Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BBM Bersubsidi

Jawaban Pertamina Soal Isu Pertalite Tak Akan Lagi Dijual di SPBU 1 September 2024, Hoaks

Namun, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, dengan tegas membantah isu tersebut.

Editor: Alpen Martinus
fernando lumowa/tribun manado
Antrean kendaraan di SPBU COCO Jalan Pierre Tendean (Boulevard) Manado, Selasa (9/4/2024). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Rencana pemerintah untuk membatasi pengisian BBM bersubsidi rupanya segera diberlakukan.

Mereka sudah mengklasifikasikan jenis kendaraan yang sudah tak bisa lagi isi pertalite.

Mobil yang bisa mengisi BBM bersubsidi memiliki cc di bawah 1400.

Baca juga: Ini 31 Mobil yang Masih Bisa Isi Pertalite Jika Pembatasan Pengisian BBM Bersubsidi Diberlakukan

Namun aturan tersebut belum diberlakukan.

Kementerian ESDM beralasan, belum adanya sosialisasi maksimal.

Ada prosedur untuk melakukan pengisian BBM bersubsidi jika aturannya sudah berlaku.

Isu mengenai penghapusan bahan bakar Pertalite menjadi trending topic di Twitter, Jumat (30/8/2024).

Banyak warganet menyebarkan narasi bahwa Pertalite tidak akan lagi dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mulai 1 September 2024, yang memicu kekhawatiran publik.

Beberapa pihak bahkan menyatakan bahwa kebijakan ini akan semakin memberatkan masyarakat.

Namun, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, dengan tegas membantah isu tersebut.

"Masyarakat tidak perlu termakan berita hoaks. Pertalite akan terus kami salurkan sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah," ujar Heppy, Jumat (30/8/2024).

Heppy memastikan bahwa Pertalite akan tetap tersedia di 7.516 SPBU seluruh Indonesia, sesuai dengan penugasan dari pemerintah.

Pertalite dan bahan bakar bersubsidi lainnya akan terus disalurkan di titik-titik SPBU yang telah ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), terutama di SPBU yang berada di jalur transportasi umum dan mudah diakses oleh konsumen bahan bakar bersubsidi.

Menurut Heppy, aturan terkait penjualan Pertalite di SPBU yang sudah ditentukan ini bukan merupakan kebijakan baru, tetapi sudah lama berjalan.

Pertamina Patra Niaga juga memastikan bahwa kuota Pertalite dan Biosolar yang telah ditetapkan pemerintah akan mencukupi hingga akhir tahun.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, di setiap wilayah dipastikan tetap akan ada BBM subsidi, baik Biosolar maupun Pertalite," kata dia. 

Pembelian Pertalite dengan QR Code untuk Mobil

Sebagai upaya mendukung subsidi tepat sasaran, Pertamina Patra Niaga mulai melakukan pendataan pengguna BBM subsidi melalui pendaftaran QR code di situs resmi www.subsiditepat.mypertamina.id.

Pendaftaran ini khusus bagi kendaraan roda empat dan dilakukan secara bertahap di beberapa wilayah, seperti Jawa, Madura, Bali, Kepulauan Riau, dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta beberapa wilayah lainnya di Indonesia.

Tahap pertama pendaftaran ini ditargetkan selesai 100 persen pada akhir September 2024, dengan tahap kedua direncanakan paling cepat pada bulan Oktober-November 2024.

Saat ini, jumlah pendaftar yang telah terverifikasi dan memperoleh QR code untuk membeli Pertalite telah mencapai 3,9 juta pengguna.

Heppy mengimbau masyarakat pengguna Pertalite yang belum mendaftar untuk segera melakukannya.

Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran meliputi foto KTP, foto diri, foto STNK, foto kendaraan, dan dokumen KIR bagi kendaraan yang memerlukannya.

  • Foto Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  • Foto diri Foto Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tampak depan dan belakang
  • Foto kendaraan tampak keseluruhan
  • Foto kendaraan tampak depan nomor polisi Foto KIR (uji kendaraan bermotor) bagi kendaraan pengguna KIR.

"Bagi masyarakat pengguna Pertalite yang belum melakukan pendaftaran, diharapkan segera melakukannya untuk memastikan akses subsidi BBM yang tepat sasaran," imbau Heppy.

Informasi lebih lanjut mengenai program subsidi tepat Pertalite dapat diakses melalui situs https://subsiditepat.mypertamina.id atau dengan menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.

BBM RON 90 Pertalite

Sebelumnya mengutip Tribunnews.com, PT Pertamina (Persero) memiliki keingingan tak lagi menjual BBM RON 90 Pertalite.

Hal ini seperti yang diungkap Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.

Ia mengatakan, Pertamina pastinya harus terus berinovasi dan produk yang dijual ke masyarakat sejalan dengan peraturan pemerintah.

Pertamina memberikan janji untuk menghadirkan BBM RON 92 dengan harga yang sama seperti Pertalite.

"Kami sudah membuat kajian dan sudah bicarakan ke pemerintah (Kementerian ESDM)," buka Fadjar, Selasa (26/3/2024) malam.

"Nantinya Pertalite diganti dengan RON 92 dengan harga yang sama Rp10.000 per liter," sahutnya.

Kalau hal ini terlaksana, otomatis biaya yang digelontorkan Pertamina akan membengkak untuk membuat produk di atas RON 90.

Ditambah harga yang dijual ke pasar sama dengan harga Pertalite saat ini Rp10.000 per liter namun dalam oktan RON 92.

"Kami semangatnya kualitas dari BBM itu. Apalagi terkait lingkungan, karena isunya kan sekarang udara yang bersih. Jadi kami belum melihat itu (beban biaya)," ungkap Fadjar.

Tetapi Fadjar belum bisa  memastikan kapan keinginan Pertamina tersebut bisa terwujud.

Karena Pertalite sebagai jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) kewenangannya ada di pemerintah.

"Kami tunggu pemerintah dan belum tahu kapannya? Kalau disetujui nantinya akan dilakukan secara bertahap," jelasnya.

Keinginan tak lagi menjual Pertalite ke depan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No.P/20/menlhk/setjen/kum.1/3/2017 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.

Dalam Pasal 3 ayat 2 Peraturan Menteri LHK, disebutkan bahwa bahan bakar minyak jenis bensin minimal memiliki nilai oktan (RON) 91.

Apa itu Oktan?

Bilangan oktan, angka oktan, nomor oktan atau nilai oktan merupakan ukuran standar kemampuan bahan bakar untuk menahan kompresi dalam mesin pembakaran dalam tanpa terjadinya detonasi.

Semakin tinggi bilangan oktannya, semakin besar kompresi yang dapat ditahan bahan bakar tersebut sebelum berdetonasi

Bilangan oktan tidak berhubungan langsung dengan keluaran tenaga atau kandungan energi bahan bakar per satuan massa atau volume, namun hanya menunjukkan kemampuan bensin terhadap kompresi

Apakah bahan bakar beroktan lebih tinggi akan meningkatkan atau menurunkan kinerja mesin bergantung pada desain mesin?

Secara umum, bahan bakar dengan bilangan oktan lebih tinggi digunakan pada mesin bensin dengan kompresi lebih tinggi, yang dapat menghasilkan tenaga lebih tinggi untuk mesin tersebut.

Tenaga yang lebih tinggi tersebut berasal dari kompresi bahan bakar yang lebih tinggi berdasarkan desain mesin, dan bukan langsung dari bensin.

Sebaliknya, bahan bakar dengan oktan lebih rendah (tetapi dengan bilangan setana lebih tinggi) ideal untuk mesin diesel karena mesin diesel (juga disebut mesin pengapian kompresi) tidak mengompresi bahan bakarnya, melainkan hanya mengompresi udara lalu menginjeksikan bahan bakar ke udara yang dipanaskan melalui kompresi.

Mesin bensin mengandalkan pengapian udara dan bahan bakar yang dikompresi bersama sebagai campuran, yang dinyalakan menjelang akhir langkah kompresi oleh busi listrik. Oleh karena itu, kompresibilitas bahan bakar yang tinggi penting terutama untuk mesin bensin.

Penggunaan bensin dengan oktan lebih rendah dapat menyebabkan mesin mengalami ketukan (pra-pengapian).

Bilangan oktan bensin penerbangan sangatlah penting dalam menentukan performa mesin aero pada pesawat Perang Dunia II.

Bilangan oktan sendiri tidak hanya menentukan performa bensin, namun juga keserbagunaan bahan bakar dalam menangani berbagai kondisi pengoperasian yang ramping hingga kaya.

Apa itu RON?

Research Octane Number atau RON adalah nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research Octane Number (RON).

RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur.

Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan n-heptana.

Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88 persen kandungan bahan bakar itu adalah iso-oktana dan 12 persen nya n-heptana.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/tribuntimur.com)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved