Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar GMIM

Akhirnya Terungkap Alasan GMIM Teken Kerja Sama dengan PCUSA, Bukan Soal Ajaran Tapi Misi Pelayanan

PC USA diketahui adalah salah satu denominasi Kristen Protestan terbesar di Amerika Serikat yang dikenal secara terbuka mendukung komunitas LGBTQ+.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Tribun Manado/Fernando Lumowa
KERJA SAMA: Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat 18 April 2025. Akhirnya Terungkap Alasan GMIM Teken Kerja Sama dengan PCUSA, Bukan Soal Ajaran Tapi Misi Pelayanan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sorotan masyarakat tengah tertuju pada Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).

Hal ini terkait kerja sama yang dijalin GMIM dengan Presbyterian Church USA (PCUSA).

Dimana, PC USA diketahui adalah salah satu denominasi Kristen Protestan terbesar di Amerika Serikat yang dikenal secara terbuka mendukung komunitas LGBTQ+.

GMIM secara tegas menyebutkan jika tidak mendukung LGBTQ.

Baca juga: Daftar Berita Heboh Sulawesi Utara Sepekan: Ketua Sinode GMIM Ditahan hingga Penikaman di Bitung

Statemen ini disampaikan oleh Penjabat Sementara Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS GMIM), Pendeta Janny Ch Rende merespons munculnya pertanyaan publik terkait posisi PCUSA yang diketahui mendukung keberadaan komunitas LGBT.

Penjabat Sementara Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS GMIM), Pendeta Janny Ch Rende buka suara soal isu Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan antara Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina dengan Presbyterian Church USA (PC USA) di Kentucky, Amerika Serikat.

Janny menegaskan bahwa GMIM tidak mendukung LGBTQ.

"GMIM tidak mendukung ajaran itu. Di konfesi GMIM yang dikeluarkan lewat sidang sinode tahun 2016, secara tegas menentang LGBT, apalagi perkawinan sejenis," jelasnya.

Kerja sama tersebut bukan bertujuan mengalihkan ajaran maupun tradisi.

“Kerja sama kita bukan kerja sama alih ajaran dan bukan alih tradisi,” kata Pdt Janny belum lama ini.

Tujuan utama MoU tersebut adalah untuk keperluan peminjaman dan pengelolaan gedung gereja di Amerika Serikat yang banyak tidak terpakai.

“Gereja di luar Amerika itu harus bekerja sama dengan PC USA agar dapat menggunakan gedung gereja di sana. Kita tahu sendiri betapa mahalnya biaya di Amerika. GMIM melihat ini sebagai prospek, bahwa di sana ada gedung-gedung yang tidak terpakai dan bisa digunakan oleh siapa saja, termasuk gereja,” jelasnya.

GMIM melihat peluang ini sebagai bagian dari upaya memperluas pelayanan di luar negeri dengan cara yang efisien dan realistis.

“Meminjam gedung-gedung yang tidak terpakai, mungkin milik pemerintah, yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi keagamaan. GMIM melihat sisi itu,” ungkapnya.

Pdt Janny juga mengakui bahwa PC USA memang memiliki kebijakan internal yang mengakomodir komunitas LGBTQ+, termasuk pernikahan sesama jenis. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved