Jemaat Prihatin Jika Steven Kandouw Mundur dari Pilgub Sulut Lantaran Bela GMIM, Minta Kapolda Bijak

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pernyataan mengejutkan Steven kandouw di Medsos soal GMIM cukup mengejutkan banyak orang. 

Pun saat ia menyatakan siap mundur dari Pilgub asalkan GMIM tak diobok-obok.

Hal tersebut mendapatkan beragam tanggapan, di antaranya dari Franklin Sinjal SH MH Ketua Penatua PKB Jemaat Bethesda.

Baca juga: Viral Video Pernyataan Steven Kandouw, Siap Mundur dari Pilgub Sulut Asalkan GMIM Tidak Diobok-obok

Sebagai warga GMIM tentu prihatin dan sangat disayangkan apabila pernyataan Pnt Steven kandouw bisa berani memupuskan impian sebagai calon gubernur hanya karena saat ini pemberian dana hibah akibat kebijakan pemerintah provinsi sulut memberikan bantuan kepada gereja gereja.

"Kita tahu bahwa saat ini Sulut membutuhkan pemimpin yang bersih berwibawa dan punya hati mau melakukan kebaikan dalam memimpin rakyat sulawesi utara," jelas Ketua PKB Wilayah Manado Selatan.

Kalau ajaran kristen dikatakan seseorang apabila beriman maka dia harus berbuat kebaikan dan melakukan kebenaran semasa hidup seperti Paulus katakan iman tanpa perbuatan sama dengan mati.

Leadership membutuhkan keberanian, keberanian harus punya pengetahuan, pengetahuan harus turun kehati di metraikan Kristus Tuhan seperti yang diajarkan Johanis calvin.

"Kami sebagai warga gereja melihat kader GMIM yang benar-benar hidup dalam ketaatan dan dalam koridor takut akan Tuhan adalah Pnt Steven Kandouw yang juga sebagai wakil ketua BPMS sinode GMIM yang menjadi kebanggaan jemaat karena selama kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur ODSK khususnya GMIM mendapat perhatian tersendiri selama masa kepemimpinan saat ini, hal ini tentu menjadi kebanggan kami sebagai warga gereja," katanya.

Mencermati kondisi situasional saat ini, maka sudah seharusnya sebagai warga gereja yang cinta damai untuk tidak terusik yang berlebihan akan langkah aparat penegak hukum yang melakukan tugas dan fungsi sebagai abdi negara dan mengayomi rakyatnya. 

"Tentu kami berharap sikap Kapolda akan profesioanl mencermati dan mengamati kondisi budaya rakyat Minahasa khususnya warga GMIM karena pak Kapolda juga selaku putra daerah berkewajiban selain menegakkan kedilan dan menegakkan hukum seadil adilnya, juga mempunyai tanggung jawab moral akan kehidupan rukun dan damai di dalam berjemaat dan bergereja," jelas Kepala Staf Panji Yosua Sinode GMIM.

Selama proses hukum yang sementara berjalan ia mendukung Kapolda dan jajaran untuk dapat secara terang benderang dan bisa dipertanggungjawabkan secara murni hukum tanpa ada sesuatu yang tendensius amat terlebih adanya intervensi di luar dari koridor dan ranah hukum.

Mengingat saat ini bangsa dan negara sedang masuk dalam perhelatan pesta demokrasi tidak terkecuali Provinsi Sulut.

"Maka sebagai warga gereja mari kita doakan dan menjadi pergumulan bersama jemaat agar supaya pihak Polda Sulut dapat menjalankan tugas secara arif, bijak, dan profesiaonal di bawah kepemimpinan Kapolda Royke Langie yang juga sebagai warga GMIM supaya dapat dijaga dan dilindungi kewibawaan organisasi GMIM," katanya.

Selama kurang lebih sejak GMIM berdiri di tanah Minahasa dan berumur, baru sekarang mendapat cobaan di mana para pendeta dan warga gereja dengan latar belakang jabatan diperiksa dalam hal pertanggungjawaban pengelolaan dana yang masuk di induk organisasi GMIM yakni BPMS.

"Kalaupun nanti ada oknum yang terbukti menyalah gunakan kewenangan maka kami mendukung pihak Polda untuk memberikan sanksi hukum tanpa melihat status dan latar belakang karen law enforcement harus ditegakakkan," uajrnya.