Viral Medsos
Sosok Sunaji, Pengemis di Ponorogo yang Raup Hasil Ngemis Kalahkan Gaji Pokok Menteri dan Ketua DPR
Bahkan ketika diminta mengaku penghasilannya selama mengemis, angka Rp 6 juta membuat pihak Dinsos tercengang.
TRIBUNMANADO.COM - Seorang pengemis heboh usai viral penghasilan fantastis yang bahkan mengalahkan gaji pokok Ketua DPR.
Kisah ini terjadi di Ponorogo, di mana seorang pengemis meraup penghasilan luar biasa selama bulan puasa.
Penemuan ini tentu saja mengejutkan pihak Dinas Sosial setempat.
Selama bulan puasa hingga menjelang Lebaran, ternyata para pengemis di Ponorogo mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
Baca juga: Sosok Abdussalam Bonde, Kadis PMD Bolmong Sulut yang Jadi Tersangka Kasus Pemerasan Kepala Desa
Sebelumnya, ditemukan seorang ibu bersama anaknya yang bisa mengumpulkan uang hingga Rp 6 juta hanya untuk mengemis.
Kini, ada pengemis lain yang bahkan mampu meraup hingga Rp 12 juta dalam sebulan.
Tiga orang pengemis ini akhirnya ditertibkan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo. Mereka dibawa ke rumah singgah di kantor Dinsos P3A Ponorogo, yang terletak di Jalan Gondosuli, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo.
Menariknya, penghasilan para pengemis ini cukup mencengangkan. Dalam sehari, mereka bisa mengumpulkan hingga Rp 400 ribu, yang berarti dalam sebulan mereka bisa memperoleh penghasilan mencapai Rp 12 juta.
Angka Rp 12 juta itu tentu saja angka yang fantastis mengingat pengemis disabilitas tersebut hanya bermodal minta-minta.
Pun ketika diperiksa oleh petugas Dinsos P3A, pengemis juga mempunyai 4 handphone jenis android yang semuanya keluaran terbaru.
Ketik diwawancarai, mereka bahkan blak-blakan mengemis selama ramadan intens dilakukan.
Menariknya, saat pulang kampung, pengemis ini 'berlagak' jadi orang kaya.
Dia mengaku, uang hasil mengemis digunakan untuk memberi salam tempel kepada kerabat di kampung.
“Yang uang pecahan Rp 5 ribu buat nyangoni (memberikan uang) anak kecil saat lebaran,” ungkap seorang pengemis Sunaji, Selasa (11/3/2025), kepada TribunJatim.com.
Warga Blitar Jatim ini mengaku sering berpindah-pindah lokasi.
Mulai dari kawasan Alun-alun, tetapi juga di traffic light Taman Sukowati, maupun perempatan Terminal Seloaji.
“Ponorogo itu warganya pemurah. Sehari dapat Rp 100 ribu. Uangnya ya untuk makan, sebagian untuk keluarga, sebagian lagi saya sisihkan untuk bagi-bagi saat lebaran. Saya mengaku ke keluarga ya mengemis," tambahnya.
Senada juga dikatakan Doso Utomo warga Sragen Jateng.
Bahkan pria bertubuh tambun ini mengemis pindah-pindah, dari Ponorogo juga Kota Madiun.
"Kalau pendapatan ya sama saja, sehari nggak pasti dapatnya, kalau cuaca gelap dapat Rp100 ribu, kalau cerah ya Rp300 ribu sampai Rp400 ribu," pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo kembali menertibkan pengemis, Selasa (11/3/2025).
Kali ini ada 3 pengemis yang ditertibkan.
Ketiga pengemis ditertibkan di beberapa lokasi di Bumi Reog. Ketiganya merupakan disabilitas.
Ketiga disabilitas itu berinisial S warga Kota Blitar Jatim, DU warga Kabupaten Sragen Jateng dan M warga Kabupaten Madiun Jatim.
Yang mencengangkan adalah lagi-lagi para pengemis berpenghasilan mencengangkan. Dimana dalam sehari, pengemis itu berpenghasilan Rp 400 ribu atau dalam satu bulan Rp 12 juta.
Pun ketika diperiksa oleh petugas Dinsos P3A, pengemis juga mempunyai 4 handphone jenis android yang semuanya keluaran terbaru.
“Jadi kalau kemarin PNS (Pegawai Negeri Sipil) kalah. Kalau ini bahkan sebulan mencapai Rp 12 juta. Mereka mengetuk rasa kasihan warga dengan keterbatasan fisik mereka,” ungkap Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, Selasa (11/3/2025),
Dia menjelaskan akhir-akhir ini banyak aduan dari masyarakat bahwa banyak pengamen, pengemis di perempatan jalan.
Dan semenjak sepekan lalu penertiban pengemis.
“Hari ini, kita lakukan penanganan kembali ada 3 pengemis. Kesemuanya dari luar kita, ada dari Blitar , Madiun dan Sragen,” kata Supriyadi.
Yang dari Kabupaten Sragen berinisial DU itu menurutnya mulai mengemis pukul 09.00 wib. Ditertibkan oleh petugas Dinsos P3A pada pukul 11.45 wib.
“Kami tertibkan itu uangnya dapat Rp 174 ribu. Atau sehari 400 ribu. Memang ini eksploitasi kekurangan fisik dia disabilitas, dimanfaatkan yang bersangkutan,” urainya.
Untuk yang berinisial S warga Kota Blitar Jatim mendapatkan uang sebesar Rp 340 ribu. Petugas juga kaget ketika membongkar tas yang isinya adalah 4 handphone android.
“Mereka itu pemain lama. Tiga-tiganya beberapa kali kita tertibkan, sudah dapatkan layanan rehabilitasi, ternyata kembali ke jalan lagi,” bebernya.
Supriyadi menjelaskan bahwa mereka sengaja ke Bumi Reog. Karena diakui bahwa warga Kabupaten Ponorogo itu pemurah.
“Bahasa orang Ponorogo awean, luman, lebih enek ngemis. Tertibkan semua dari luar Ponorogo. Himbauan jangan memberi mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Sosial juga menangkap seorang ibu-ibu membawa anak yang berpenghasilan fantastis dari hasil minta-minta.
Ibu tersebut bisa jadi seorang pengemis elit di Ponorogo.
Apalagi setelah memberikan pengakuan terkait kondisi keluarganya dan keuangannya.
Penghasilan ibu-ibu ini saat mengemis ternyata fantastis.
Setelah ditelusuri lebih jauh terungkap bahwa ternyata kehidupannya bukan seperti apa yang terlihat di jalanan.
Ibu-ibu itu terlihat nyusuh sambil menggendong anak, ternyata keluarganya punya 3 buah motor.
Bahkan ketika diminta mengaku penghasilannya selama mengemis, angka Rp 6 juta membuat pihak Dinsos tercengang.
WN warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu ternyata bisa meraih penghasilan melebihi gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan IV.
“Sehari Rp 200 ribu lebih, kalikan saja 30 hari. Bisa 6 juta sebulan. Gaji PNS saja kalah,” ungkap Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, Sabtu (8/3/2025) sambil terkekeh.
Supriyadi menjelaskan bahwa beberapa hari banyak aduan masyarakat.
Bahwa pengemis mulai bermunculan di perempatan Bumi Reog. Dari aduan itu, Dinsos P3A Ponorogo melakukan penertiban.
“Kita melakukan penertiban yang kita amankan pengemis di perempatan pabrik es. Pengemis itu ibu-ibu bawa anak 2,5 tahun,” tuturnya.
Terlebih, jelas dia, saat dilakukan penangkapan pukul 13.00 wib.
Diketahui cuaca di Kabupaten Ponorogo sedang panas-panasnya.
“Pengakuannya pengemis itu di Pabrik es mulai pukul 10.00 WIB. Kita tertibkan sekitar pukul 13.00 WIB itu kita hitung penghasilannya Rp 160 ribu. Setelah didalami dapatnya sehari bisa Rp 200 ribu lebih,” katanya.
Menurutnya WN melakoni pekerjaan sebagai pengemis selalu membawa anaknya.
Hal itu dilakoni warga Kabupaten Madiun, Jatim untuk menarik simpati.
“Ya kan orang kita itu kalau disentuh sedikit merasa kasihan. WN merasa nyaman dengan mengemis,” tambah Supriyadi saat dikonfirmasi Tribunjatim.com.
Padahal, jelas dia, dari data WN merupakan penerima manfaat atau bantuan dari pemerintah. Anaknya juga mendapatkan bantuan PIP dan bansos yang lain.
“Yang mengemis bukan hanya WN, suaminya juga. Pernah kami tertibkan juga. Tetapi kalau ditanya apa mau mengemis lagi? Jawabannya iya, karena penghasilannya banyak,” urainya.
WN sendiri mengaku bahwa daerah operasinya tidak hanya di Ponorogo.
“Berpindah tempat begitu, kalau sini (Ponorogo) kenceng ya ke kota lain,” ucapnya.
Supriyadi menjelaskan bahwa WN sudah dibina.
Dan dikembalikan ke keluarganya.
Tetapi petugas dibuat tercengang lagi ketika WN dijemput oleh suaminya.
“WN itu ke Ponorogo menggunakan sepeda motor, suaminya juga menggunakan sepeda motor. Anaknya yang besar juga menggunakan sepeda motor,” jelasnya.
Dia menyarankan untuk para korban pengguna jalan melakukan treatment kepada pengemis. Dengan tidak memberikan uang kepada mereka.
“Treatment nya ya bagaimana orang di jalan ndak usah kasihan. Kasihan lagi jika kita tetap ngasih, pengemis membawa anak dibiarkan duduk lalu lari-lari dan tertabrak. Ya mending tidak usah dikasih, nanti kan akhirnya tidak mengemis. Uangnya dikasih lembaga resmi misal panti asuhan,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini
Fenomena Bendera Bajak Laut One Piece Viral, Simbol Perlawanan atau Ekspresi Kreatif? |
![]() |
---|
Sosok Memed yang Dijuluki Thomas Alva Edi Sound Penemu Sound Horeg, Ternyata Bukan Orang Sembarangan |
![]() |
---|
Lutfi Haryono Pengemis di Gorontalo Dikantongi Uang Rp5,7 Juta, Dulu Viral karena Saldo Ratusan Juta |
![]() |
---|
Sosok Connie Francis Penyanyi Pretty Little Baby, Alami Kisah Tragis dan Meninggal di Usia 87 Tahun |
![]() |
---|
Sosok Sahdan Arya Maulana, Ketua RT Termuda yang Viral Cor Jalan Rusak, Ingin Jadi Gubernur Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.