Tanggul Laut Jakarta
Soal Pembangunan Tanggul Laut Raksasa di Jakarta, AHY: Butuh Biaya Rp 123 Triliun
Proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall membutuhkan dana sekitar 8 miliar dolar AS
TRIBUNMANADO.CO.ID - Untuk mengatasi masalah banjir rob dan penurunan muka tanah yang signifikan di wilayah pesisir Jakarta.
Pemerintah kini membuat proyek tanggul laut.
Diaman pembangunan tanggul laut ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Presiden Prabowo Subianto,
Terkait hal tersebut dari Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memperkirakan proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall membutuhkan dana sekitar 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Giant Sea Wall direncanakan membentang dari Banten hingga Jawa Timur.
Namun, dana 8 miliar dolar AS itu hanya mencakup pembangunan di wilayah Jakarta saja sepanjang 41 kilometer.
Bila merujuk hasil studi sebelumnya, AHY menyebut dana yang dibutuhkan sekitar Rp 123 triliun.
Namun, jika menggunakan kurs terkini sebesar Rp 16.270 per dolar, 8 miliar dolar AS berarti sekitar Rp 130 triliun.
"Kalau ditanya berapa, kurang lebih studi yang pernah kami lakukan di waktu sebelumnya adalah kurang lebih 8 miliar USD, Rp 123 triliun. Itu hanya untuk wilayah Jakarta, kurang lebih 41 km," kata AHY ketika diwawancara di sela-sela acara International on Infrastructure Conference (ICI) 2025, Rabu (11/6/2025).
AHY menekankan bahwa proyek ini masih dalam tahap kajian lebih lanjut karena banyak aspek yang masih perlu dipelajari.
Untuk membiayai proyek berskala besar ini, pemerintah berencana melibatkan pihak swasta sebagai investor.
AHY menyebutkan bahwa dalam acara ICI 2025, proyek Giant Sea Wall menjadi salah satu yang ditawarkan kepada para investor.
"Proyek besar semacam Giant Sea Wall ini menjadi salah satu yang kita bahas karena cukup banyak yang bukan hanya tertarik, tetapi juga benar-benar serius ingin masuk ke proyek tersebut," ujar AHY.
Sebelumnya, AHY pernah mengatakan bahwa kawasan sekitar Giant Sea Wall akan dikembangkan dengan berbagai fasilitas.
AHY menjelaskan bahwa pembangunan Giant Sea Wall tidak hanya akan fokus pada infrastruktur tanggulnya saja.
Kawasan sekitarnya juga akan dikembangkan agar dapat meningkatkan nilai lahan di sekitar proyek, sehingga bisa menarik minat investor.
Hal itu disebutnya sebagai konsep land value capture, di mana pengembangan kawasan akan membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar.
"Nah kalau ini didesain dengan baik dan saling menguntungkan, mereka (investor) akan tertarik. Ini selain membangun tanggul juga mendapatkan keuntungan, bisa meningkatkan nilai tanah yang bisa dikomersilkan juga," kata AHY ketika ditemui di kantor Kementerian PU, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (9/5/2025).
Contoh pengembangan kawasan tersebut, menurut AHY, seperti pembangunan perumahan, tempat wisata, fasilitas olahraga, hingga pusat bisnis.
Terkait progres pembangunan Giant Sea Wall, AHY menyatakan bahwa saat ini berbagai kelompok kerja yang melibatkan lintas kementerian masih terus mematangkan rencananya.
Selain itu, koordinasi dengan pemerintah daerah juga terus dilakukan. Oleh karena itu, AHY menegaskan bahwa proyek ini masih memerlukan proses lebih lanjut sebelum dapat direalisasikan.
Kementerian PU Siapkan Tanggul Pantai Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) rampung menyiapkan pembangunan tanggul pantai Jakarta tahap 7 sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan bertujuan untuk mengatasi penurunan muka tanah (land subsidence) dan mengurangi risiko banjir.
"Pengamanan pesisir pantai merupakan salah satu program prioritas Kementerian PU dan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN),” kata Menteri PU Dody Hanggodo dikutip dari siaran pers pada Senin (9/6/2025).
Pekerjaan enam tahap sebelumnya tersebar di kawasan Kalibaru, Kamal Muara, Muara Baru, Kali Ancol, dan Dadap.
Untuk tahap ketujuh ini, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU telah menyiapkan pembangunan sebanyak dua paket.
Rencana pembangunan pengaman pantai di pesisir Teluk Jakarta Tahap 7 paket 1 berlokasi di Kali Ancol dan Kali Dadap.
Pembangunan tanggul Kali Ancol Paket 1 direncanakan sepanjang 100 meter.
Dananya akan bersumber dari APBN dan dilaksanakan secara single years contract (SYC) pada 2025. Statusnya saat ini dalam persiapan lelang.
Pembangunan tanggul Tahap 7 paket berikutnya direncanakan sepanjang 850 meter di Kali Ancol, Muara Baru Barat, dan Cilincing.
Anggaran paket berikutnya masuk dalam tahap pengusulan dengan sumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dilaksanakan secara multi years contract (MYC) 2026-2027.
Pada tahap 7 ini juga akan dibangun satu unit sistem polder di Kali Dadap sebagai satu kesatuan sistem bangunan pengendali banjir.
Satu unit sistem polder itu terintegrasi dengan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) dan bersumber dari SBSN dilakukan secara MYC 2026-2027.
Dody menyebut upaya pembangunan tanggul ini terintegrasi dengan pembangunan Bendungan Karian dan Jatiluhur untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain itu, juga terintegrasi dengan Jakarta Sewerage Development System untuk meningkatkan kualitas air di wilayah hilir.
(Sumber Tribunnews)
Harga Daging Babi di Manado Sulut Turun Hari Ini, Segini Dijual |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Kronologi dan Sebab Brimob Bripda Farhan Kabur Saat Akad Nikah, Komandan: Mental |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut, Seorang Nenek Tewas Disambar Mobil, Korban Hendak Menyeberang |
![]() |
---|
Breaking News: Seorang Direksi BUMN Kena OTT KPK di Jakarta |
![]() |
---|
Lomba Sambutan Pala Bakal Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Wenang Manado |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.