Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peringati 1.000 Hari Invasi Rusia: Ukraina Janji Takkan Menyerah

Ukraina dan Rusia sama-sama menyatakan akan bertempur hingga meraih kemenangan saat menandai 1.000 hari perang.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Seorang prajurit dari Brigade Mekanik ke-24 melepaskan tembakan ke arah pasukan Rusia di dekat kota Chasiv Yar di wilayah Donetsk, Ukraina. Ukraina dan Rusia sama-sama menyatakan akan bertempur hingga meraih kemenangan saat menandai 1.000 hari perang. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Kyiv - Ukraina dan Rusia sama-sama menyatakan akan bertempur hingga meraih kemenangan saat menandai 1.000 hari perang.

Kyiv bersikeras pada hari Selasa 19 November bahwa mereka tidak akan pernah menyerah dalam mempertahankan diri dari invasi Moskow.

Kyiv memperingatkan bahwa dunia tidak boleh memberikan keringanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Kremlin membuat pernyataan serupa dan sekali lagi terlibat dalam ancaman nuklir.

“Ukraina tidak akan pernah tunduk kepada penjajah, dan militer Rusia akan dihukum karena melanggar hukum internasional,” demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar di Kyiv.

Dalam pernyataan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menyebut 1.000 hari sebagai “angka yang sangat besar”.

“Di satu sisi, ini membuktikan keberanian Ukraina dalam menghadapi agresi brutal Rusia. Di sisi lain, angka ini membuktikan kegagalan masyarakat internasional, termasuk dewan yang terhormat ini, untuk menghentikan perang agresi dan kekejaman,” katanya.

Di tengah antisipasi bahwa pemerintahan Amerika Serikat yang akan datang di bawah pimpinan Donald Trump dapat memulai perundingan damai dengan Putin tahun depan, Yevheniia Filipenko, duta besar Ukraina untuk PBB di Jenewa, memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters bahwa “Putin tidak menginginkan perdamaian”.

"Ia melihat upaya-upaya ini (untuk memulai perundingan) sebagai kelemahan. Dan yang kita butuhkan sekarang bukanlah kelemahan dan sikap tenang. Kita butuh kekuatan," katanya.

Sementara itu, Putin pada hari Selasa menyetujui pembaruan doktrin nuklir Rusia. Dokumen tersebut menyatakan bahwa Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir jika negara itu menjadi sasaran serangan rudal konvensional yang didukung oleh kekuatan nuklir.

Perubahan tersebut merupakan jawaban Kremlin terhadap laporan bahwa Presiden AS Joe Biden telah memutuskan untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang disediakan oleh Washington untuk menyerang jauh ke Rusia.

Juru bicara Putin kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow yakin akan kemenangan dalam apa yang disebutnya “operasi militer khusus” yang dilancarkannya pada Februari 2022 dengan invasi skala penuh ke negara tetangganya.

“Operasi militer terhadap Kyiv terus berlanjut dan akan selesai,” kata Dmitry Peskov kepada wartawan dikutip Al Jazeera.

Serangan Sumy

Saat peringatan suram itu berlalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melaporkan bahwa tujuh orang, termasuk seorang anak, telah tewas oleh serangan pesawat tak berawak semalam di wilayah timur laut Sumy yang berbatasan dengan wilayah Kursk Rusia.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved