Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Daging Babi

Pantas Harga Daging Babi di Sulut Masih Tinggi Meski Pemerintah Sudah Beli dari Luar, Ini Sebabnya

Ternyata harga daging babi Desember 2024 masih tinggi, capai Rp130 hingga Rp140 ribu per kilogram.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Alpen Martinus
Dokumentasi/HO
Ratusan babi didatangkan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey. Dari Bali ke Sulawesi Utara. Tiba di Sulut, Minggu (1/12/2024) dengan Kapal Intan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Sulawesi Utara sudah berusaha mendatangkan babi ke Sulawesi Utara.

Dikabarkan ratusan babi sudah tiba di Sulut sejak 1 Desember dari Bali.

Masyarakat dan pedagang sempat mengira harga daging babi akan turun.

Baca juga: Pemerintah Datangkan Babi ke Sulut, Pedagang: Bukan Subsidi Tetapi Bisnis Pengusaha

Namun sayang, itu tidak terjadi.

Bahkan harga daging babi jelang Natal malah melonjak.

Ternyata harga daging babi Desember 2024 masih tinggi, capai Rp130 hingga Rp140 ribu per kilogram.

Padahal sudah disuntik daging babi dari Bali.

Sebulan dua kali sejak pertengahan tahun ini.

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, menyebut alasan mengapa harga daging babi masih tinggi juga.

Itu didasarkan pada perhitungan indukan yang hamil.

"Kalau banyak stok yang masuk harga daging babi pasti turun. Namun, harga akan stabil di bulan Mei 2025 karena yang kita datangkan indukan yang hamil. Maka 3 bulan 3 minggu 3 hari babi itu akan beranak,” katanya beberapa waktu lalu.

Babi yang didatangkan diperkirakan beranak pada awal Desember 2024.

Bulan Januari anakan babi tersebut akan diberikan pemerintah ke masyarakat untuk diternakkan.

“Jadi bulan Mei 2025 harga baru stabil lagi karena stok sudah ada di masyarakat,” kata dia.

Dengan upaya kontinyu yang dilakukan, Olly memprediksi harga daging babi nanti stabil pada Mei 2025. 

Pemprov Sulut terus mendatangkan babi di Sulut.

Terakhir, awal Desember 2024. Sebanyak ratusan babi didatangkan untuk keperluan Natal dan Tahun Baru.

"Impor" babi terpaksa dilakukan untuk menekan inflasi babi di Sulut menyusul kurangnya stok setelah para peternak lumpuh dilanda virus ASF.

Informasi yang dihimpun tribunmanado.co.id, pengiriman babi tergolong intens sejak pertengahan tahun ini.

Setiap bulan dan sebulan dua kali. Babi yang didatangkan berupa anakan dan potong.

Karo Perekonomian Pemprov Sulut Reza Dotulung menuturkan, tujuan didatangkannya babi ke Sulut untuk menstabilkan harga babi yang melonjak.

"Ini untuk menekan harga daging babi di Sulut," kata dia Selasa (10/12/2024). 

Reza membantah jika disebut ada ketergantungan babi ke Bali. Sebut dia, pihaknya juga mendatangkan anakan babi.

"Ini juga untuk memberi semangat bagi peternak di Sulut, itu sesuai arahan pak Gubernur dan Wagub," katanya.

Kadistanak Sulut Nova Pangemanan menjelaskan tentang distribusi babi.

Menurut dia, babi yang didatangkan bukan bantuan pemerintah. 

"Itu milik pelaku usaha," katanya beberapa waktu lalu.

Ia enggan menjelaskan tentang pelaku usaha tersebut. 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved