Lipsus Pasar Restorasi Malalayang
Kondisi Pasar Restorasi Malalayang di Manado Sulawesi Utara Makin Memprihatinkan, Ini Potretnya
Kondisi terkini Pasar Restorasi Malalayang di Jalan Kayu Bulan, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara, kian memprihatinkan.
Penulis: Petrick Imanuel Sasauw | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kondisi terkini Pasar Restorasi Malalayang di Jalan Kayu Bulan, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara, kian memprihatinkan.
Meski telah diresmikan sejak Agustus 2019 dengan anggaran miliaran rupiah, pasar ini kini tak lagi beroperasi dan berubah menjadi bangunan tua yang terbengkalai.
Pantauan di lokasi pada Minggu (15/6/2025) siang, sejumlah bangunan di pasar masih berdiri kokoh.
Namun kondisinya saat ini sudah rusak dan tak terurus.
Di salah satu gedung, terdapat belasan lapak berukuran sekitar 4x4 meter.
Sebagian besar tampak kosong dan kotor akibat sampah berserakan.
Beberapa lapak lainnya tertutup rapat. Kondisi interior bangunan juga rusak parah.
Plafon berlubang dan hancur, lampu-lampu sudah tak ada, serta kabel-kabel listrik menggantung acak.

Listrik pun sudah tidak berfungsi.
Dinding bangunan dipenuhi coretan, memperkuat kesan kumuh.
Gedung lainnya terlihat lebih kotor.
Kemudian satu bangunan di tanpa dinding juga memprihatinkan.
Kini kondisinya penuh debu dan ditumbuhi rumput liar.
Sekitar 100 unit lapak di dalamnya masih terlihat utuh, dibangun dari semen dan tehel putih.
Namun semuanya tidak terpakai.
Beberapa pipa air terlihat terpasang, namun keran air di sana sudah tidak berfungsi.
Di bagian pintu masuk pasar, rumput liar mulai menjalar hingga ke dinding.
Kondisi toilet pasar pun tak luput dari kerusakan.
Dua wastafel sudah tak berfungsi, tertutup debu dan kotoran.
Dari empat bilik toilet, hanya satu yang terbuka, itupun dalam keadaan kotor dan berbau.
Tak terlihat aktivitas warga di sekitar lokasi pasar.
Namun, menurut salah satu warga setempat yang sempat diwawancarai beberapa waktu lalu, keberadaan pasar ini sangat disayangkan karena tidak dimanfaatkan lagi.
“Sayang sekali. Padahal bangunannya sudah jadi, tapi tidak difungsikan,” ujar warga tersebut.
Ia menilai lokasi pasar sangat tidak strategis jika dibandingkan dengan Pasar Bahu yang lebih dekat ke pusat kota.
“Kalau Pasar Bahu kan masih di dalam kota. Kalau ini, terlalu jauh,” tambahnya.
Pasar Restorasi Malalayang dibangun sebagai bagian dari program revitalisasi dan pemerataan ekonomi daerah oleh Pemerintah Kota Manado.
Proyek ini dimulai pada tahun 2018 dan diresmikan pada Agustus 2019 oleh Wali Kota saat itu, Vicky Lumentut.
Pasar ini diharapkan menjadi pusat perdagangan baru yang modern dan bersih di wilayah selatan Manado.

Nama “Restorasi” dipilih untuk mencerminkan semangat pembangunan dan pemulihan ekonomi berbasis rakyat kecil, khususnya pedagang tradisional.
Pasar ini dirancang dengan konsep semi-modern, memiliki sejumlah fasilitas penunjang seperti area parkir, toilet, jaringan listrik, dan zona khusus untuk penjualan ikan, daging, serta hasil bumi.
Namun, sejak awal pengoperasiannya, pasar ini kesulitan menarik minat pedagang dan pembeli.
Kini, lima tahun setelah peresmiannya, kondisi Pasar Restorasi justru berbanding terbalik dengan tujuan awal pembangunannya.
Bangunan mangkrak, fasilitas rusak, dan tidak ada aktivitas ekonomi yang berlangsung. (Pet)
-
Baca juga: Kondisi Terminal Liwas Manado Sulut Sekarang Memprihatinkan, Beberapa Bagian Tampak Rusak
Terungkap Penyebab Pasar Restorasi Malalayang Manado Sepi, 5 Tahun Tak Difungsikan Begini Kondisinya |
![]() |
---|
Terungkap, Ini Alasan Pedagang di Pasar Bahu Enggan Pindah ke Pasar Restorasi Malalayang Manado |
![]() |
---|
Pedagang di Pasar Bahu Ogah Pindah ke Pasar Kayubulan Manado, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Sempat Diwacanakan Jadi Lokasi UKM, Nasib Pasar Restorasi Malalayang, Manado, Sulut Belum Jelas |
![]() |
---|
Pasar Restorasi Malalayang di Manado Terbengkalai, Warga Sebut Akses Sulit dan Tidak Strategis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.