Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pendukung Menangis Tak Percaya Nasrallah Tewas, Rusia - Turki Kecam Israel

Kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tersebar di Beirut, para pendukung yang telah meninggalkan benteng kelompok itu tak percaya.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Perempuan Lebanon dan Palestina memegang foto pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah selama protes di Sidon, Lebanon, Minggu 29 September 2024. Rusia dan Turki kecam Israel atas tewasnya pemimpin Hizbullah itu. 

Rusia juga mengecam Israel atas pembunuhan Nasrallah, dengan pernyataan dari Kementerian Luar Negeri negara tersebut yang mengatakan bahwa Rusia “mengutuk keras pembunuhan politik terbaru yang dilakukan oleh Israel” dan “sekali lagi mendesak Israel untuk segera menghentikan aksi militer.”

Suriah pada hari Sabtu menyebut serangan udara yang menewaskan Nasrallah, salah satu pendukung utama Damaskus selama bertahun-tahun perang saudara, sebagai “agresi tercela.”

“Rakyat Suriah… tidak pernah melupakan sedikit pun posisi dukungan (Nasrallah),” pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah yang dikutip oleh kantor berita negara SANA menambahkan, sembari mengumumkan tiga hari berkabung resmi.

Hizbullah sejak 2013 secara terbuka mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar Assad dalam perang saudara di negaranya, yang pecah setelah penindasan protes anti-pemerintah.

Bersama Rusia, Iran yang mendukung Hizbullah telah membantu Assad merebut kembali wilayah yang hilang sebelumnya dalam perang saudara.

Sementara Damaskus mengutuk pembunuhan Nasrallah, di wilayah-wilayah di luar kendali pemerintah, sebagian orang merayakannya, termasuk di benteng pemberontak yang dikuasai jihadis Idlib.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Israel melakukan “genosida” di Lebanon, mengulangi tuduhan yang telah ia lontarkan ke negara itu secara berkala sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober.

“Lebanon dan rakyat Lebanon adalah target terbaru dari kebijakan genosida, pendudukan, dan invasi yang dilakukan oleh Israel sejak 7 Oktober,” tulis Erdogan pada X, tanpa secara langsung merujuk pada kematian Nasrallah.

"Tidak ada orang yang memiliki hati nurani yang dapat menerima, memaafkan atau membenarkan pembantaian seperti itu," imbuhnya, seraya menyerukan organisasi seperti Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghentikan upaya "tidak masuk akal" Israel untuk memperluas konflik di seluruh wilayah.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani juga mengutuk pembunuhan Nasrallah sebagai “kejahatan.”

Serangan hari Jumat terhadap basis Hezbollah di Beirut selatan yang menewaskan pemimpin kelompok yang didukung Iran itu merupakan "serangan memalukan" dan "kejahatan yang menunjukkan entitas Zionis telah melewati semua batas merah," kata Sudani dalam sebuah pernyataan, menyebut Nasrallah sebagai "seorang martir di jalan orang benar."

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel juga menanggapi pembunuhan tersebut, dengan menyebut pembunuhan tersebut sebagai “pembunuhan yang dilakukan secara pengecut” yang “secara serius mengancam perdamaian dan keamanan regional dan global, yang mana Israel bertanggung jawab penuh atas pembunuhan tersebut dengan keterlibatan Amerika Serikat” dalam sebuah posting di X.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga menyatakan solidaritasnya dengan Nasrallah dan Lebanon, dengan mengatakan, “Mereka ingin membenarkannya, tetapi untuk membunuhnya, mereka menyerang gedung-gedung, perumahan, dan membunuh ratusan orang. Ada istilah untuk ini: kejahatan.”

Sejak Israel meningkatkan serangan udaranya terhadap kelompok teror Hizbullah pada hari Senin, lebih dari 630 orang telah tewas di Lebanon dan lebih dari 2.000 orang terluka, menurut kementerian kesehatan negara itu.

Menurut pejabat kesehatan Lebanon, setidaknya seperempat dari mereka yang tewas adalah wanita dan anak-anak. Israel mengatakan bahwa banyak anggota Hizbullah termasuk di antara yang tewas. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved