Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Olimpiade Paris 2024

Polemik di Olimpiade Paris Terkait Petinju Transpria Bertanding di Nomor Wanita

Petinju Aljazair Imane Khelif dan Lin Yu-Ting dari Taiwan yang adalah transpuan, diizinkan IOC alias Komite Olimpiade Internasional untuk tampil.

|
Editor: Rizali Posumah
Tangkapan layar YouTube
Petinju Aljazair Imane Khelif. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Petinju dengan fisik pria dari Aljazair Imane Khelif dan Lin Yu-Ting dari Taiwan, diizinkan IOC alias Komite Olimpiade Internasional untuk tampil di nomor wanita. 

Keputusan IOC ini memicu polemik.

Menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keadilan dalam kompetisi dan potensi risiko keamanan bagi atlet lainnya.

IOC sendiri telah memberikan tanggapan secara resmi melalui juru bicara utamanya, Mark Adams.

IOC menegaskan bahwa semua atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024 telah memenuhi semua regulasi kompetisi dan medis yang berlaku.

Komentar IBA

Diketahui, Khelif didiskualifikasi oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) tahun 2023 lalu menjelang pertandingan medali emas di Kejuaraan Dunia Wanita karena kadar testosteron yang tinggi.

Sementara Lin Yu-Ting, juara dunia dua kali dari Taiwan, kehilangan medali perunggunya di New Delhi karena gagal dalam tes biokimia untuk kelayakan gender.

Asosiasi Tinju Dunia (IBA) memberikan komentar terkait keputusan IOC pada olimpiade kali ini. 

Mereka tetap pada pendirian bahwa Khelif dan juga petarung asal China Lin Yu-ting gagal tes dan mempunyai "keunggulan kompetitif di banding kompetitor wanita lain."

"Pada 24 Maret 2023, IBA mendiskualifikasi atlet Lin Yu-ting dan Imane Khelif dari Kejuaraan Tinju Dunia Wanita IBA New Delhi 2023," tulis pernyataan mereka.

 "Diskualifikasi ini merupakan hasil dari kegagalan mereka untuk memenuhi kriteria kelayakan untuk berpartisipasi dalam kompetisi wanita, sebagaimana yang ditetapkan dan dijabarkan dalam Peraturan IBA."

"Keputusan ini, yang diambil setelah peninjauan yang cermat, sangat penting dan diperlukan untuk menegakkan tingkat keadilan dan integritas tertinggi dari kompetisi ini."

IBA mengatakan bahwa keputusan telah diratifikasi oleh Dewan Direktur IBA pada 25 Maret 2023 dan Lin Yu-ting serta Imane Khelif tidak melancarkan banding terhadap keputusan tersebut kepada CAF, sehingga keputusan tersebut adalah mengikat secara hukum.

"Meskipun IBA tetap berkomitmen untuk memastikan keadilan kompetitif di semua event kami, kami menyatakan keprihatinan atas penerapan kriteria kelayakan yang tidak konsisten oleh organisasi olahraga lain, termasuk mereka yang mengawasi Olimpiade," tulis mereka menambahkan.

"Peraturan IOC yang berbeda dalam hal ini, di mana IBA tidak terlibat, menimbulkan pertanyaan serius tentang keadilan kompetitif dan keselamatan atlet."

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved