Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Kopra

Harga Kopra Bagus, Daya Beli Petani Sulut Membaik, NTP Bulan Mei Naik 3,92 Persen

Daya beli petani di Sulawesi Utara semakin baik. Hal ini tercermin dari angka Nilai Tukar Petani (NTP) Sulut pada Bulan Mei 2025 naik 3,92 persen

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Ferdi/Tribun Manado
HARGA KOPRA - Gudang Kopra di Calaca Manado Sulawesi Utara. Harga Kopra bagus, daya beli petani Sulut membaik. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Daya beli petani di Sulawesi Utara semakin baik. Hal ini tercermin dari angka Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara pada Bulan Mei 2025 naik 3,92 persen.

Pada Bulan Mei 2025, NTP Sulawesi Utara menjadi 131,14. Pada bulan sebelumnya, NTP Sulawesi Utara bernilai 126,19. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Kenaikan NTP disebabkan Indeks Harga yang diterima Petani (It) mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen.

Sementara Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,92 persen. 

"Adapun NTP secara Year to Date (YTD) atau tahun kalender mengalami kenaikan sebesar 9,75 persen," kata Aidil, Senin (2/6/2025). 

Searah dengan itu, NTP secara Year on Year (YoY) atau tahun ke tahun juga engalami kenaikan sebesar 16,30 persen.  

Dijelaskan, pada Bulan Mei 2025, tiga subsektor mengalami kenaikan NTP dan dua subsektor lainnya m engalami penurunan NTP

Subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,90 persen; subsektor Hortikultura sebesar 3,56 persen; dan  subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 6,64 persen. 

Subsektor yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor Peternakan yang turun sebesar 0,81 persen dan subsektor Perikanan yang turun sebesar 0,97 persen. 

Secara khusus, Aidil menjelaskan, semakin baiknya NTP tak lepas dari membaiknya komoditas unggulan Sulawesi Utara yakni produk kelapa, yakni kopra. 

Saat ini harga kopra di Sulawesi Utara menyentuh angka tidak kurang dari Rp 20 ribu per kilogram. 

"Membaiknya harga kelapa membuat petani menerima indeks harga lebih besar. Indeks yang dibayarkan petani lebih berkurang," katanya lagi. 

Apalagi, modal konsumsi petani berkurang karena harga komoditas penyumbang inflasi seperti cabai rawit dan bawang merah cenderung stabil.

"Sehingga biaya konsumsi petani saat berproduksi berkurang," jelasnya. 

Katanya, kenaikan NTP Sulawesi Utara merupakan yang tertinggi di Pulau Sulawesi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved