Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pelita, Renungan P/KB GMIM 23 - 29 Maret 2025, Hamba Tuhan: Menderita Tetap Melayani Tuhan

Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 23 - 29 Maret 2025.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
PELITA - Renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 23 - 29 Maret 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Yesaya 52:13-53:12. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 23 - 29 Maret 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Yesaya 52:13-53:12.

Tema perenungan adalah Hamba Tuhan: Menderita Tetap Melayani Tuhan.

Khotbah:

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan, 

Saat ini kita sementara berada pada masa Minggu-minggu Sengsara Tuhan Yesus, tepatnya Minggu Sengsara Ketiga dari 
enam Minggu Sengsara sebelum peringatan Kematian Yesus Kristus.

Dalam Minggu-minggu sengsara ini kita menghayati jalan penderitaan yang dilalui Yesus, jalan yang penuh pergumulan 
dalam menuntaskan tugas-Nya untuk menebus umat manusia. 

Pada Minggu Sengsara Ketiga ini kita diperlengkapi dengan perikop Yesaya 52:13-53:12, yang dikenal sebagai nyanyian 
"Hamba yang menderita".

Perikop ini merupakan nyanyian pengharapan bagi bangsa Yehuda yang diasingkan di Babilonia di mana Allah tidak meninggalkan mereka.

Identitas Hamba tidak secara eksplisit menunjuk kepada oknum pribadi perorangan, ataupun suatu kelompok.

Namun intinya, Hamba yang digambarkan adalah seseorang yang ideal yang mampu menjalani penderitaan dan pada akhirnya akan berhasil, ditinggikan, disanjung dan dimuliakan (bandingkan Yesaya 52:13). 

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,

"Hamba yang Menderita" digambarkan sebagai seorang Hamba yang menderita demi kepentingan umat Tuhan untuk 
menebus dosa dan penderitaan mereka.

Gambaran hamba yang menderita terlihat dari keberadaannya (Yesaya 53:1-5 dan 53:10-12):

- Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan Tuhan, sebagai tunas dari tanah kering.

- Tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada serta tidak dipandang. Rupa pun tidak ada, sehingga tidak diinginkan. 
Dihina dan dihindari orang, penuh kesengsaraan dan menderita kesakitan. Tidak dipandang dan tidak masuk 
hitungan. 

- Menanggung penyakit umat dan memikul kesengsaraan umat. Tertikam oleh karena pemberontakan umat, 
diremukkan karena kejahatan umat. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi umat ditimpakan kepadanya dan oleh bilur-bilurnya umat menjadi sembuh. 

- Tuhan berkehendak meremukkannya dengan kesakitan dan dirinya menjadi korban penebus salah. 

Sahabat-sahabat yang diberkati Tuhan,

Hamba yang menderita menuntaskan tugasnya sampai selesai dan tidak meninggalkan hutang. Dia menjadi jaminan 
bagi keselamatan umat dan memberikan pengharapan baru bagi masa depan umat sehingga mereka terbebas dari penderitaan Babilonia.

Janji Tuhan "Ya" dan "Amin", Alfa dan Omega, sempurna adanya. Sebagaimana pembebasan umat dari penderitaan di Babilonia, Tuhan menjanjikan pembebasan yang paripurna, pembebasan yang menyelamatkan dari dosa dan 
maut melalui Mesias, Sang Juruselamat Yesus Kristus.

Yesus rela menebus umat manusia melalui jalan penderitaan yang membawa kemuliaan. 

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,

Sebagai anggota jemaat yang diberkati, Pria/Kaum Bapa Kristen, yang menjalani kehidupan dengan pasang surut 
dinamikanya, kita tidak lepas dari jalan penderitaan, baik dalam keluarga kita maupun dalam pekerjaan serta pelayanan kita. 

Apakah itu penganiayaan, fitnah keji, kekejaman mental karena kesalehan dan kebenaran yang kita pilih, ataukah cobaan serta ujian dari Tuhan.

Kita dapat saja mengalami penderitaan karena membela orang lain, menolong orang lain, melayani Tuhan dan 
sesama.

Namun demikian, belajar dari Nyanyian "Hamba ya Menderita", kita semua diingatkan betapa pentingnya hidup berpengharapan dan menyelesaikan tugas panggilan kita sekalipun harus menderita, menjalani jalan yang berliku dan penuh tantangan.

Sekalipun kita dihina dan ditindas, kita harus tetap mengucap syukur dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalasnya dengan kebaikan.

Belajar dari Yesus yang adalah "Hamba yang Menderita", sebagai Pria/Kaum Bapa, kita berkewajiban untuk mensyukuri panggilan kita dan menuntaskan tugas panggilan kita, apapun tugas dan kepercayaan yang kita jalani. 

Sahabat-sahabat yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Sebagai kepala keluarga dan penanggung jawab pelayanan, marilah kita belajar dari keteladanan Kristus yang 
menderita untuk orang lain dan demi kemuliaan Allah.

Kita semua berharap, peringatan Minggu-minggu Sengsara ini kiranya akan memperlengkapi kita untuk mengintrospeksi dan membenahi diri kita agar berkenan kepada Tuhan dengan semakin mendekatkan diri dalam pelayanan kepada-Nya dan kepada sesama.

Kita terpanggil untuk berkorban bagi orang lain, bagi banyak orang sebab Tuhan Yesus telah lebih dulu mengorbankan hidup-Nya bagi kita semua untuk menebus dosa-dosa kita.

Selagi masih dikaruniakan waktu dan kesempatan, marilah kita terus menyatakan kepedulian kepada banyak orang; 
orang-orang yang lemah, kepada mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin. 

Pertanyaan untuk PA: 

1. Jelaskan gambaran tentang "Hamba yang Menderita" menurut Yesaya 52:13-31-12? 

2. Bagaimana kita sebagai P/KB mengimplementasikan hidup yang berkorban bagi sesama dalam tugas 
pelayanan kita masing-masing?

Sumber: Komisi P/KB GMIM, edisi Februari - Maret 2025

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved