Rayakan Paskah, Jemaat GPDI Tiberias Bangunan Wuwuk Boltim Gelar Pawai Obor dan Jalan Salib

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jemaat GPDI Tiberias Bangunan Wuwuk, Kecamatan Modayag Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) merayakan Pawai Obor Paskah Minggu, 20 April 2025 malam. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan kebangkitan Yesus Kristus yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia, serta menjadi tradisi tahunan dalam merayakan Paskah.

Pawai Obor dimulai di halaman Gereja Tiberias GPDI Bangunan Wuwuk. 

Seluruh peserta, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dengan penuh semangat membawa obor menyala sambil melangkah menyusuri jalan dan memuji kebesaran Tuhan.

Setelah pawai berkeliling disekitar lingkungan Gereja, jemaat kembali ke halaman untuk menyalakan api unggun, melanjutkan momen penuh sukacita bersama.

Pendeta Johan Oroh Gembala Gereja Tiberias GPDI Bangunan Wuwuk mengatakan maksud dan tujuan kegiatan Paskah ini adalah agar jemaat bahkan masyarakat boleh mengingat akan pengorbanan Yesus di Kayu Salib.

Sehingga dengan ini jemaat boleh lebih lagi menghargai pengorbanan Yesus dengan cara hidup yang lebih setia kepadaNya. 

"Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Yesus yang kami sembah adalah Allah yang hidup, yang bangkit dari kematian mengalahkan maut," ujarnya via telepon, Senin 21 April 2025. 

Sebagai umat Tuhan, ia merasa sangat bersyukur atas perayaan Paskah yang dirayakan dalam suasana penuh sukacita.

“Prosesi perayaan paskah ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib," ucapnya. 

"Sebab pengorbanan Yesus Kristus bagi umat kristen itu memiliki arti yang sangat dalam,” ucap dia. 

Ia juga menekankan bahwa, momentum Paskah ini diharapkan dapat mendorong jemaat untuk memberikan teladan yang baik bagi sesama umat Kristen.

Sementara itu, Okta Tampi pemeran Yesus dalam pawai obat mengatakan menjadi sosok Yesus dalam pawai obor adalah pengalaman yang luar biasa.

"Ini peran yang sangat luar biasa dan bukan main-main atau konten seperti biasa saya lakukan," kata dia. 

Ia mengatakan peran ini punya makna yang dalam dan harus disampaikan kepada orang-orang bagaimana karya penyelamatan Yesus di kayu salib.

"Memang tidak mudah mengambil peran ini, bagi saya dibutuhkan fisik, mental dan hubungan spiritual dengan Tuhan," ungkapnya. 

"Karna memikul kayu salib, dipukul, dicaci itu tidak mudah, memerlukan mental dan fisik, namun diatas semuanya hubungan spiritual dengan Tuhan itu yang utama," ungkapnya. 

Ia mengatakan Yesus disalibkan pada usai 33 tahun, usia ini sama dengan dirinya yang melakukan peran sebagai Tuhan Yesus Kristus. 

"Semoga semakin banyak masyarakat yang paham arti pengorbanan Yesus Kristus di Kayu Salib. Jangan jadi hakim bagi sesama, karena hakim yang sesungguhnya adalah Tuhan," tegas dia. 

Di tempat yang sama, Lenon Wowor selaku Ketua Panitia Pawai Obor Paskah Jemaat Gereja Tiberias GPDI Bangunan Wuwuk mengatakan sangat bersyukur karena kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. 

Ia menjelaskan kegiatan tersebut dibagi menjadi tiga sesi.

Sesi pertama dimulai dengan perjalanan dari depan gereja menuju perbatasan Bangunan Wuwuk Timur dan Inaton, sebelum kembali ke arah gereja untuk melaksanakan jalan salib.

Setelah itu, peserta akan melanjutkan perjalanan dari depan Gereja menuju perbatasan bangunan Moyongkota.

Lalu kembali menuju Gereja untuk prosesi kedua yang menggambarkan Yesus di salib. 

Sesi terakhir merayakan kebangkitan Yesus.

“Kami berharap ada pesan yang dapat di sampaikan melalui prosesi ini tentang karya keselamatan lewat penyalipan, kematian dan kebangkitan Yesus,” tandas dia. (Nie)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.