Petani Minahasa Sulut Menjerit Harga Cengkih Turun Drastis, Jemur Sendiri Tak Gunakan Jasa Buruh

TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Ode Pondaa, warga Desa Rumengkor, Kecamatan Tombulu, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), menjemur sendiri cengkih yang dipanennya saat ditemui, Rabu 17 Juli 2024.

Obe menjemur cengkih yang dipanennya di Desa Maumbi Jalan Soekarno, Minahasa Utara, Sulut, agar lebih cepat kering.

Karena, kalau di desanya lebih lama untuk kering apalagi cuaca belum menentu.

Obe mengaku, menjemur cengkih hasil panennya sendiri karena harga saat ini sangat rendah.

"Sebelum panen harga cengkih Rp 138.000 per kilogram (Kg), setelah panen turun drastis menjadi Rp 108.000 terakhir kami menjual tinggal Rp 96.000 per kilo (kilogram)," ungkap Obe.

Obe berharap peran pemerintah Sulut agar bisa menaikan harga cengkih ini.

"Menurut saya pribadi, kalau hitung-hitungan dari ongkos perawatan hingga bayar buruh untuk panen minimal harga cengkih Rp 120 per kilo," sebutnya.

Karena bagi Obe, kalau harga di bawah itu pemilik cengkih merugi.

Dikatakannya, cengkih ini berbeda dengan tanaman bulanan.

Cengkih harus setiap tiga bulan dibersihkan dan panennya untung-untungan kalau setiap tahun, itupun tidak ful buahnya.

Kalau buah ful, biasanya empat tahun sekali panen.

"Panen cengkih terakhir tahun 2020, nanti ada panen sekarang tahun 2024, artinya empat tahun baru panen," sebutnya lagi.

Dirinya sangat berharap agar harga cengkih ini bisa naik, jangan ada yang mempermainkan harga.

(fis)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.