Pilkada 2024
Swing Voters Penentu Pilkada Sulut: Cenderung ke Yulius - Elly atau Steven?
Peluang swing voters ke Yulius Selvanus - Victor Mailangkay, Elly Engelbert Lasut - Hanny Joost Pajouw dan Steven Kandouw - Alfred Denny Tuejeh.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Swing voters atau suara mengembang mencapai 36,4 persen, menurut temuan terbaru survei Pilkada Sulawesi Utara 2024.
Ke mana suara mengambang 36,4 persen atau setara 716.935 dari 1.969.603 daftar pemilih tetap Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan, kelompok swing voters punya kecenderungan terdistribusi relatif merata ke pasangan calon.
Artinya ada peluang suara mengambang ini ke tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Yulius Selvanus - Victor Mailangkay, Elly Engelbert Lasut - Hanny Joost Pajouw dan Steven Kandouw - Alfred Denny Tuejeh.
Temuan terbaru Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA yang baru dirilis ke publik menyebutkan suara mengambang di angka 36,4 persen.
Temuan ini mengonfirmasi ada 716.935 swing voters atau pemilih belum memutuskan pilihan dan ragu-ragu.
Mayoritas 63,6 persen atau 1.252.667 strong voters (sudah punya pilihan) pemilih baik Yulius - Victor, Elly - Hanny dan Steven - Denny.
Survei ini dilakukan sebelum pendaftaran pasangan calon ke KPU Sulut antara 27 - 29 Agustus 2024.
Karakter Swing Voters
Mengutip laman resmi Kominfo, swing voters merupakan pemilih gamang terhadap pilihan politik. Biasanya, hal ini dikarenakan swing voters adalah pemilih yang mengedepankan rasionalitas.
Sebagai contoh, seseorang yang pada pemilu sebelumnya mendukung partai X, tetapi pada pemilu mendatang dapat berubah mendukung partai Y.
Dalam praktiknya, swing voters akan melihat kualitas kandidat yang akan bertarung melalui program, visi misi, serta janji-janjinya dalam pemilu.
Dengan kata lain, swing voters menjadi kelompok yang sulit untuk diprediksi pilihannya karena mereka tidak memiliki fanatisme terhadap salah satu afiliasi politik.
Alasannya cukup bervariasi, mulai dari kebijakan yang diusulkan, fokus isu, hingga performa kandidat saat debat atau kontroversi yang muncul.
Muhtadi menjelaskan tingginya angka swing voters terjadi karena adanya perubahan dalam perilaku pemilih Indonesia.
Perubahan itu terkait perilaku pemilih Indonesia yang sebelumnya berbasis aliran ideologi partai politik menjadi berbasis pada figur individu. Identifikasi terhadap partai politik cenderung semakin menurun. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.