Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minsel Sulawesi Utara

Jeritan Hati Petani Cengkih Sulawesi Utara di Tengah Harga yang Anjlok: Tak Sebanding Biaya Produksi

Para petani cengkih di berbagai wilayah Sulut merasa cukup tertekan dengan harga jual cengkih yang jauh dari ekspektasi.

Tribunmanado.co.id/Petrick Sasauw
Petani Asal Minahasa Selatan, Karel Leler saat diwawancara Tribun Manado pada (Rabu, 24/7/2024) lalu 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sulawesi Utara (Sulut), dikenal sebagai daerah penghasil cengkih.

Tapi kini tengah menghadapi tantangan besar.

Para petani cengkih di berbagai wilayah Sulut merasa cukup tertekan dengan harga jual cengkih yang jauh dari ekspektasi.

Pantauan Sabtu, (27/7/2024) kemarin, harga cengkih terpantau hanya Rp 83 ribu per kilogram.

Angka yang cukup jauh dari harga normal yang biasanya berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 105 ribu per kilogram.

Karel Leler, seorang petani cengkih dari Minahasa Selatan, mengungkapkan kekecewaannya.

Petani Asal Minahasa Selatan, Karel Leler saat diwawancara Tribun Manado pada (Rabu, 24/7/2024) lalu
Petani Asal Minahasa Selatan, Karel Leler saat diwawancara Tribun Manado pada (Rabu, 24/7/2024) lalu (Tribunmanado.co.id/Petrick Sasauw)

"Kami cukup kecewa dengan harga saat ini," ujar Karel saat dihubungi oleh Tribunmanado.co.id via telepon pada Minggu, (28/7/2024).

Menurut Karel, harga jual yang rendah ini tidak sebanding dengan biaya produksi yang semakin meningkat.

Dia bercerita, para buruh yang memetik cengkih kini tidak lagi mau dibayar Rp 4 ribu per liter.

Melainkan meminta upah Rp 6 ribu per liter, itupun harga paling rendah.

"Selain itu, biaya untuk menyewa tenaga kerja yang menjemur cengkih juga mengalami kenaikan signifikan," katanya.

Saat ini, biaya sewa pekerja harian berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per hari.

Ditambah lagi dengan kewajiban menyediakan makan bagi para pekerja, petani juga yang tanggung.

"Biaya lainnya juga cukup besar, seperti terpal, karung, dan berbagai kebutuhan operasional lainnya," ungkap Karel.

Setiap hasil panen yang sudah bisa dijual, langsung dijual oleh para petani.

"Mau bayar buruh pakai apa kalau tidak jual dulu hasil yang ada," tambahnya.

Tak hanya biaya buruh, Karel juga menghadapi tantangan dalam biaya transportasi.

Dari Minahasa Selatan ke Kota Manado, biaya sewa kendaraan untuk mengangkut cengkih cukup besar.

Panen cengkih memang dilakukan secara bertahap setiap minggu.

Namun harga jual yang rendah saat ini sangat menyulitkan para petani.

Karel berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi yang mereka hadapi.

"Kami berharap pemerintah bisa perhatikan hal ini dan memberikan solusi atau kebijakan terkait masalah sekarang ini," tuturnya. (Pet)

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved