Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Kisah Saiful Nohono Kusir Bendi Asal Manado, Tetap Raup Untung di Tengah Gempuran Tranportasi Modern

Kehadiran bendi atau kereta kuda kendaraan tradisional di Kota Manado memang bisa dibilang dapat dihitung dengan jari

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Ferdi Guhuhuku
Saiful Nohono Kusir Bendi Asal Manado. 

TIRBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kehadiran bendi atau kereta kuda kendaraan tradisional di Kota Manado memang bisa dibilang dapat dihitung dengan jari.

Namun, alat transportasi pertama di kota Manado ini masih menjadi pilihan beberapa masyarakat Kota Manado.

Hal terlihat masih ada beberapa kusir bendi di Manado yang tetap tekun di tengah gempuran transportasi modern mikro dan transportasi online.

Baca juga: Tradisi Bendi di Langowan Terancam Hilang, Kusir Tua Khawatir Kurangnya Minat Generasi Muda

Saiful Nohono salah satu kusir bendi mengaku tetap tekun menjalankan profesinya.

Keluar rumah pukul 07.00 Wita hingga pulang ke rumah pukul 17.00 Wita, pria umur 54 tahun bersukur dengan penghasilannya.

"Lumayan per hari bisa dapat Rp 200 ribu bahkan lebih kalau lagi ramai dan bagi saya itu untung sekali," ujar Saiful, Senin (16/12/2024).

Kata Saiful per hari bendinya bisa mengangkut 5-7 penumpang lokal maupun mancanegara.

Rata-rata per orang sekali naik bayar Rp10-20 ribu tergantung dari rute perjalanan dan permintaan penumpang.

"Cuma kita bisa dapat bayaran lebih bisa Rp100 ribu kalau dapat penumpang mancanegara yang berlibur ke Manado," jelasnya.

Ia mengungkapkan pekerjaan ini sudah ditekuni selama bertahun-tahun dan satu-satunya sumber penghasilan untuk menghidupi keluarganya.

"Semua pekerjaan mulai melaut, bawah mikro, kerja bagunan dan lain-lain sudah dicoba, namun yang bertahan tetap bendi.

Karena resikonya kecil dan mengurus kuda tidak susah, karena kuncinnya jaga kuda tidak sakit terus makanannya juga tidak susah didapatkan," ungkapnya.

Sebutnya, kusir bendi di Manado saat ini sudah tidak banyak karena yang lain telah beralih profesi.

"Pengemudi bendi di Manado tingal 4 orang dan salah satunya saya yang bertahan sampai saat ini," terangnya.

Dia menambahkan, pekerjaan ini tetap ditekuninya karena telah memiliki banyak penumpang tetap.

"Bersyukur karena sudah banyak langganan tetap yang selalu saya layani sehingga memilih tekuni mata pencaharian ini," pungkasnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved