Renungan Harian Kristen
Pelita, Renungan P/KB GMIM 21 - 27 Juli 2024, Hiduplah Dalam Perdamaian dengan Semua Orang
Pelita adalah salah satu judul buku renungan untuk dibaca Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita adalah salah satu judul buku renungan untuk dibaca Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM.
Dalam renungan pelita ini menuliskan renungan sesuai dengan teks pembacaan GMIM dan teks perenungannya dikhususkan atau disusun untuk P/KB GMIM.
Renungan ini dipakai selama sepekan mulai 21 - 27 Juli 2024.
Pembacaan alkitab Roma 12:9-21.
Tema perenungan Hiduplah Dalam Perdamaian Dengan Semua Orang.
Sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,
Syalom (damai di hati). Puji Tuhan. Diberkatilah semua orang yang boleh menyatakan damai di hati, dan semoga benar-benar demikian: ada damai di hati kita.
Setidaknya damai yang kita ungkapkan adalah damai yang ingin kita miliki, dan damai untuk kita tebarkan.
Maka "berbahagialah atau diberkatilah orang-orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9).
Tema firman Tuhan yang kita sedang gumuli saat ini adalah "Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang."
Luar biasa rasul Paulus menguraikan anjuran bagaimana perilaku etis orang Kristen dalam masyarakat pluralistik di kota Roma, pusat kekaisaran Romawi.
Banyak penduduknya berasal dari Yunani dan orang-orang Romawi sendiri. Sementara para pendatang antara lain orang-orang Yahudi dari Palestina dan berbagai daerah.
Jemaat di Roma tidak didirikan oleh Paulus. Namun surat ini ditulis oleh Paulus sekitar tahun 56/57 Masehi di rumah Gayus, ketika ia berada selama tiga bulan di Akhaya (sepertinya di Korintus, kawasan Yunani) sebagaimana catatan Kisah Para Rasul 20:2-3; Roma 16:1, 22, 23: 1 Korintus 1:14).
Sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan!
Salah satu persoalan yang muncul seiring dengan pertumbuhan Kristen di Roma adalah mengenai sunat.
Orang Kristen Yahudi menuntut agar orang-orang Yunani dan semua orang non-Yahudi yang telah masuk menjadi Kristen harus disunat. Di pihak lain, orang Kristen non-Yahudi merasa tidak perlu disunat.
Sebab itu Paulus telah kemukakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Kristen), pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (1:16).
Paulus mau menekankan bahwa yang paling utama adalah orang Kristen harus hidup oleh iman (Bandingkan 1:17), bukan lagi bergantung pada sunat maupun hukum Taurat sebagai orang Yahudi.
Jemaat di Roma bertumbuh di tengah tekanan dan ancaman, baik dari luar maupun di dalam jemaat itu sendiri.
Realitas barn yang tak terelakkan adalah orang-orang non Yahudi telah masuk dan diterima sebagai umat Allah maka Paulus minta agar mereka mempersembahkan tubuh mereka sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Orang Kristen tak boleh lagi hidup serupa dengan dunia yang pernah mereka jalani dulu dengan cara-cara kafir, penyembah berhala dan sebagainya, tetapi kini mereka harus berubah oleh pembaruan budi sehingga mampu membedakan mana kehendak Allah (12:1-2).
Sahabat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan!
Pembaruan budi mencakup juga hal-hal yang bersifat etis. Paulus berbicara tentang keutuhan persekutuan jemaat (12:3-8).
Sekalipun jemaat terdiri dari berbagai anggota dengan memiliki berbagai karunia, hendaknya karunia-karunia itu dipakai untuk kebaikan bersama, demi pertumbuhan jemaat.
Konkretnya lagi supaya Jemaat terus mengalami pertumbuhan, jemaat harus hidup dalam kasih (agape). Tetapi kasih yang bukan berpura-pura, melainkan kasih yang sungguh-sungguh.
Sebagaimana diuraikan Paulus dalam perikop bacaan Roma 12:9-21. Paulus amat menekankan tentang hukum kasih sebagai kata kunci.
Bahkan menurutnya, orang yang melakukan kasih telah memenuhi semua hukum Taurat, sebab kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Bandingkan Roma 13:9,10).
Belajar dari nasihat Paulus maka perilaku dan tindakan etis yang wajib kita pahami dan praktekkan sebagai orang Kristen adalah sebagai berikut:
mengasihi haruslah dengan tulus ikhlas bukan berpura-pura baik atau munafik, membenci dan menghindari hal-hal yang jahat, mendahului dalam memberi hormat atau tidak gila hormat, rajin melayani Tuhan;
tidak bersungut-sungut dalam pelayanan, bersukacita dalam pengharapan, sabar menghadapi penderitaan, tekun berdoa, tergerak selalu untuk menopang pelayanan, suka menolong, mengucapkan berkat dan doa bagi orang yang menganiaya dan bukan mengutuk,
perhatian dan empati terhadap sesama dalam suka maupun duka, sehati sepikir dalam persekutuan rendah hati, jangan sombong dan egois, tidak merendahkan sesama tetapi justru menolong mereka yang direndahkan, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan sebab pembalasan adalah hak Allah, lakukan saja apa yang baik untuk semua orang, dan berupayalah untuk selalu berdamai dengan semua orang;
tidak menjadi provokator melainkan menjadi penyejuk, pendamai; anti kekerasan, berpikir dan bertindak bagaimana membalas kejahatan dengan kebaikan bukan sebaliknya, karena kebaikan dapat membuat malu orang yang berbuat jahat. Amin.
Pertanyaan untuk PA:
1. Jelaskan maksud dari kasih yang tulus dan kasih yang berpura-pura?
2. Berikan contoh bagaimana P/KB yang cinta damai dalam keluarga, jemaat dan masyarakat.
Sumber: Pelita edisi Juni-Juli 2024
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Renungan Harian Kristen Roma 13:1-7, Ketaatan Orang Merdeka |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Roma 12:9-21, Kasih Orang Merdeka |
![]() |
---|
Obor Pemuda GMIM, Renungan Selasa 26 Agustus 2025, 1 Tesalonika 5:14-15, Usahakanlah yang Baik |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Selasa 26 Agustus 2025, 1 Tesalonika 5:16, Bersukacitalah Senantiasa |
![]() |
---|
Obor Pemuda GMIM, Renungan Senin 25 Agustus 2025, 1 Tesalonika 5:12-13, Penghormatan yang Pantas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.