Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kunci Jawaban

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Halaman 242 Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Artikel ini juga memuat kunci jawabannya. Namun, siswa harus menjawab soal secara mandiri.

Editor: Isvara Savitri
Tribun Manado
KUNCI JAWABAN - Ilustrasi. Soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia halaman 242 Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka edisi revisi. 

3. Mengapa Hal Tersebut Menjadi Polemik atau Kontroversi?

Polemik muncul karena ada dua pandangan berbeda mengenai penggunaan diksi, rima, dan tipografi dalam puisi:

Pihak yang mendukung berpendapat bahwa unsur-unsur tersebut memperindah puisi, memberikan ritme, makna mendalam, serta pengalaman membaca yang lebih estetis.

Pihak yang menentang menganggap bahwa terlalu banyak aturan dapat membatasi kreativitas penyair, membuat puisi terasa kaku, dan membebani proses ekspresi bebas dalam berkarya.

Baca juga: Kondisi Skuad Indonesia Jelang Lawan Bahrain, Tiga Pemain Absen Latihan, Satu Dipastikan Cedera

Baca juga: Kecelakaan Maut, 6 WNI Jemaah Umroh Tewas, Bus Terbalik dan Terbakar saat Menuju Kota Mekah

4. Alasan-Alasan Pihak yang Bersikap Pro (Mendukung)

  • Diksi yang tepat memperkaya ekspresi puisi, menciptakan makna mendalam dan membangun suasana tertentu.
  • Rima menambah estetika dan ritme dalam puisi, mempermudah pembaca dalam mengingat isi puisi.
  • Tipografi memberikan dimensi visual tambahan, menciptakan pengalaman membaca yang lebih menarik dan unik.

5. Alasan-Alasan Pihak yang Bersikap Kontra (Menentang)

  • Pengaturan diksi yang terlalu ketat dapat membatasi kreativitas, membuat penyair sulit bereksperimen dengan kata-kata secara bebas.
  • Rima yang terikat pola bisa mengorbankan makna sejati, karena penyair mungkin memilih kata hanya demi memenuhi pola rima tertentu.
  • Tipografi yang terlalu eksperimental bisa mengalihkan perhatian dari isi puisi, serta menyulitkan penerbitan secara massal.

6. Ide Pokok Masing-Masing Paragraf

  • Paragraf 1 → Puisi sebagai seni ekspresi yang menghadirkan perdebatan tentang peran diksi, rima, dan tipografi.
  • Paragraf 2 → Penggunaan diksi dapat memperkaya ekspresi puisi dan memberikan makna mendalam.
  • Paragraf 3 → Rima dan tipografi memperindah puisi dan memberikan pengalaman visual yang menarik.
  • Paragraf 4 → Kritik terhadap penggunaan diksi, rima, dan tipografi yang dianggap membatasi kreativitas penyair.
  • Paragraf 5 → Argumen bahwa keterikatan pada rima dapat mengurangi kebebasan dalam memilih kata.
  • Paragraf 6 → Tipografi yang terlalu eksperimental bisa mengganggu pemahaman isi puisi dan menyulitkan penerbitan.
  • Paragraf 7 → Kesimpulan bahwa diksi, rima, dan tipografi bisa memperindah puisi atau membatasi kreativitas, tergantung pada penyair.

7. Ringkasan Teks dengan Kata-Kata Sendiri

Teks ini membahas pro dan kontra mengenai penggunaan diksi, rima, dan tipografi dalam puisi. Beberapa orang menganggap bahwa pemilihan kata yang tepat dapat memperkaya ekspresi puisi, rima dapat memberikan ritme yang indah, dan tipografi dapat menciptakan pengalaman membaca yang menarik. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa aturan ketat dalam diksi bisa membatasi kreativitas, rima dapat mengorbankan makna asli, dan tipografi yang terlalu eksperimental bisa mengalihkan perhatian dari isi puisi. Kesimpulannya, penggunaan diksi, rima, dan tipografi bergantung pada pilihan dan gaya masing-masing penyair.

8. Komentar atau Pendapat terhadap Permasalahan dalam Teks

Menurut saya, penggunaan diksi, rima, dan tipografi dalam puisi memiliki manfaat dan tantangan tersendiri. Jika digunakan dengan baik, elemen-elemen ini dapat membuat puisi lebih indah, berirama, dan menarik secara visual.

Namun, jika terlalu dipaksakan, aturan-aturan ini justru dapat menghambat kreativitas penyair. Oleh karena itu, penyair harus bijak dalam memilih elemen-elemen tersebut sesuai dengan tujuan dan pesan yang ingin disampaikan dalam puisinya.

9. Lima Kata Baru dalam Teks dan Maknanya Berdasarkan KBBI

  • Kungkungan → Sesuatu yang membatasi kebebasan atau membuat terikat.
  • Tipografi → Tata letak dan bentuk huruf dalam suatu tulisan atau desain.
  • Eksperimental → Bersifat percobaan atau mencoba sesuatu yang baru.
  • Estetis → Memiliki nilai keindahan atau keartistikan.
  • Polemik → Perdebatan atau pertentangan pendapat yang berlangsung secara tajam.

10. Analisis Struktur Teks

  • Struktur Teks: Isu
    Letak Paragraf: Paragraf ke-1
    Alasan: Paragraf ini menyampaikan permasalahan utama dalam teks, yaitu perdebatan mengenai penggunaan diksi, rima, dan tipografi dalam puisi.
  • Struktur Teks: Argumen Pro
    Letak Paragraf: Paragraf ke-2 dan ke-3
    Alasan: Kedua paragraf ini menyajikan alasan mengapa diksi, rima, dan tipografi dianggap memperindah puisi dan meningkatkan pengalaman membaca.
  • Struktur Teks: Argumen Kontra
    Letak Paragraf: Paragraf ke-4, ke-5, dan ke-6
    Alasan: Paragraf ini menjelaskan mengapa aturan diksi bisa membatasi kreativitas, mengapa rima bisa mengurangi kebebasan makna, serta bagaimana tipografi yang berlebihan bisa mengganggu pemahaman puisi.
  • Struktur Teks: Simpulan/Penutup
    Letak Paragraf: Paragraf ke-7
    Alasan: Paragraf ini menyimpulkan bahwa diksi, rima, dan tipografi dalam puisi bisa memperindah karya atau membatasi kreativitas, tergantung pada perspektif dan gaya masing-masing penyair.

*) Disclaimer:

Ilustrasi belajar.
Ilustrasi belajar. (Pexels.com/Miguel Padrinan)
Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved