Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Advetorial

Ragam Etnis dan Budaya Internasional Bersatu di IICF UKSW 2024

Dalam sambutannya, ia menyampaikan IICF merupakan bagian dari perjalanan UKSW untuk menjadi World Class University (WCU) yang mengakar kuat.

Editor: Alpen Martinus
HO
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali dipenuhi warna-warni kekayaan budaya dalam acara bergengsi tahunan kampus, Indonesian International Culture Festival (IICF) 2024 

Tidak hanya itu, sajian keragaman budaya dalam bentuk penampilan lagu daerah, musik dan tarian, kuliner maupun aksesoris serta atribut daerah lainnya, menjadikan IICF sebagai wadah untuk merawat warisan budaya daerah yang mendukung SDG’s 11 Sustainable Cities and Communities dalam indikator merawat warisan budaya lokal, regional maupun budaya nasional.

Salah satunya yaitu bersama kelompok etnis PATOMEN: Parurukat Togat Mentawai. Berasal dari gugusan pulau jauh di daerah Sumatera Barat, Deesti Marnida Sakerebu selaku salah seorang anggota etnis, dengan bersemangat menceritakan sebagian dari budaya khas daerahnya seperti rumah tradisional bernama Uma, kuliner khas subbet yang berbahan dasar keladi, hingga aksesoris pakaian tradisional berbahan manik-manik berupa kalung bernama inu dan ikat kepala bernama luat.

Tidak kalah menarik perhatian, yaitu lukisan pada tubuh yang mendukung penampilan Deesti dalam busana khas daerahnya.

Ia menjelaskan bahwa lukisan tubuh tersebut menggambarkan budaya Tato Mentawai.

“Bentuk tato dapat menggambarkan capaian hasil buruan. Sedangkan bentuk lainnya yang umum digunakan, memiliki makna kesuburan yang dipercaya dapat menjaga diri dari roh-roh jahat,” terangnya.

Pada kelompok etnis lainnya, K’MPLANG: Komunitas Mahasiswa Perantauan Lampung di Kota Salatiga, mengajak pengunjung untuk mengenal permainan khas daerah Lampung.

Anggota etnis, Risky Eben Sitorus, memperkenalkan cara permainan pidak yang menggunakan buah karet.

Di mana jika dua buah karet yang kemudian ditumpuk dan dipukul berakhir pecah, maka bermakna kekalahan.

Selain kelompok etnis, IICF 2024 juga dimeriahkan dengan hadirnya stand eksternal yang diantaranya membawa kebudayaan internasional.

Bekerja sama dengan Direktorat Kerja Sama (DIKER) UKSW, dibuka stand kebudayaan Korea dan Jepang yang turut mendapat pendampingan langsung oleh warga negara asli masing-masing negara.

Selain itu juga terdapat stand Karawitan, SMP Kristen 2 Salatiga, Linnaaw, Pelangi Nusantara, dan Limitless Learning Center.

Lintas budaya

Antusiasme, kepuasan, dan kebahagiaan atas pelaksanaan Tour Budaya IICF 2024 dirasakan para peserta.

Tidak ketinggalan bagi Lisa Schneider, mahasiswa asal Jerman yang baru saja bergabung dalam Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) di UKSW tahun ini.

Ia mengapresiasi pihak kampus yang telah mengakomodasi mahasiswanya untuk merayakan keberagaman.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved