Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilkada Jakarta

Reaksi Anies soal Peluang Tanding Ulang dengan Ahok di Pilkada Jakarta 2024

Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berpeluang untuk kembali berhadapan pada Pilkada Jakarta.

Editor: Glendi Manengal
TribunManado
Peluang Tanding Ulang Anies vs Ahok di Pilkada Jakarta 2024 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui sosok yang bakal maju di Pilkada 2024 tengah menjadi perhatian.

Pilkada 2024 diketahui tak lama lagi bakal digelar.

Lantas nama-nama pada calon terus bermunculan.

Salah satu yang menjadi perhatian yakni Pilkada Jakarta 2024.

Dimana diketahui Anies Baswedan bakal kembali maju di Pilkada 2024.

Namun nama yang kini menjadi sorotan yakni Ahok yang dikabarkan berpeluang kembali maju.

Bahkan disebut-sebut peluang tanding ulang Ahok-Anies terus terdengar.

Terkait hal tersebut berikut ini respon dari Anies berserta parpol soal Pilkada Jakarta 2024.

Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berpeluang untuk kembali berhadapan pada Pilkada Jakarta.

Anies merespons hal tersebut dengan menyatakan bahwa Pilkada Jakarta bukan sekadar tentang siapa yang berada di panggung kontestasi.

"Proses pilkada ini adalah tentang warga Jakarta," tuturnya usai memperoleh dukungan maju Pilkada Jakarta dari Ormas Kebangkitan Jawa dan Pengacara (Bang Japar) di Jakarta, Sabtu (20/7/2024), dilansir WartaKotalive.com.

"Bukan tentang siapa yang berada di panggung. Ini yang harus jadi perhatian kami," jelas Anies.

Lebih lanjut, eks Rektor Universitas Paramadina itu menyinggung perekonomian warga Jakarta.

Ia menegaskan bahwa masyarakat membutuhkan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada mereka.

Oleh sebab itu, Anies menegaskan Pilkada Jakarta bukan tentang siapa calonnya, melainkan tentang kepentingan rakyat.

"Kami merasakan warung-warung, ojek, kemudian pedagang kaki lima, toko-toko semua sedang membutuhkan perhatian soal kebijakan perekonomian di sini."

"Itu yang jadi fokus. Jadi pilkada ini harus pilkada tentang rakyat, bukan pilkada tentang siapa yang berada di panggung saja," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, peluang tanding ulang antara Anies dan Ahok mengemuka setelah Litbang Kompas merilis hasil survei menjelang Pilkada Jakarta 2024.

Anies menempati urutan pertama dengan mengantongi elektabilitas sebesar 29.8 persen, sedangkan Ahok berada di posisi kedua mencatatkan elektabilitas 20.0 persen.

Adapun keduanya pernah berlaga pada Pilkada Jakarta 2017. Saat itu, pada putaran kedua, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Anies-Sandi memperoleh 57,96 persen suara, sedangkan Ahok-Djarot hanya mencatatkan 42,04 persen.

Ahok: Rematch dengan Anies Menarik

Sementara itu, Ahok menilai akan menarik apabila terjadi rematch antara dirinya melawan Anies di Pilkada Jakarta kali ini.

"Justru kalau bisa, bisa rematch dengan Pak Anies lebih menarik supaya mengukur sampai di mana bangsa ini setelah naik levelnya menuju Bhinneka Tunggal Ika," ujar Ahok dalam acara ROSI di Kompas TV, Kamis (18/7/2024).

Pada Pilkada 2017 silam sempat terjadi perpecahan antara pendukung Ahok dan Anies.

Namun, Ahok meyakini perpecahan serupa tidak akan kembali terjadi apabila dirinya melawan Anies pada Pilkada Jakarta 2024.

Mantan Gubernur Jakarta itu menyebut masyarakat saat ini sudah berubah dan berpikiran lebih maju.

"Maksud saya, kalau Anda mengatakan bahwa ini takut ribut, paling cocok, ya, rematch dong, untuk mengukur supaya apel dengan buah apel bandingnya," kata Ahok.

"Bukan soal PD (percaya diri) enggak PD, tapi demi bangsa ini menilai, kalau bisa ikut menarik menurut saya."

"Untuk mengukur apakah terjadi lagi demo besar, terjadi lagi pasang tulisan di mana-mana," sambungnya.

Kendati demikian, Ahok mengatakan peluang rematch tersebut cukup sulit untuk terwujud.

Mengingat saat ini, PDIP tidak dapat mengusung calon gubernur (cagub) Jakarta tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Ia menyinggung sisa partai yang belum menentukan jagoannya di Pilkada Jakarta.

Menurutnya, akan cukup sulit bagi PDIP untuk mengusungnya sebagai cagub.

"Gak akan terjadi pembelahan kok, tapi rematch kemungkinan susah karena sisa partai ini enggak mungkin, secara teori politik susah."

"Kalau Anda menuduh Jakarta akan seperti 2017 harus diulang dong, bukan berarti saya mau minta ulang supaya ulang berpecah lagi," tuturnya.

PDIP

Ahok telah memberikan isyarat bahwa bertanding ulang dengan Anies pada Pilkada Jakarta 2024 akan menjadi sesuatu yang menarik.

Terkait hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut pihaknya sedang melakukan kajian terhadap sejumlah nama untuk diusung di Pilkada Jakarta.

Selain Ahok, ada beberapa nama lain yang dikaji. Di antaranya Anies Baswedan, Bivitri Susanti, hingga Pramono Anung.

“Ya, Jakarta kita cermati masih sangat dinamis. Justru berbagai wacana yang muncul saat ini baik itu terkait dengan Pak Ahok, terkait dengan Pak Anies, termasuk kombinasi keduanya atau kemungkinan rivalitas di antara keduanya atau munculnya figur baru, seperti Pak Pramono Anung," kata Hasto saat ditemui di sela acara diskusi peringatan 28 tahun Kudatuli di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

"Kami juga mendapat informasi dari teman-teman civil society, Mbak Bivitri, misalnya, ada juga yang mengusungnya."

"Mbak Bivitri ini ketika menyandingkan film Dirty Vote itu di Jakarta itu yang nonton hampir 8 juta orang, itu bagian dari dinamika yang menyehatkan demokrasi,” sambung Hasto.

Menurutnya, PDIP terus membuka suatu ruang bagi hadirnya calon-calon pemimpin itu berdasarkan suara arus bawah partai.

“Muncul juga nama Mas Pramono Anung. Di Jawa Timur muncul nama ibu Tri Rismahirini, di Jawa Tengah muncul nama Pak Andika, ada Pak Hendi, ada yang mengatakan Pak Andika juga cocok di Jakarta. Ini semua masih dicermati oleh PDIP,” terangnya.

Hasto Kristiyanto juga mengatakan pihaknya menghargai langkah partai lain yang sudah mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta.

PKS

Juru Bicara (Jubir) PKS, Muhammad Iqbal, menyebut partainya menyambut baik siapa pun lawan yang bisa bertarung di Pilkada Jakarta.

"Kami dari PKS sebenarnya menyambut baik siapa pun yang itu bisa bertarung di Jakarta asal memenuhi syarat dan saja semakin banyak calon ini menunjukkan bahwa memang nanti warga Jakarta akan ada banyak pilihan," tutur Iqbal, Jumat (19/7/2024), dilansir Kompas TV.

Ia percaya diri Anies Baswedan selaku incumbent (petahana) mempunyai peluang besar untuk memenangkan Pilkada Jakarta.

Apalagi, kali ini PKS bakal menyandingkan Anies dengan Sohibul Iman untuk bersaing di Jakarta.

"Tapi kami melihat survei, memang Mas Anies adalah pilihan yang satu dan itu tentu saja beliau sebagai incumbent memiliki peluang yang lebih besar."

"Dan pada kali ini kami juga akan menyandingkan Mas Anies dengan Sohibul Iman atau disingkat pasangan AMAN ini bisa jadi akan menjadi lebih kuat dan kami optimis untuk bisa menang," terangnya.

Ia optimis, jika pada akhirnya Anies berduel dengan Ahok, mantan Rektor Universitas Paramadina itu akan meraih kemenangan.

"Betul, betul," ungkap Muhammad Iqbal.

NasDem

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, mengaku siap apabila Ahok maju Pilkada Jakarta.

"Ya, kita siap saja," papar Hermawi saat ditemui awak media usai mengunjungi Kantor DPP PKS, Kamis (18/7/2024).

Ia juga menyatakan pertarungan antara Anies vs Ahok pernah terjadi dan publik sudah mengetahui hasilnya.

Pada putaran kedua Pilkada Jakarta 2017, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Anies-Sandi memperoleh 57,96 persen suara, sedangkan Ahok-Djarot hanya mencatatkan 42,04 persen.

"Kan kita sudah pernah. Sudah pernah terjadi dan Anda semua sudah tau hasilnya," tutur Hermawi.

Lebih lanjut, Hermawi menyebut NasDem sudah menggodok tiga nama yang bisa diusung maju Pilkada Jakarta.

Ketiga nama tersebut adalah Anies Baswedan, Ahmad Sahroni, dan Wibi Andrino.

"Tapi kan kalau di Jakarta sudah kita jalan sedemikian jauh, sudah pleno antara DPW DKI Nasdem, dengan Bappilu Pusat, sudah ada tiga nama yang berproses, Anies Baswedan, Ahmad Sahroni dan Wibi," terangnya.

Namun, sampai saat ini, NasDem belum bisa memastikan siapa sosok yang akan didorong untuk Pilkada Jakarta.

Ia hanya menegaskan partainya mempunyai tenggat waktu untuk mengusung calon kepala daerah pada 31 Juli 2024 nanti.

"Nah, itu muter terus di sekitar itu, tapi yang mana (yang didukung), ya, saya belum bisa pastikan," ujarnya.

(Sumber Tribunnews)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved