Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Presiden Korea Selatan Yoon Umumkan Darurat Militer Hadapi Komunis Korut

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan darurat militer di negaranya.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Yoon telah mengumumkan darurat militer di negaranya menghadapi ancaman komunis Korea Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Seoul - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan darurat militer di negaranya.

Dalam pidato langsung yang tidak diumumkan, Yoon mengatakan langkah tersebut ditujukan untuk menjaga “Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara”.

Presiden juga menyebutnya sebagai “langkah yang tidak dapat dihindari” yang dimaksudkan untuk memastikan “kebebasan dan keselamatan rakyat serta menjamin keberlanjutan bangsa”

Sejak menjabat pada tahun 2022, Yoon telah berjuang untuk mendorong agendanya melawan parlemen yang dikuasai oposisi di negara tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi tanpa pemberitahuan kepada rakyat, presiden mengatakan bahwa deklarasi darurat militer diperlukan untuk melindungi negara.

“Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara … dengan ini saya nyatakan darurat darurat militer,” katanya.

“Tanpa memperhatikan mata pencaharian rakyat, partai oposisi telah melumpuhkan pemerintahan hanya demi pemakzulan, penyelidikan khusus, dan melindungi pemimpin mereka dari keadilan,” tambahnya.

Pengumuman yang mengejutkan itu muncul saat Partai Kekuatan Rakyat milik Yoon dan Partai Demokrat oposisi utama terus bertengkar mengenai RUU anggaran tahun depan.

Yoon menuduh anggota parlemen oposisi memotong “semua anggaran utama yang penting bagi fungsi inti negara, seperti memerangi kejahatan narkoba dan menjaga keamanan publik… mengubah negara menjadi surga narkoba dan negara dengan kekacauan keamanan publik.”

Ia kemudian menyebut oposisi, yang memegang mayoritas di parlemen beranggotakan 300 orang, sebagai "kekuatan anti-negara yang berniat menggulingkan rezim" dan menyebut keputusannya "tak terelakkan".

"Saya akan mengembalikan negara ke keadaan normal dengan menyingkirkan kekuatan anti-negara sesegera mungkin." (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved