama yang dilakukan Iran setelah serangan AS adalah menyerang Israel.
Rentetan rudal diluncurkan Iran ke kawasan Tel Aviv. Setidaknya 86 orang dirawat di rumah sakit imbas serangan pada Minggu kemarin itu.
Melihat kemungkinan Israel tidak dapat mempertahankan konfrontasi penuh dengan AS dan harapan bahwa Presiden AS, Donald Trump mengurangi keterlibatannya, Iran mungkin ingin melestarikan status quo dan hanya memerangi Israel.
5. Iran gunakan serangan siber atau terorisme
Dua analis militer mengatakan bahwa Iran dapat menggunakan tindakan asimetris, seperti terorisme atau serangan siber untuk membalas serangan AS.
"Saya pikir IRGC mungkin mencoba mencari tahu kemampuan apa yang tersisa karena persediaan rudalnya menyusut," kata analis keamanan nasional CNN, David Sanger.
"Saya pikir IRGC akan sedikit berhati-hati dan saya menduga itu akan membawa kita pada semua hal asimetris yang dapat mereka lakukan: siber, terorisme. Saya pikir mereka mungkin akan mencari hal-hal yang tidak dapat dilakukan AS dengan pertahanan tradisional," tambahnya.
Senada dengan itu, Kepala strategi geopolitik di Academy Securities sekaligus pensiunan Angkatan Darat AS, Mayjen James “Spider” Marks mengatakan bahwa Iran memiliki pengaruh dan dapat membuat berbagai hal terjadi secara asimetris.
6. Iran melanjutkan perundingan nuklir
Sebelumnya, Iran menolak untuk kembali ke meja perundingan setelah diserang Iran pada Jumat (13/6/2025).
Bahkan hingga Minggu kemarin, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pihaknya tidak tahu banyak seberapa besar ruang yang tersisa untuk diplomasi setelah AS serang Iran.
“Mereka melewati batas yang sangat besar dengan menyerang fasilitas nuklir. Kami harus menanggapi berdasarkan hak sah kami untuk membela diri,” kata Araghchi.
Dia juga mengatakan bahwa AS telah memutuskan untuk menyudahi diplomasi.
"Minggu lalu, kami sedang berunding dengan AS ketika Israel memutuskan untuk mengakhiri diplomasi itu. Minggu ini, kami mengadakan pembicaraan dengan E3 (kelompok menteri Eropa)/UE ketika AS memutuskan untuk mengakhiri diplomasi itu," kata Araghchi di X.
International Crisis Group Vaez mengatakan bahwa Iran enggan bernegosiasi lagi. Sebaliknya negara itu justru akan melanjutkan perundingan pembuatan nuklir mereka.
"Situasi yang paling mungkin adalah pembicaraan sudah berakhir untuk saat ini," kata Vaez.
Itulah sederet kemungkinan yang akan dilakukan Iran menyusul serangan AS di tiga situs nuklirnya kemarin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini
Ilmuwan Nuklir Iran Tewas Bersama Istri dan Ketiga Anaknya dalam Serangan Israel ke Teheran |
![]() |
---|
Perang Berakhir, Iran Umumkan Berakhirnya Konflik 12 Hari Lawan Israel, Tiga Kubu Klaim Menang |
![]() |
---|
Perbandingan Kekuatan Militer Amerika Serikat vs Iran: Kekayaan hingga Teknologi, Siapa Jawaranya? |
![]() |
---|
Dampak jika Iran Menutup Selat Hormuz, Jalur Vital Minyak Dunia Terancam hingga Krisis Energi Global |
![]() |
---|
Ekonomi Dunia Terguncang Jika Iran Menutup Selat Hormuz, Ini Dampak Lain yang Bisa Terjadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.