Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Bripda BYA, Oknum Polisi Tipu Banyak Wanita, Diduga Sengaja Jalin Hubungan untuk Lunasi Pinjol

Seorang anggota polisi berinisial Bripda BYA kini tengah menjadi sorotan tajam setelah dituding melakukan penipuan terhadap sejumlah wanita.

Editor: Indry Panigoro
Ist/TribunJateng.com
LUNASI PINJOL - Kolase foto ilustrasi Pinjol dan ilustrasi Brida BYA. Bripda BYA dituding mendekati banyak wanita demi melunasi utang pinjolnya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Berikut ini adalah sosok Bripda BYA.

Bripda BYA adalah oknum polisi yang saat ini tengah jadi sorotan.

Itu karena ia dituding melakukan penipuan terhadap banyak wanita.

Tak hanya satu perempuan yang jadi korban dari Bripda BYA.

Bripda BYA diduga mendekati para wanita tersebut demi melunasi tumpukan pinjaman online (pinjol) miliknya.

Dugaan penipuan berantai ini telah menarik perhatian Polda Jawa Tengah, yang kini tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kebenaran di balik viralnya tudingan ini.

Dugaan penipuan yang dilakukan Bripda BYA tersebut sempat viral di jagat media sosial X yang mengabarkan polisi Bintara tersebut mendekati wanita demi melunasi utang pinjaman online (pinjol).

"Ya kami mendapatkan informasi tersebut yang sedang dilakukan penyelidikan oleh Paminal Bidang Propam Polda Jateng," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto, Selasa (17/6/2025).

Artanto membenarkan, anggota yang diposting oleh salah satu akun media sosial X adalah anggotanya.

Bripda Bagus saat ini berdinas di Direktorat Samapta (Ditsamapta) Polda Jateng.

"Betul, polisi itu anggota Ditsamapta," bebernya.

Sebelumnya, akun X @KangBedah memposting kasus tersebut pada 16 Juni 2025, ketika postingan tersebut diakses pada 17 Juni petang, sudah dilihat oleh sebanyak 1,5 juta akun dengan postingan ulang sebanyak 1.643.

Akun tersebut memaparkan berbagai modus dari Bripda BYA dalam mendekati perempuan.  

Berbagai bukti yang disodorkan dalam postingan itu juga menarasikan bahwa korban akan percuma ketika melaporkan kasus itu ke polisi

Disebutkan pula telah banyak korban dalam kasus ini sehingga meminta Polda Jateng untuk menindaklanjutinya.

Kabar tersebut pertama kali beredar melalui akun X (Twitter) bernama @viralinae yang mengunggah foto dan narasi soal perilaku tidak pantas Bripda Bagus.

Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa ia memiliki kebiasaan mendekati banyak wanita dengan modus asmara untuk meminta bantuan keuangan.

“Terlilit banyak utang pinjol, anggota polisi Polda Jateng dekati banyak cewek minta dilunasi, bahkan ada istri orang juga!,” tulis akun tersebut.

Polda Jateng Akan Tindaklanjuti

Dikutip dari Kompas.com, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo menyatakan bahwa kasus tersebut sedang dalam proses penanganan.

“Diproses,” kata Ribut saat dikonfirmasi, Selasa (17/6/2025).

Ia memastikan bahwa proses akan berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

“Diproses sesuai ketentuan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Irjen Ribut menyerahkan penanganan kasus ini kepada Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Tengah.

“Tanya Kabid Propam,” ucapnya saat ditanya soal status Bripda Bagus.

Tanggapan Kompolnas

Terkait kasus itu, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Choirul Anam mengatakan, temuan kasus itu harus ditindaklanjuti dan didalami oleh Propam Polda Jateng.

Tindak lanjut dan pendalaman harus dilakukan secara komperhensif dan mendalam.

"Harus mendalam dan komprehensif apa yang sebenarnya yang terjadi apakah karena pinjol atau perbuatan yang melanggar etika atau keduanya," paparnya.

Langkah selanjutnya, Anam menyarankan ketika anggota tersebut terbukti melakukan pelanggaran maka harus diberi hukuman lebih berat.

Alasan dihukum lebih berat karena karena ada dua konteks meliputi sejak awal anggota sudah diperingatkan jangan sampai terlibat  pinjol maupun judi online.

Bahkan, polisi secara serentak telah melakukan operasi kepada anggota termasuk Polda Jateng. 

"Sudah diperingatkan di seluruh Indonesia soal ini jadi Sanski harus lebih berat bilamana terbukti," terangnya.

Pertimbangan lainnya, lanjut Anam, melihat konteks korban yang diduga berjumlah banyak.

"Maka dari itu, Propam harus mendalami dan harus membuat terang peristiwa," ujarnya.

Sumber: Tribunnews

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved