Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Iran Mengadu ke PBB: Israel Ancam Menyerang Situs Nuklir

Iran telah menulis surat kepada pengawas nuklir PBB untuk mengeluhkan ancaman Israel terhadap situs nuklirnya.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. Iran telah menulis surat kepada pengawas nuklir PBB untuk mengeluhkan ancaman Israel terhadap situs nuklirnya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Teheran - Iran telah menulis surat kepada pengawas nuklir PBB untuk mengeluhkan ancaman Israel terhadap situs nuklirnya, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei pada konferensi pers mingguan.

Israel telah bersumpah untuk menyerang Iran setelah Teheran menembakkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada tanggal 1 Oktober, yang menimbulkan spekulasi bahwa situs nuklir Iran dapat menjadi salah satu target potensial Israel.

“Ancaman untuk menyerang situs nuklir bertentangan dengan resolusi PBB dan dikutuk kami telah mengirim surat tentang hal itu kepada pengawas nuklir PBB,” kata Baghaei dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Secara terpisah, Baghaei mengatakan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi akan melakukan perjalanan ke Bahrain dan Kuwait.

Kabinet Keamanan

Kabinet keamanan tidak memberikan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant kewenangan untuk memutuskan waktu serangan terhadap Iran, seperti yang diharapkan, menurut Yedioth Ahronot.

Keduanya ingin memberikan lampu hijau bagi tanggapan Israel terhadap serangan rudal balistik Iran pada menit terakhir, seperti yang terjadi dalam serangan yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, menurut outlet tersebut.

Dikutip TOI, menurut Yedioth, para menteri menyatakan frustrasi atas respons lemah terhadap serangan pesawat nirawak di rumah Netanyahu minggu lalu, yang mereka yakini disetujui Iran.

Anggota badan keamanan menanggapi bahwa mereka hanya melaksanakan arahan dari tingkatan politik.

Menteri juga membahas masalah penyanderaan secara panjang lebar.

Mereka mendengar dari pejabat yang menangani negosiasi bahwa tuntutan Hamas tidak berubah setelah terbunuhnya pemimpin Yahya Sinwar, menurut Radio Angkatan Darat.

Namun hal itu mungkin berubah setelah munculnya pemimpin baru Hamas.

Pada saat yang sama, Ynet melaporkan bahwa ada beberapa optimisme pada pertemuan tersebut mengenai peluang kemajuan dalam kesepakatan penyanderaan, dan para menteri diberitahu bahwa Qatar akan memainkan peran yang lebih sentral untuk bergerak maju.

Radio Angkatan Darat juga melaporkan bahwa para menteri membahas cara untuk meneruskan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, mengingat adanya surat dari menteri luar negeri dan pertahanan AS yang memperingatkan adanya potensi gangguan pada beberapa transfer senjata jika lebih banyak bantuan tidak diizinkan masuk ke Gaza.

AS mendorong pengiriman ratusan truk lagi per hari, dan khawatir tentang undang-undang Israel yang akan melarang UNRWA beroperasi di Israel.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved