Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minahasa Sulawesi Utara

Banjir di Desa Ranomerut Minahasa, Warga Sebut Usulan Solusi Belum Ditanggapi Pemerintah

Banjir yang terjadi di Ruas Jalan Desa Ranomerut, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sudah sangat memprihatinkan.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Ventrico Nonutu
Tribun Manado/Mejer Lumantouw
BANJIR - Kondisi ruas jalan di Desa Ranomerut, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa. Genangan air yang menyebabkan banjir di ruas jalan kini dikeluhkan warga. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Tondano – Banjir yang terjadi di Ruas Jalan Desa Ranomerut, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sudah sangat memprihatinkan.

Dari pantauan Tribunmanado.co.id, Kamis (15/5/2025) curah hujan tinggi membuat air meluap dari Danau Tondano menyebabkan genangan banjir hingga ke badan jalan.

Akibatnya, satu gedung gereja dan beberapa rumah warga yang berada di Desa Ranomerut terendam banjir.

Salah satu Warga Desa Ranomerut Yanny mengatakan genangan air seperti itu terjadi hampir setiap hujan lebat bisa mengganggu aktivitas peribadatan di Gereja tersebut.

“Setiap hujan lebat halaman Gereja dan ruangan terendam air, keadaan itu mengganggu jemaat dalam beraktivitas ibadah karena genangan air mencapai sekitar satu meter,” keluh Yanny.

"Genangan air terjadi karena drainase belum ada, ditambah lagi kalau hujan lebat hujan seperti itu limbahnya masuk ke halaman gereja. Ini karena tidak ada saluran drainase sekitar lokasi," bebernya.

Senada, Gembala GPDI Ranomerut Pendeta Yohan Karundeng, mengatakan sudah lama pihak gereja telah mengajukan pembuatan drainase.

"Kita sudah sempat usulkan solusi ini, hingga kini belum mendapat tanggapan dari pemerintah," ungkapnya.

Terkait hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa sedang berupaya mencari solusi atas permasalahan banjir diwilayah pesisir Danau Tondano.

Salah satunya adalah dengan membuka Pintu Air DAS Tondano karena volume air Danau yang meningkat akibat curah hujan tinggi.

"Saat ini pintu air telah dibuka sebesar 35 cm. Namun pembukaan lebih lanjut tidak memungkinkan karena berisiko menimbulkan banjir di wilayah Manado dan mengganggu turbin PLTA yang dapat menyebabkan pemadaman listrik bergilir," jelas Wakil Bupati Minahasa Vanda Sarundajang saat meninjau sejumlah lokasi banjir diseputaran Danau Tondano.

“Kita semua berdoa agar cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi segera berakhir agar debit air Danau Tondano menurun,” harapnya.

Vanda juga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama banjir adalah pendangkalan Danau Tondano, yang kini kedalamannya tinggal sekitar 16 meter dari sebelumnya lebih dari 60 meter.

Ia menegaskan, bahwa upaya pengerukan dan normalisasi danau merupakan kewenangan pemerintah pusat karena memerlukan anggaran besar.

“Namun Pemkab Minahasa akan terus berupaya menyuarakan dan membawa aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat,” tutup Wabup Minahasa.

(TribunManado.co.id/Mjr)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved