Digital Activity
Kisah Kurniaman Telaumbanua: Anak Kepulauan Mimpi Jadi Pendeta Kini Jabat Kakanwil Kemenkum Sulut
Pada podcast kali ini, Kurniaman Telaumbanua bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga dia bisa sukses menjadi Kakanwil Kemenkum Sulut.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID - Segmen menarik tersaji dalam Tribun Podcast edisi Kamis (16/1/2025)
Yang menjadi tamu adalah Kakanwil Kementerian Hukum Sulut, Kurniaman Telaumbanua.
Pada podcast kali ini, Kurniaman Telaumbanua bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga dia bisa sukses menjadi Kakanwil Kemenkum Sulut.
Seperti apa ceritanya?
Berikut sesi tanya jawab bersama Pemimpin Redaksi Tribun Manado, Jumadi Mapangganro.
TM: Dulu masa kecil Anda berada di mana?
KT: Saya itu lahir dan besar di salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang dulu itu disebut Kabupaten Nias. Tapi sekarang sudah dimekarkan menjadi 5 kabupaten/kota. Jadi dia adalah kepulauan yang terpisah dari daratan Sumatera. Saya lahir di sana tahun 1975 sampai menamatkan di tingkat SMA. Saya ini anak kepulauan dan bisa dibayangkan tahun 80an itu. Informasi, transportasi, komunikasi sangat terbatas. Saya ingat waktu kecil yang namanya televisi. Waktu itu saya baru bisa menonton ketika kelas 1 SMA di rumah tetangga. Televisi itu barang sangat berharga sehingga waktu kita bisa belajar dengan mengandalkan berita-berita yang ditayangkan.
TM: Orang tua saat itu bekerja sebagai apa?
KT: Karena Nias adalah kepulauan dan laut, jadi bapak saya bekerja sebagai nelayan. Saya suka ikut dengan bapak pergi melaut setiap hari. Sementara ibu adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) golongan 1 di kabupaten Nias. Namun bisa saya katakan tempat kami di Nias di masa Orde Baru adalah daerah yang tertinggal. Dulu saya masih ingat kalo mau ke Medan harus naik kapal dari Sibolga selama 8 jam bermalam dengan kapal kayu. Lalu saat tiba di darat harus juga menempuh jarak tambahan dengan kendaraan selama 8 jam. Tapi semangat ketertinggalan membuat kita ingin maju.
TM: Bagaimana ceritanya hingga Anda bisa berkuliah di Universitas Sumatera Utara?

KT: Saya ini anak ketiga dari 7 bersaudara. Dulu kedua orang tua karena sulit ekonomi mereka menargetkan hanya sampai tamat SMA karena biaya yang tinggi. Di situ kakak beradik memikirkan nasib jika hanya lulus SMA. Lalu abang yang memulai dengan berusaha dengan belajar dan ikut ujian UNPTN. Akhirnya abang saya lulus di jurusan Teknik Kimia. Akhirnya dia yang memotivasi kami adik-adiknya untuk berkuliah. Setelah itu pada saat giliran tamat SMA, saya mulai persiapan diri dengan belajar dan mengikuti seleksi ujian masuk perguruan tinggi dan puji Tuhan saya diterima di Universitas Sumatera Utara.
TM: Kenapa Anda memilih kuliah di Fakultas Hukum?
KT: Jujur saja pak, awalnya saya ingin menjadi seorang pendeta dan penginjil. Kakak saya yang kedua yang ingin masuk di Fakultas Hukum. Semasa kecil saya melihat pendeta itu sangat dihormati di Nias dan sering disekolahkan ke Jerman. Kala itu saya sudah bercerita dan sepakat dengan kakak saya yang kedua untuk meneruskan jejak karier ibu sebagai PNS, kalau bisa jadi jaksa dan hakim. Kemudian kami dua bersama-sama mengikut ujian masuk kuliah. Saya sebenarnya tidak serius ikut, tapi waktu tes malah saya yang lulus, abang saya tidak lulus. Dan kini terbalik, abang saya yang jadi pendeta, saya berkarier melanjutkan karier ibu sebagai PNS. Tapi itu takdir Tuhan.
TM: Setelah Anda lulus kuliah bagaimana kelanjutan karier Anda?
KT: Saya generasi yang tamat tahun 1999. Saat itu di era Reformasi dibuka penerimaan pegawai.
Pada saat itu di jajaran kami, kala itu tidak ada yang berani bermain-main. Akhirnya saat kita lulus murni kala itu. Jadi angkatan saya ada yang jadi hakim, jaksa. Kebetulan saat itu saya melamar di Departemen Kehakiman. Saya hanya tes sekali saja kemudian diumumkan lulus CPNS Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Sumatera Utara dan pengangkatannya tahun 2021. Itu awal karier saya di sana.
TM: Sebelum ke kota Manado, daerah mana yang sudah Anda lalui sebagai tempat kerja Anda?
KT: Di Sumatera Utara kurang lebih saya bertugas dari tahun 2001 sampai 2019. Kemudian saya ditugaskan dengan promosi menjadi eselon 2B di Provinsi Papua sebagai Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM selama 1 tahun 5 bulan. Lalu saya dirotasi dan bertugas di Provinsi Bengkulu kurang lebih 1 tahun 1 bulan di sana. Dari situ saya dipromosi di eselon 2A di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagai Direktur Merek dan Indikasi Geografis selama 2 tahun 9 bulan. Kemudian saya bertugas sebagai Kakanwil Kemenkum Sulut.
TM: Pengalaman apa yang berkesan buat Anda selama bertugas di berbagai daerah?
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Sulut, Ini Kata Olly Dondokambey
Baca juga: Ramalan Shio Naga - Macan - Kelinci - Kuda pada Jumat 17 Januari 2025: Perhatian Ekstra
KT: Semuanya daerah yang pernah saya datangi berkesan dan sangat baik. Tapi ada yang sangat sulit dilupakan saat bertugas di Papua. Di sana saya bisa bersosialisasi bahkan tinggal dengan penduduk, seperti di daerah Biak, Nabire dengan menelusuri sungai. Itu bagi saya adalah sesuatu yang tak pernah pikirkan sebelumnya. Apalagi bisa tidur dan bersosialisasi dengan gaya warga di sana.
Di sana saya melihat potensi masyarakat. Kalau kita sungguh-sungguh melayani mereka, bisa dilihat persaudaraan yang baik dengan kita. Itu tidak bisa saya lupakan.
TM: Apa yang dipikirkan Anda setelah ditugaskan sebagai Kakanwil Kemenkum Sulut?
KT: Saya melihat Sulut memiliki potensi yang luar biasa seperti budaya, adat istiadat, karya seni, dan kulinernya dan daerah wisata ini belum tersentuh secara baik. Karena saya pernah bertugas selama 3 tahun di HAKI ini, di situ saya melihat banyak hal potensi yang perlu digali. Misalnya seperti Tomohon, banyak festival bunga dan ada daerah pariwisata. Kita kaitkan agar mendorong budaya itu dilindungi kekayaan intelektual yang perlu kita tampilkan di sana maka itu bisa menjadi daya tarik. Jadi saya senang bertugas di sini.(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
kisah
Kurniaman Telaumbanua
anak kepulauan
Mimpi
Pendeta
Kakanwil Kemenkum Sulut
Digital Activity
Sulut
Sulawesi Utara
2 Utusan Sulut ke Ajang Miss Teenager Indonesia 2025 Siap Bertarung di Jakarta |
![]() |
---|
Sentra Medika Hospital Pelopori Wisata Medis dan Budaya di Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Luwansa Hotel Manado Hadirkan Acara Menarik, Kitchen Takeover by Chef Mapex dan Bar Tab |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: Mangiring Sinaga Ingatkan Masyarakat Sulawesi Utara Bahaya Bekerja di Kamboja |
![]() |
---|
BPJS Kesehatan Online Dekatkan Layanan Kesehatan bagi Masyarakat Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.