Demonstrasi di Paris Jelang Laga Timnas Prancis vs Israel

Gairah atas perang Israel dengan kelompok teror Palestina Hamas di Gaza meningkat di Prancis, rumah bagi komunitas Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa. Laporan tentang tindakan antisemit meningkat sebesar 284 persen pada tahun 2023, menurut Komisi Hak Asasi Manusia Prancis pada bulan Juni, sementara tindakan anti-Muslim meningkat sekitar sepertiga.

Perang multifront yang sedang berlangsung ini dipicu ketika Hamas memimpin serangan dahsyat pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan mengakibatkan penculikan 251 orang ke Gaza.

Pejabat Israel mengatakan 10 orang terluka dalam kekerasan Kamis malam yang dilakukan oleh geng-geng Arab dan Muslim setempat terhadap penggemar sepak bola Maccabi Tel Aviv. Ratusan warga Israel lainnya berkerumun di hotel mereka selama berjam-jam, takut diserang. 

Banyak yang mengatakan bahwa pasukan keamanan Belanda tidak terlihat, karena para turis Israel disergap oleh geng-geng penyerang bertopeng yang meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan anti-Israel sementara mereka memburu, memukul, dan melecehkan mereka.

Aurélien Bernheïm, salah satu pendiri Gerakan Yahudi Prancis, kelompok pemuda Zionis sayap kanan, mengatakan sekitar 30 anggota organisasinya akan menghadiri pertandingan di Paris.

“Tetapi saya tidak akan menyembunyikannya, banyak dari anak muda ini takut pergi karena mereka membayangkan gambaran mengerikan dari Amsterdam,” katanya.

Walid Attalah, presiden Asosiasi Palestina di Ile de France, mengatakan pertandingan itu seharusnya dibatalkan.

“Rusia dilarang karena ada pendudukan di Ukraina, itu ilegal, ada kejahatan perang, tetapi Israel tidak pernah dikenai sanksi atas apa yang dilakukannya,” katanya.

Namun, beberapa pendukung mengabaikan kekhawatiran tersebut.

"Saya tidak khawatir," kata Yannick Vanhee, yang memimpin asosiasi pendukung Prancis di Dunkirk. "Pihak berwenang semakin meningkatkan keamanan dalam acara-acara ini." (Tribun)