Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Petani Nilam di Sulut

Cerita Petani Nilam di Kotamobagu Sulut, Buktikan Peluang Ekonomi yang Menjanjikan

Dengan menanam 500 bibit nilam di lahannya yang tidak terlalu luas, Tyo berusaha membuktikan bahwa bertani nilam bisa menjadi peluang ekonomi

Tribun Manado/Diki Gobel
Aktivitas Petani Nilam di Kotamobagu, Tyo Paputungan 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Di sebuah kebun kecil di Kelurahan Pobundayan, Kotamobagu, Tyo Paputungan, seorang petani muda, menaruh harapan besar pada tanaman nilam.

Dengan menanam 500 bibit nilam di lahannya yang tidak terlalu luas, Tyo berusaha membuktikan bahwa bertani nilam bisa menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan.

"Perawatan tidak ribet. Hanya dibersihkan rumput saja dan diberikan pupuk," kata Tyo saat dijumpai Tribunmanado.co.id di kebunnya, Rabu (15/1/2025)

Baca juga: Harga Fantastis, Begini Proses Penyulingan Minyak Nilam di Bolmong Sulawesi Utara

Nilam, tanaman yang dikenal sebagai bahan baku utama minyak atsiri, memang kian diminati.

Harganya yang terus berfluktuasi, dengan angka terkini mencapai Rp1.850.000 per kilogram, menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani seperti Tyo.

“Beberapa bulan lalu sempat tembus 2 jutaan, kemudian turun 1,4 juta, dan sekarang sudah 1,8 juta,” ucapnya.

Meski terlihat sederhana, perawatan nilam tetap membutuhkan ketelatenan.

Tyo kemudian membagikan beberapa tips yang ia gunakan agar tanamannya tumbuh sehat dan menghasilkan minyak berkualitas tinggi.

“Selain membersihkan rumput, saya rutin melakukan penyemprotan hama. Intinya, tanaman harus dirawat dengan baik, jangan sampai terkena penyakit. Kelemahan nilam memang rentan terhadap hama dan penyakit,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pemupukan menjadi kunci penting dalam merawat nilam

“Baiknya dipupuk dari usia satu hingga empat bulan. Dua bulan terakhir tidak perlu, supaya tanaman siap panen dalam kondisi terbaik,” tutur Tyo.

Tyo kini tengah menunggu masa panen, yang diperkirakan tiga bulan lagi. Ia optimis hasil panennya ini akan memberikan keuntungan yang cukup besar, mengingat harga minyak nilam yang saat ini sedang stabil di angka tinggi.

Bagi Tyo, nilam bukan sekadar tanaman, melainkan sesuatu yang menjanjikan.

Di tengah kesibukannya merawat kebun kecil di Pobundayan, ia berharap tanaman nilam dapat menjadi inspirasi bagi petani muda lainnya di Kotamobagu.

“Bertani nilam itu pilihan yang menarik. Dengan perawatan yang tidak terlalu sulit, hasilnya bisa sangat menjanjikan,” kata Tyo.

Tanaman nilam tidak hanya memberikan wangi alami, tetapi juga harapan bagi para petani yang ingin mengubah hidup mereka melalui bercocok tanam.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved