Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Trump Menyerukan Diakhirinya Aturan Persenjataan yang Tidak Berkeadilan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggambarkan pemerintahan terdahulu adalah korup.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Presiden Donald Trump mencium Melania Trump sebelum pelantikan pada 20 Januari 2025. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggambarkan pemerintahan terdahulu adalah korup. 

"Setelah bertahun-tahun upaya federal yang ilegal dan tidak konstitusional untuk membatasi kebebasan berekspresi, saya juga akan menandatangani perintah eksekutif untuk segera menghentikan semua penyensoran pemerintah dan mengembalikan kebebasan berbicara ke Amerika," kata Trump.

Namun, ia beralih dari sana untuk menyerang upaya untuk mendidik tentang rasisme dan perpecahan rasial yang bertahan lama, melalui inisiatif keberagaman di sekolah dan bisnis. Banyak kaum konservatif menganggap program semacam itu "sadar" dan menyerukan agar program tersebut dibongkar.

Ia juga menyinggung janji kampanyenya untuk membongkar perlindungan bagi warga Amerika transgender dan nonbiner.

"Saya juga akan mengakhiri kebijakan pemerintah yang mencoba merekayasa ras dan gender secara sosial ke dalam setiap aspek kehidupan publik dan pribadi. Kita akan membentuk masyarakat yang tidak membeda-bedakan warna kulit dan berdasarkan prestasi," katanya.

"Mulai hari ini, kebijakan resmi pemerintah Amerika Serikat adalah hanya ada dua jenis kelamin: laki-laki dan perempuan." Meskipun retorikanya memecah belah, Trump berulang kali menggambarkan dirinya sebagai "pemersatu" dalam pidatonya, yang mengawali era kemakmuran baru.

"Warisan saya yang paling membanggakan adalah menjadi pembawa damai dan pemersatu. Itulah yang saya inginkan: pembawa damai dan pemersatu," katanya. Semangat itu akan melampaui batas-batas AS, tambahnya.

"Kita akan menjadi bangsa yang tiada duanya, penuh kasih sayang, keberanian, dan keistimewaan. Kekuatan kita akan menghentikan semua perang dan membawa semangat persatuan baru ke dunia yang penuh amarah, kekerasan, dan sama sekali tidak dapat diprediksi."

Berbicara dari Capitol Hill, koresponden Al Jazeera Alan Fisher menyebut pidato itu "sangat gelap".

"Ini adalah Donald Trump yang secara efektif menyelesaikan masalah," kata Fisher, membandingkannya dengan pidato kampanye.

Fisher menggambarkan Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, saingan Trump dalam pemilihan 2024, duduk "dengan wajah dingin" di antara hadirin, hanya berdiri ketika pembebasan tawanan Israel di Gaza disebutkan. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved