Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Minyak Nilam

Ini Penyebab Anjloknya Harga Minyak Nilam di Minahasa Selatan, Petani dan Penyuling Mulai Resah

Harga minyak nilam di Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara, kembali mengalami penurunan signifikan.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Chintya Rantung/Tribun Manado
HARGA MINYAK NILAM - Harga minyak nilam di Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara, kembali mengalami penurunan signifikan. Setelah sempat menembus angka di atas Rp1 juta per kilogram, kini harga jualnya merosot menjadi di bawah Rp1 juta, bahkan hanya berkisar antara Rp500.000 hingga Rp700.000 per kilogram. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Harga Minyak Nilam di Minahasa Selatan Anjlok, Petani dan Penyuling Mulai Resah.

Harga minyak nilam di Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara, kembali mengalami penurunan signifikan.

Setelah sempat menembus angka di atas Rp1 juta per kilogram, kini harga jualnya merosot menjadi di bawah Rp1 juta, bahkan hanya berkisar antara Rp500.000 hingga Rp700.000 per kilogram.

Sandi Lonteng, salah satu pemilik tempat penyulingan minyak nilam di Kecamatan Tompasobaru, mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan harga terus merosot. 

Baca juga: Ratusan Liter Minyak Nilam di Kotamobagu Tak Terjual

Menurutnya, turunnya harga disebabkan oleh peningkatan jumlah petani yang menanam nilam, sehingga pasokan minyak nilam di pasar menjadi melimpah.

"Turunnya harga ini disebabkan oleh dua faktor, baik internal maupun eksternal.

Banyak warga yang menanam nilam, sehingga panen serentak terjadi. Akibatnya, supply lebih besar dari demand," jelas Sandi pada Rabu (7/5/2025).

Meski demikian, ia mengaku tetap membeli nilam dari para petani dengan harga relatif lebih tinggi dibanding harga pasar.

"Kalau saya masih beli di kisaran Rp600 ribu sampai Rp750 ribu per kilogram," ujarnya.

Sandi juga menyebut bahwa meskipun harga turun, aktivitas penyulingan masih tetap berjalan.

Namun, intensitasnya tidak seramai dulu karena sebagian orang memilih menyimpan stok mereka hingga harga kembali naik.

"Penjualan tetap ada, hanya saja tidak seramai sebelumnya. Biasanya orang yang punya modal memilih menahan hasil panen mereka. Kalau harga sudah naik, baru mereka jual," tambahnya.

Di sisi lain, para petani mulai merasa khawatir dengan kondisi ini.

Edo, salah satu petani nilam di wilayah tersebut, mengaku kecewa dengan harga yang terus menurun.

"Jujur saja, kami kecewa. Harga minyak nilam sekarang jauh sekali dari yang dulu," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved