Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Imlek 2025

Profil Barongsai Ching Lung Hui, Warisan Naga Hijau dari Klenteng Kwan Kong Manado

Di balik setiap gerakan lincah barongsai yang menari di halaman Klenteng Kwan Kong Manado, Sulawesi Utara

Dok.Pengurus Barongsai Ching Lung Hui, Klenteng Kwan Kong Manado
Tim Barongsai Ching Lung Hui di Klenteng Kwan Kong Manado, Sulawesi Utara yang dipotret saat perayaan imlek tahun 2024 lalu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di balik setiap gerakan lincah barongsai yang menari di halaman Klenteng Kwan Kong Manado, Sulawesi Utara, ada sejarah panjang yang terus dijaga. 

Tim barongsai Ching Lung Hui, yang berarti "Perkumpulan Naga Hijau", bukan sekadar kelompok seni, tetapi bagian dari warisan budaya yang telah bertahan turun-temurun di Sulawesi Utara.

Legenda di Balik Nama

Nama Ching Lung Hui atau Qing Long Hui (bahasa asli) bukan dipilih dengan sembarangan. 

Nama itu diambil dalam ukiran senjata Golok Kwan Kong yang terdapat julukan legendaris, yaitu Naga Hijau Mengejar Rembulan. 

Dari situlah nama ini berasal, membawa semangat ksatria dan keberanian yang selalu hadir dalam setiap penampilan barongsai mereka. 

Sebelumnya, tim ini dikenal sebagai Ching Lung Toan, namun kemudian diubah agar lebih mudah diingat.

Tradisi yang Terjaga Puluhan Tahun

Menurut Enricho, Coach Barongsai Ching Lung Hui, perguruan ini telah berdiri sejak puluhan tahun lalu, bahkan sejak awal Klenteng ini berdiri.

Kini tim barongsai ini bernaung di bawah Persatuan Lion Barongsai Se-Indonesia (PLBSI) Sulut. 

Dengan 40 anggota aktif, tim ini tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga terus berkembang sebagai ikon budaya di Manado.

Latihan dilakukan setiap hari, dimulai dari musik sebelum beralih ke gerakan barongsai. 

"Kalau mau jadi pemain barongsai, harus belajar musik dulu. Tidak bisa langsung main," ujar Enricho saat diwawancara Tribun Manado, Selasa (28/1/2025)

Menurutnya, musik menjadi nyawa dalam setiap pertunjukan, memberikan ritme dan energi bagi barongsai untuk menari dengan penuh semangat.

Dalam setiap kompetisi, tim ini selalu diperhitungkan. 

Dengan formasi dua pemain barongsai dan enam pemain musik, mereka hampir selalu membawa pulang gelar juara. 

"Beberapa tahun lalu kami selalu juara, entah juara satu, dua, atau tiga, perlombaan hari Minggu (26/1/2025) kemarin kami dapat juara dua," katanya.

Tantangan dan Harapan

Meski sudah berpengalaman, tim ini tetap menghadapi tantangan, terutama cuaca saat tampil di luar ruangan. 

Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka. 

Lebih dari sekadar menang di kompetisi, harapan terbesar mereka adalah melihat barongsai semakin berkembang di Sulawesi Utara.

Apalagi, Ching Lung Hui adalah satu-satunya perguruan di Sulut yang memiliki barongsai dance.

Ini sebuah inovasi dalam seni barongsai yang tidak hanya menampilkan atraksi tradisional, tetapi juga dikombinasikan dengan gerakan yang lebih dinamis dan modern.

Mereka juga membuka jasa bagi siapa saja yang ingin menghadirkan barongsai di acara mereka, Ching Lung Hui siap tampil.

"Langsung datang ke Klenteng Kwan Kong atau hubungi saya di 082168262620," kata Enricho.

Saat Tahun Baru Imlek semakin dekat, tim barongsai ini kembali bersiap.

Dengan semangat Naga Hijau yang diwarisi dari Golok Kwan Kong, mereka tidak hanya menari, tetapi juga menjaga nyala tradisi agar tetap hidup untuk generasi mendatang. (Pet)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved