Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Malalayang Beach Walk

Cerita Desi, Pedagang di Malalayang Beach Walk yang Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung

Malalayang Beach Walk (MBW), salah satu ikon wisata pesisir Kota Manado, kini tak lagi seramai dulu.

|
Tribunmanado.co.id
KISAH - Malalayang Beach Walk (MBW), salah satu ikon wisata pesisir Kota Manado, kini tak lagi seramai dulu. Sejak pandemi COVID-19, tempat yang dahulu dipenuhi wisatawan dan warga lokal itu perlahan kehilangan denyutnya. Di tengah situasi tersebut, Desi, seorang pedagang makanan ringan di kawasan MBW, berjuang mempertahankan usahanya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Malalayang Beach Walk (MBW), salah satu ikon wisata pesisir Kota Manado, kini tak lagi seramai dulu.

Sejak pandemi COVID-19, tempat yang dahulu dipenuhi wisatawan dan warga lokal itu perlahan kehilangan denyutnya.

Di tengah situasi tersebut, Desi, seorang pedagang makanan ringan di kawasan MBW, berjuang mempertahankan usahanya.

Desi, salah satu pedagang yang ditemui di lokasi pada Kamis (22/5/2025), mengaku kesulitan memperoleh penghasilan akibat turunnya jumlah pengunjung.

"Bukan cuma sepi, tapi sepi sekali," keluh Desi.

Ia menjelaskan, meski pengunjung berkurang drastis, biaya operasional tetap harus ditanggung.

"Kalau kami yang bangun booth sendiri, sewanya Rp 2 juta per bulan. Sudah termasuk air dan listrik, tapi tetap berat kalau pembeli tidak ada," tambahnya.

Desi juga mengaku tidak mengetahui pasti penyebab sepinya pengunjung. Ia menilai harga makanan dan minuman yang ditawarkan masih sesuai dengan harga pasar.

Masalah lain yang dikeluhkan pedagang adalah buruknya fasilitas umum, terutama toilet. Beberapa fasilitas sudah tidak berfungsi, sementara yang masih bisa digunakan dalam kondisi memprihatinkan.

"Toilet duduk tak layak pakai, dan kebersihannya buruk. Kadang baunya sampai ke tempat jualan kami," ungkapnya.

Kondisi ini membuat pengunjung merasa tidak nyaman untuk berlama-lama di area MBW. Para pelaku UMKM berharap pemerintah kota atau pengelola MBW segera mengambil langkah perbaikan.

Mereka berharap kawasan ini bisa kembali hidup dan menjadi pusat aktivitas ekonomi warga seperti sebelum pandemi.

Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi terkait kondisi MBW.

Kisah Alberti Kanaka, Pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado yang Berjualan Sejak Tahun 1986

KISAH - Kisah Pelaku UMKM Alberti Kanaka, 64 tahun. Sejak tahun 1986, ia bersama sang istri telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini.
KISAH - Kisah Pelaku UMKM Alberti Kanaka, 64 tahun. Sejak tahun 1986, ia bersama sang istri telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini. (Petrick Sasauw/Tribun Manado)

Di tengah riuhnya wisatawan yang lalu-lalang di Malalayang Beach Walk, Kota Manado, Sulawesi Utara, seorang pria paruh baya tampak sibuk melayani pelanggan di lapak sederhana miliknya. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved