Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemimpin Hamas Bertemu Mediator Qatar dan Mesir Bahas Kesepakatan Gaza

Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya bersumpah tidak akan menerima persyaratan baru untuk perjanjian gencatan senjata-penyanderaan.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya tidak akan menerima persyaratan baru untuk perjanjian gencatan senjata-penyanderaan.  

TRIBUNMANADO.CO.ID, Gaza - Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya tidak akan menerima persyaratan baru untuk perjanjian gencatan senjata-penyanderaan. 

Hamas mengatakan pada hari Kamis 12 September 2024, bahwa tim negosiasinya, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza.

Hamas mengatakan kelompok itu tetap berkomitmen untuk melaksanakan gencatan senjata berdasarkan usulan awal AS dan tidak akan menerima persyaratan baru dari pihak mana pun, yang tampaknya merujuk pada desakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar pasukan Israel mempertahankan posisi di Koridor Philadelphia di perbatasan Gaza-Mesir.

Pernyataan itu tidak menyebutkan tuntutan baru Hamas yang dilaporkan untuk membebaskan tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup sebagai imbalan atas kelompok sandera pertama yang meliputi wanita, anak-anak, orang sakit, dan orang tua.

Direktur CIA William Burns, yang juga kepala negosiator AS untuk Gaza, mengatakan pada hari Sabtu bahwa proposal gencatan senjata yang lebih rinci akan dibuat dalam beberapa hari ke depan.

Proposal awal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni menetapkan gencatan senjata tiga fase untuk mengakhiri perang yang dipicu oleh serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober dengan imbalan pembebasan sandera Israel.

Pembicaraan Al-Hayya dengan mediator Mesir dan Qatar terjadi beberapa saat setelah Al-Thani bertemu di Paris dengan keluarga sandera Israel, bersama dengan MK Persatuan Nasional Benny Gantz dan presiden Kongres Yahudi Dunia Ronald Lauder.

Perdana Menteri Qatar mengatakan kepada keluarga-keluarga bahwa Doha akan terus mengupayakan kesepakatan, menurut harian Haaretz.

"Mereka membahas kebutuhan kemanusiaan yang mendesak untuk memajukan kesepakatan penyanderaan, dan cara-cara untuk meningkatkan stabilitas regional," kata pernyataan dari kantor Gantz, sambil menekankan "baik rincian negosiasi maupun manajemen negosiasi tidak dibahas. Hanya tim resmi yang diberi wewenang oleh negara yang diizinkan untuk melakukannya."

Sementara itu, lembaga penyiaran publik Kan melaporkan bahwa Kairo yakin sikap Netanyahu terkait rute Philadelpi merupakan "manuver politik yang akan berlalu seiring waktu," mengutip sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Laporan itu menambahkan bahwa Mesir karena itu tidak mempertimbangkan tindakan drastis apa pun, meskipun marah terhadap Netanyahu.

Para mediator mengatakan bahwa pengerahan pasukan Israel di Koridor Philadelphia merupakan hambatan utama yang tersisa terhadap kesepakatan, bersama dengan masalah seputar pembebasan tahanan keamanan Palestina.

Yang lebih membahayakan proses ini adalah eksekusi enam sandera Israel oleh Hamas, kata seorang pejabat AS minggu lalu, menjelaskan bahwa mereka telah bernegosiasi berdasarkan daftar sandera yang telah menyusut.

Diperkirakan bahwa 97 dari 251 sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktober masih berada di Gaza, termasuk jenazah sedikitnya 33 orang yang dipastikan tewas oleh IDF.

Hamas membebaskan 105 warga sipil selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, dan empat sandera dibebaskan sebelum itu. 

Delapan sandera telah diselamatkan oleh pasukan dalam keadaan hidup, dan jenazah 37 sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga orang yang secara keliru dibunuh oleh militer saat mereka mencoba melarikan diri dari para penculiknya.

Hamas juga menahan dua warga sipil Israel yang memasuki Jalur Gaza pada tahun 2014 dan 2015, serta jenazah dua tentara IDF yang terbunuh pada tahun 2014. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved